September, Tahun Ketiga.
Hari ini festival olahraga dimulai, semua anak-anak masih mencuri-curi waktu untuk berlatih.
"Daichi, akhirnya kau tiba juga" ujar Otsuka lega begitu melihat Daichi telah tiba.
"Hm..." jawabnya singkat, ia langsung duduk dikursinya.
"Tumben kau telat? Apa terjadi sesuatu?" tanya Otsuka lagi.
"Tidak" jawab Daichi singkat seperti biasanya.
Beberapa saat kemudian, Hana masuk kedalam kelas dengan kantong dikedua tangannya.
"Teman-teman. Bajunya sudah tiba" seru Hana seraya menunjukan kantong yang berisi baju olahraga bertuliskan nama mereka masing-masing.
"Benarkah? Bagaimana hasilnya?" tanya Karin yang langsung berlari mendekati Hana.
"Sempurna. Seperti yang kita bayangkan" jawab Hana cepat.
Lima hari yang lalu, semua anak-anak sekelas sepakat untuk memesan kaos olahraga untuk kelas mereka. Semua anak-anak mulai mencoba kaos olahraga tersebut.
"Wah, pas" ujar Yuki seraya menatap kaos tersebut yang sudah tepasang ditubuhnya.
"Iya, menurutku ini sangat bagus" timpal Tsuki.
"Tsuki, bagaimana menurutmu?" tanya Otsuka yang kini juga sudah memakai kaosnya.
"Bagus" jawab Tsuki. Menurutnya, Otsuka tetap terlihat tampan dimatanya, tidak peduli jika ia memakai pakaian apapun.
Tsuki melirik kearah Daichi yang masih tidur dimejanya. Karena merasa ada yang aneh, Tsuki putuskan untuk memberitahu Otsuka.
"O-Otsuka, ada apa dengan Daichi? Apa dia baik-baik saja?" tanya Tsuki bingung.
"Baik kok, lagi pula tidur dikelas sudah menjadi ciri khasnya" jawab Otsuka sambil nyengir.
"Ah, benar juga" ujar Tsuki, tapi entah kenapa dia merasa ada yang aneh.
'Kenapa ya?' batin Tsuki.
.
.
.
.
.
.
.
.
Ini sudah waktunya tim voli putri bermain, namun karena buruknya permainan Tsuki dan Yuki sering kali membuat Hana kesal."Aduh, buruk banget sih permainan kalian" seru Hana ketika mereka selesai bertanding.
"Maaf..." ucap Tsuki menyesal.
"Tapi untungnya kita masih bisa mendapat juara tiga ya" ujar Karin.
Karena buruknya permainan Tsuki dan Yuki membuat kelas mereka hanya bisa mendapatkan juara tiga.
"Sebentar lagi perlombaan basket putra kan?" tanya Hana, wajahnya tiba-tiba memerah.
"Iya, lima menit lagi" jawab Karin.
"Hana sepertinya sangat senang melihat perlombaan basket putra. Memang kenapa?" tanya Yuki sambil tersenyum jahil.
"Jangan sok bodoh, kau kan sudah tahu" jawab Hana dengan semburat merah dipipinya.
Tsuki hanya bisa diam mendengar pembicaraan Hana dan Yuki - dia tidak paham.
"Hehe... Bagaimana denganmu Karin? Kau juga akan mendukung Kenzo kan?" tanya Yuki.
"Sudah pasti, diakan pacarku" jawab Karin dengan wajah memerah.
"Tapi, kenapa kau menerima Kenzo?" tanya Yuki dengan wajah ingin tahu.
"Eh? Maksudmu?" tanya Karin.
"Iya, soalnya Yuki jarang banget lihat Karin deket sama Kenzo. Tapi kenapa bisa sampai pacaran?" tanya Yuki
KAMU SEDANG MEMBACA
Daisuki (The End)
Romance"kita bertemu dimusim semi layaknya namamu dan berpisah dimusim dingin layaknya namaku" . . . . Mohon untuk tidak mengcopy/menjiplak sebagian atau seluruh cerita ini, karena cerita ini sepenuhnya hasil imajinasi saya. Terima kasih ~ ©Copy right by F...