Febuari, Tahun Ketiga.
Bulan ini adalah saat-saat yang menegangkan bagi Tsuki dan kawan-kawan, sebab hasil ujian matrikulasi akan diumumkan hari ini.
Setelah semua ujian yang mereka hadapi bersama-sama, serta setumpuk tugas yang terus menerus bertambah, mereka akhirnya bisa sampai dititik ini.
"Ya ampun, aku tidak menyangka hasilnya akan keluar hari ini" ujar Otsuka sambil menatap Tsuki.
"Iya, aku tak pernah membayangkan bisa sampai disini" kata Tsuki.
"Aku yakin kita akan satu kampus kok" ujar Otsuka seraya mengelus kepala Tsuki dengan sangat lembut.
"Oh, iya. Tapi... Apakah akan tetap sama seperti ini?" tanya Tsuki sambil menangis.
"Tsuki... Tenang saja, apapun yang terjadi aku akan selalu disampingmu dan akan terus bersamamu. Aku akan selalu seperti ini, sekarang, besok dan selamanya" kata Otsuka sambil memeluk Tsuki dengan sangat erat.
"Janji ya..." ujar Tsuki diantara isak tangisnya.
"Aku janji" kata Otsuka seraya mengecup puncak kepala Tsuki dengan sangat lembut.
'Aku tidak mau ini menjadi akhir dari segalanya' batin Tsuki.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Semua murid saat ini tengah berdiri disebuah papan pengumuman, mencari tahu hasil ujian mereka."Peringkat satu diisi nama Daichi dan Tsuki" seru anak-anak kagum.
"Gila, hebat banget" ujar yang lainnya.
Karin yang mengetahui hasil ujian sudah keluar segera berlari menuju kelas untuk memanggil teman-temannya "Teman-teman hasil ujian matrikulasi sudah keluar" seru Karin.
Semua anak yang mendengar seruan Karin langsung berlari menuju papan pengumuman, begitupun Tsuki serta kawan-kawannya.
Mereka menuruni anak tangga, dan melewati lautan murid yang tengah berdiri didepan papan pengumuman sekolah.
"Tsuki, kita diterima" kata Otsuka seraya menunjuk kesalah satu kertas yang telah terpasang dipapan pengumuman.
Tsuki membaca kertas tersebut yang bertuliskan 'Selamat kepada para murid yang namanya tercantum dibawah ini'.
"Namamu ada diperingkat satu dalam ujian masuk" seru Otsuka.
"Otsuka, kau diperingkat dua dalam ujian masuk" kata Tsuki dengan wajah bahagia.
Dia menatap daftar nama-nama yang masuk ke Universitas, namun tidak hanya namanya yang ada diposisi satu melainkan Daichi yang juga ada diperingkat satu. Diperingkat kedua ada nama Otsuka lalu disusul dengan nama Ito, lalu Hana, Karin, Higata, dan Kenzo kemudian disusul Yuki yang berada diperingkat 10.
"Yuki, kau juga diterima" seru Tsuki pada Yuki.
"Benarkah?" tanya Yuki setengah tidak percaya.
"Iya, selamat" jawab Tsuki.
"Kalau begitu, mohon kerja samanya lagi untuk kedepannya, Tsuki" kata Yuki.
"Iya..." ujar Tsuki.
Tsuki merasa senang, setidaknya mereka akan berkumpul lagi di Universitas yang sama bulan depan. Daichi berjalan mendekati mereka bertiga dan mulai mencari namanya.
"Diperingkat satu" ujar Otsuka sembari tersenyum.
Daichi yang melihat namanya ada diperingkat satu hanya tersenyum tipis. "Aku berhasil menyamaimu" gumam Daichi pada Tsuki.
"Iya, selamat" ucap Tsuki.
"Sayang sekali, seandainya aku bisa mengalahkanmu mungkin aku bisa meminta satu hal padamu" ujar Daichi yang kini menatap Tsuki dengan sangat dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daisuki (The End)
Romance"kita bertemu dimusim semi layaknya namamu dan berpisah dimusim dingin layaknya namaku" . . . . Mohon untuk tidak mengcopy/menjiplak sebagian atau seluruh cerita ini, karena cerita ini sepenuhnya hasil imajinasi saya. Terima kasih ~ ©Copy right by F...