April, Minggu pertama.
Hari ini merupakan hari ujian bagi murid-murid. Mereka harus melakukan ujian untuk mendapatkan posisi ketua dan wakil kelas.
Banyak sekali murid-murid yang menginginkan posisi ini, sebab banyak sekali keuntungan ketika kau mendapatkan posisi ini.
"Tsuki, aku takut" kata Yuki dengan sangat gugup. Sebagai sahabat yang baik Tsuki pun membantu Yuki agar bisa rileks.
"Tenanglah, Yuki" kata Tsuki sambil menepuk-nepuk punggung Yuki pelan.
"Ada apa Yuki?" tanya Ito yang duduk disebelah Yuki.
"Akh, itu... Aku tidak siap menghadapi ujian" ujar Yuki wajahnya sudah sangat pucat.
"Semangatlah, kau hanya cukup rileks" kata Ito menyemangati.
"Ah, i-iya.. Makasih" kata Yuki sambil tersenyum paksa. Bagaimanapun juga Yuki sudah yakin dirinya akan gagal dalam ujian ini, tapi dia ingin sekali menjadi ketua kelas.
Sejak SMP Yuki tidak pernah diberi kesempatan untuk menjadi ketua kelas, selain kurang pintar ia juga telmi.
"Bagaimana denganmu, Tsuki?" tanya Ito dari tempat duduknya.
"Akh, aku sudah belajar. Memang sedikit sulit ketika aku membaca materinya, jadi aku tidak begitu yakin dengan nilai ujianku nanti" ujar Tsuki dengan nada menyerah.
Kemarin, Sensei¹ telah memberikan materi yang akan diujikan, begitu Tsuki mempelajarinya ternyata cukup rumit.
"Aku juga tidak begitu yakin dengan nilai ujianku nanti" kata Otsuka yang rupanya duduk didepan Tsuki.
"Eh, Otsuka. A-aku tidak tahu kalau kau duduk didepanku" ujar Tsuki terkejut.
"Eh, kita sudah seminggu loh disekolah. Masa kau belum hafal juga?" kata Otsuka sambil cemberut karena kecewa.
"Ah, ma-maaf... Aku harusnya menghafal nama dan tempat duduk anak-anak sekelas" kata Tsuki menyesal. Ini kedua kalinya dia membuat Otsuka kecewa.
Tsuki memang sejak dulu tidak pernah memperhatikan lingkungan tempatnya belajar, sehingga sering kali lupa dengan nama teman-temannya.
Mungkin jika dia menjadi ketua kelas nanti dia bisa berkewajiban menghafal nama dan posisi tempat duduk teman-teman sekelasnya.
Teng... Teng... Teng...
Bel sekolah berbunyi dengan nyaring, menandakan ujian akan dimulai. Semua murid didalam kelas mulai sibuk mengingat-ingat kembali rumus atau materi yang ada didalam buku.
Beberapa anak lainnya mulai pasrah dengan apa yang akan terjadi pada nilai ujian mereka - Yuki salah satunya.
"Ya ampun, aku deg-degan" gumam Tsuki. Seperti anak-anak yang lain, didalam hatinya dia merasa takut dan didalam pikirannya berputar-putar rumus dan materi yang dari kemarin ia pelajari.
Pintu kelas terbuka, Sensei pun masuk kedalam dengan tangan penuh membawa kertas ujian, Anak-anak semakin panik.
"Selamat pagi anak-anak" sapa Sensei.
"Selamat pagi, Sensei" seru anak-anak kelas.
"Nah, anak-anak. Seperti yang Ibu katakan kemarin, hari ini kita akan melakukan ujian untuk mendapatkan ketua kelas. Ibu harap kalian sudah belajar" ujar Sensei sambil tersenyum lembut.
"Waktu mengerjakan ujian adalah 1 setengah jam, jadi kalian harus mengerjakannya sebaik mungkin" ujar Sensei lagi.
Setelah mengatakan itu, Sensei mulai membagikan lembar kertas ujian kepada anak-anak. Ujian itu mengenai Matematika, Inggris, Bahasa Jepang, dan Ilmu Pengetahuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daisuki (The End)
Romance"kita bertemu dimusim semi layaknya namamu dan berpisah dimusim dingin layaknya namaku" . . . . Mohon untuk tidak mengcopy/menjiplak sebagian atau seluruh cerita ini, karena cerita ini sepenuhnya hasil imajinasi saya. Terima kasih ~ ©Copy right by F...