Gedung basket dipenuhi suara sorakan dan semangat dari para murid dikarenakan para siswa tengah bermain basket untuk memenangkan kejuaran festival sekolah.
"ITO, SEMANGAT" seru Hana menyemangati Ito yang tengah bermain basket.
"OTSUKAA... FIGHTING" kali ini seruan semangat keluar dari bibir Yuki.
Wajah Yuki benar-benar terlihat antusias begitu melihat Otsuka tengah membawa bola basket untuk dimasukan ke dalam ring, hanya saja bola itu tidak berhasil masuk sebab tim lawan terus menerus menghalangi jalan Otsuka.
"KENZO, KAU HARUS MEMENANGKAN PERTANDINGAN INI" seru Karin dengan pipi yang merona merah, ini pertama kalinya dia memberikan semangat untuk kekasihnya.
Karena pertandingan semakin sengit, semua murid semakin geram bahkan tidak hanya murid SMA yang ada didalam gedung basket ini, melainkan murid SMP juga ikut menonton pertandingan.
Berbeda dengan ketiga teman-temannya, Tsuki justru sedang dilanda rasa bimbang karena bingung harus memilih untuk menyemangati Daichi atau Otsuka.
'Huft, sebenarnya siapa sih yang yang ingin ku semangati' batin Tsuki.
Namun disisi kirinya ia bisa melihat kerumunan siswi SMP tengah berbincang mengenai kehebatan tim basket SMA.
"Ih, kakak yang rambutnya hitam itu jago banget" ujar siswi SMP yang kini tengah menunjuk-nunjuk kearah Daichi.
"Nggak ah, menurut aku kakak itu yang keren" seru siswi lainnya sambil menunjuk kearah Otsuka.
'Jika mereka yang baru saja ketemu sudah galau, apa lagi aku?' batin Tsuki lesu.
Dia terus memperhatikan perlombaan itu, sesekali jantungnya berdebar ketika ia tak sengaja menatap Daichi dan Otsuka.
Beberapa menit kemudian peluit berbunyi menandakan waktu istirahat untuk para pemain. Begitu para pemain istirahat, Otsuka langsung melirik kearah Tsuki, ia kemudian meneriakan sesuatu sambil nyengir.
"TSUKI, DUKUNG AKU YA" seru Otsuka dengan disusul cengiran khasnya.
"Iya" jawab Tsuki sambil tersenyum, yang bisa ia lakukan saat ini adalah mendukung semua teman-temannya, termasuk Otsuka, orang yang ia sayangi.
Mata Tsuki tiba-tiba terfokus kearah Daichi yang tengah terduduk diam disalah satu kursi yang memang sudah disediakan. Namun bukan itu yang membuat Tsuki terus-menerus menatap Daichi, ia merasa ada yang aneh semejak Daichi datang kesekolah pagi ini.
'Wajahnya pucat' batin Tsuki. Ia terus memperhatikan Daichi yang tengah berbincang dengan Otsuka. Sesekali Tsuki melihat Daichi menggelengkan kepalanya lemah.
'Apa dia sedang sakit?' batin Tsuki yang mulai khawatir.
"Tsuki, ekspresi wajah Daichi kelihatan aneh ya?" tanya Yuki sambil menepuk pundak Tsuki, membuat ia terbangun dari lamunannya.
"Ma-maksudmu... Dia..." gumam Tsuki, dia takut jika yang dia pikirkan juga sama dengan apa yang ada dipikiran Yuki.
Yuki hanya mengangguk, seolah dia tahu kalau apa yang ada didalam pikiran Tsuki sama dengan pikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daisuki (The End)
Romance"kita bertemu dimusim semi layaknya namamu dan berpisah dimusim dingin layaknya namaku" . . . . Mohon untuk tidak mengcopy/menjiplak sebagian atau seluruh cerita ini, karena cerita ini sepenuhnya hasil imajinasi saya. Terima kasih ~ ©Copy right by F...