Who?

24 3 1
                                    

Tsuki masih terdiam dibalik semak-semak. Dadanya terasa sesak, lagi-lagi perasaan sedih datang begitu saja memenuhi dadanya, 'Tidak... Aku tidak ingin mendengar nama orang itu' batin Tsuki seraya menutup telinganya dengan kedua tangannya.

Dia tidak mau mendengar nama orang yang disukai Otsuka, dia tidak mau kehilangan orang yang ia cintai - lagi, 'Sudah cukup aku kehilangan Ito, Aku tidak mau kehilangan dia' batin Tsuki, air mata mengalir tiba-tiba.

'Maaf... Rupanya, aku memang mencintai Otsuka' batin Tsuki lagi.

Dia tidak mau mendengar percakapan ini lagi, dengan perlahan dia berusaha menjauh dari semak-semak. Namun, dia tidak sengaja menginjak ranting menimbulkan suara yang terdengar ketelinga mereka berdua.

"Apa itu?" tanya Otsuka lalu berjalan mendekati sumber suara.

'Ya ampun, apa yang harus aku katakan?' batin Tsuki panik.

"Tsuki, Ada apa?" tanya Otsuka kaget.

'Tidak... Tenang saja, anggap saja kau tidak mendengar yang tadi' batin Tsuki.

"Akh, O-Otsuka... Aku mencarimu" jawab Tsuki berusaha tersenyum seperti biasa.

"Kenapa memangnya?" tanya Otsuka.

"Aku pikir, terjadi sesuatu pada kalian berdua. Soalnya kalian belum juga kembali" jawab Tsuki.

"Oh my god. Aku lupa waktu, maaf ya Tsuki" kata Otsuka.

"Tidak apa-apa" jawab Tsuki.

Mereka akhirnya keluar dari hutan dengan membawa kayu bakar, Daichi dan Otsuka masih terlihat seperti biasa, namun berbeda dengan Tsuki yang kini mulai terbebani rasa penasaran dan takut.

'Aku takut orang yang aku sukai pergi lagi dariku...' batin Tsuki.
.
.
.
.
.
.
.
.
Karena tidak mau teringat percakapan tadi, Tsuki memutuskan untuk memasak.

"Calon istri idaman" ujar Kenzo pada Higata.

"Betul banget" kata Higata mengiyakan ucapan Kenzo.

"Oi, jangan ngelihatin cewek orang terus" sela Otsuka yang sedang memainkan gitarnya.

Tsuki menatap wajah Otsuka, lagi-lagi perasaan sesak memenuhi dadanya, 'Tenanglah... Anggap saja kau tidak pernah mendengar apapun, Tsuki' batin Tsuki.

"Kyaa..." pekik Tsuki, dia terkejut melihat Daichi ada dibelakangnya.

"Kenapa?" tanya Daichi tanpa ekspresi.

"Ah, i-itu..." Tsuki terdiam, dia tidak ingin mengatakan sesuatu yang ada dipikirannya saat ini pada Daichi.

"Kalau alasan itu pribadi, kau tidak perlu menjawabnya" kata Daichi lalu mengambil beberapa kentang untuk dikupas.

"Daichi duduk saja" pinta Tsuki, dia juga tidak tenang jika Daichi berada disebelahnya.

"Tak apa, aku bisa memasak" ujar Daichi sambil mulai mengupas kentang.

"Bu-bukan begitu..." Tsuki terdiam, dia menundukan kepalanya. Dia sendiri bingung dengan apa yang terjadi pada dirinya.

'Ada apa denganku? Bukannya aku mencintai Otsuka? Kenapa aku juga berdebar-debar ketika melihat Daichi?' batin Tsuki kebingungan.

"Ini mau direbus atau digoreng?" tanya Daichi sambil menyodorkan kentang yang telah dikupasnya.

"Akh, iya... Itu direbus saja" jawab Tsuki.

Otsuka melirik kearah Tsuki yang tengah merebus kentang, 'Ada apa dengannya? Rasanya dia agak berbeda' batin Otsuka.

Dengan perlahan dia beranjak dari duduknya, dia berjalan mendekati Tsuki dan Daichi yang tengah memasak.

Daisuki (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang