Yuki terkejut ketika melihat Tsuki dan Daichi dalam posisi yang begitu dekat.
"Eh?! Maaf mengganggu, silahkan lanjutkan" kata Yuki lalu menutup pintu kembali.
"Tunggu, Yuki" panggil Tsuki seraya menjauh dari Daichi. Begitu dia berhasil menjauh dari Daichi, dia berlari mengejar Yuki.
Daichi masih diam didalam kelas, ia hanya menatap meja yang ternyata hampir ditabrak Tsuki - ketika Tsuki berjalan mundur.
"Bodoh" gumam Daichi.
.
.
.
.
.
.
.
Tsuki masih mengejar Yuki yang justru malah berlari menuju lapangan."Yuki, tunggu" panggil Tsuki yang kini masih dibelakang Yuki.
"Ayo kejar aku, Tsuki" seru Yuki masih berlari.
"Ayolah, aku tidak kuat lagi" kata Tsuki yang mulai kehabisan tenaga.
"Haha.. Baiklah. Tapi, Menyenangkan juga ya berlari seperti ini" ujar Yuki yang sudah berhenti berlari.
"Hahh... Iya, tapi sangat melelahkan" ujar Tsuki begitu sampai ditempat Yuki berdiri.
"Jadi, ada apa?" tanya Yuki.
"Kau salah paham" jawab Tsuki setelah mengatur nafasnya kembali.
"Eh? Lalu apa yang terjadi di kelas tadi?" tanya Yuki - mereka berjalan santai menuju lapangan yang tidak jauh dari tempat mereka berdiri saat ini.
"Ah! Biar Yuki tebak... Pasti Daichi pacar Tsuki kan? Kok nggak pernah cerita? Pantas pengen kekelas lagi" ujar Yuki sok tahu.
"Ih.. Siapa yang bilang aku pacaran sama dia?" tanya Tsuki sebal melihat kepolosan Yuki.
"Eh?! Jadi nggak pacaran? Terus, tadi itu apa? Oh biar Yuki tebak, pasti dia maksa kamu buat pacarankan? Atau dia maksa kamu buat cium dia?" tanya Yuki dengan wajah kesal - tidak terima sahabatnya diperlakukan seperti itu.
"Ti-tidak.. Dia tidak memaksaku untuk melakukan hal-hal itu.." jawab Tsuki cepat.
"Lalu, kenapa kau bisa ada dipelukan dia?" tanya Yuki kesal.
"Itu.." Tsuki menceritakan kembali apa yang terjadi dikelas hingga dia bisa berada dalam posisi itu.
"Lalu, kenapa dia menarikmu ya?" tanya Yuki.
"Entahlah" jawab Tsuki juga bingung.
Mereka sampai dilapangan, ketika Tsuki melirik kearah anak-anak cowok dia menemukan Ito dan Otsuka tengah ngobrol.
"Mereka keren juga kalau memakai seragam olahraga" gumam Tsuki.
Ketika Sensei sampai dilapangan, Sensei memberitahukan pelajaran hari ini adalah basket dimana setiap murid harus memasukan bola kedalam ring serta mengumpulkan point dalam 3 kali percobaan.
"Kenapa harus basket sih?" gumam Tsuki putus asa.
"Memang kenapa?" tanya Otsuka yang rupanya berdiri disebelah Tsuki.
"Soalnya aku tidak bisa bermain basket" jawab Tsuki, sepertinya nilainya akan jelek kali ini.
"Oh.. Hehe" Otsuka hanya nyengir.
"Kenapa?" tanya Tsuki.
"Eh, itu.." belum selesai Otsuka bicara, Sensei meniupkan peluit tanda untuk anak-anak memperhatikan cara memasukan bola yang benar kedalam ring.
"Seperti yang tadi Sensei contohkan, nah kalian harus memasukan bola kedalam ring. Ingat hanya 3 kali saja kalian boleh memasukan bola" ujar Sensei.
"Sensei, kalau dalam 3 kali itu kita belum bisa memasukan bola, bagaimana?" tanya cewek berambut coklat yang selalu menggosip didalam kelas - seingat Tsuki namanya Hana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daisuki (The End)
Romansa"kita bertemu dimusim semi layaknya namamu dan berpisah dimusim dingin layaknya namaku" . . . . Mohon untuk tidak mengcopy/menjiplak sebagian atau seluruh cerita ini, karena cerita ini sepenuhnya hasil imajinasi saya. Terima kasih ~ ©Copy right by F...