Seohyun terbangun dari tidurnya dan menyadari rasa sakit menjalari tubuhnya.
Tidak perlu dipertanyakan lagi sebabnya, karena Seohyun sendiri sudah tau apa yang akan terjadi saat berada dalam genggaman seorang pria yang hanya mengaggapnya pemuas nafsu semata.
Dia bangun sambil berpegangan pada dashboard tempat tidur besar tersebut.
Sedikit rintihan keluar dari mulutnya mengingat itu sebagai penanda akan kejadian tadi malam.
Terlebih darah yang terlihat saat Seohyun menyibak selimut untuk menutupi tubuh polosnya.
Kedua matanya hanya bisa menatap kosong ke arah tersebut. Diam dan berpikir.
Satu malam adalah waktu yang singkat namun, sepertinya sudah cukup untuk mengubah Seohyun.
Saat ini, dibanding menangis atau menyesalinya, Seohyun malah tidak merasakan apa apa.
Mungkinkah dia jadi mati rasa setelah terlalu lama menjadi yang tersakiti?
Seohyun sendiri tidak tau apa yang dia rasakan sekarang selain hanya pikiran kosong yang seirama dengan hatinya.
Keadaan kamar tidak segelap tadi malam, karena ada cahaya kecil masuk melewati celah celah gorden yang masih menutup. Membuatnya mampu melihat keadaan kamar.
'Rapi ' Batinnya.
Untuk seseorang yang tinggal sendiri, terlebih seorang pria, dan meski mereka baru bertemu, nampak sekali jika Kyuhyun cukup teliti mengenai kebersihan karena tidak ada debu sedikitpun.
Semua benda berada pada tempatnya saat Seohyun memutuskan untuk melihat lihat keadaan kamar walau tubuhnya masih sulit dan kaku saat digerakkan.
Dengan perlahan, tangannya terangkat untuk membuka gorden dan segera membuat kedua matanya reflek menutup sebagian, begitu cahaya terang mengenai seluruh tubuhnya yang hanya berbalut selimut tipis.
Senyum miris yang baru muncul itu ikut bersinar diantara terangnya cahaya matahari dan tanpa sadar, Seohyun mencengkram erat selimut di dadanya.
Ruangan tempatnya berada sekarang merupakan saksi bisu atas dunia yang telah merenggut semuanya tak bersisa.
Tanpa sadar, air mata Seohyun jatuh. Kedua tangannya menutup mulut untuk meredam suara tangisnya yang semakin besar.
"Maaf..."
Hanya kata itu yang terus terulang. Lagi, lagi, dan lagi.
Seakan Seohyun merupakan manusia paling berdosa yang harus menerima segala bentuk hukuman yang merenggut sebagian jiwanya, sedikit demi sedikit.
Tangisan pilu itu terdengar sampai keluar pintu kamar yang sedikit terbuka. Seorang pria tinggi serta gagah, berdiri di samping pintu dengan menyandarkan punggungnya ke dinding.
Kedua tangannya terlipat di depan dada sambil mencengkram kain berwarna hitam dengan perasaan marah.
Padahal pagi merupakan waktu dimana semua orang merasakan sejuk dan tenangnya dunia.
Tapi sayang, itu semua tidak berlaku bagi Kyuhyun.
Ceklek
Suara Seohyun yang masuk ke dalam kamar mandi, menyadarkannya.
Membuat kedua pupil mata coklat itu kembali terbit dan kembali menatap dunia yang tidak ada arti sama sekali baginya.
*•*•*•*•*
Seohyun keluar kamar mandi dengan hanya menggunakan mantel, dia baru saja sadar jika seluruh pakaiannya tidak bisa digunakan lagi setelah pria itu merobeknya tadi malam.

KAMU SEDANG MEMBACA
Fallen Rose
أدب الهواةSeohyun, wanita cantik yang hidup berdua dengan ibu tirinya. Suatu hal terjadi dan ibunya terancam akan kehilangan semuanya, hingga seseorang menawarkan bantuan dengan sebuah syarat. Syarat yang mengharuskan Seohyun berakhir di tangan seorang pria t...