"Dia baik baik saja. Tapi untuk lebih mendetail, bisakah saya bertemu suami anda?"
"Bukankah tadi anda bilang baik baik saja lalu untuk apa?"
"Nde, hanya saja usia 8 minggu adalah usia dimana dia masih sangat rentan terlebih kasus yang terjadi pada anda jadi sedikit mempengaruhinya"
Dokter itu menjeda kata katanya perihal sang pasien berubah pucat.
"Ada kemungkinan sewaktu waktu terjadi hal yang tidak diinginkan karena saat ini kandungan anda terbilang lemah. Saya perlu berbicara dengan suami anda untuk tindakan lebih lanjut jika memang terjadi sesuatu dikemudian hari"
Seohyun menunduk menatap perutnya yang memang sudah sedikit membesar. Air matanya tak henti mengalir keluar bersamaan dengan dadanya yang sangak sesak dan sakit.
"Jadi itu semua bohong.... dia sungguh tidak baik baik saja"
Seohyun tidak sanggup jika memang darah dagingnya harus berakhir sebelum sempat melihat dunia. Walau semuanya terjadi tanpa direncanakan, namun setiap nyawa berhak untuk hidup. Sebagaimana yang sangat dia inginkan.
"Apa yang harus kulakukan??... aku ingin dia lahir dan tumbuh seperti anak lainnya"
"Nyonya..."
"Apapun... akan kulakukan dan apapun akan kuberikan. Jadi kumohon... buat dia sehat bahkan setelah terlahir nanti"
"Tentu saja Nyonya. Dia bisa lahir dan tumbuh normal, saya akan berusaha sebisa mungkin dan anda dapat menjalani beberapa terapi termasuk menjaga agar tidak terlalu banyak pikiran"
~~~~~
Tes... Tes...
Lagi lagi Seohyun tak bisa menahan ketakutan serta kekhawatiran hatinya dan membiarkan saja air mata mengalir keluar selagi dirinya berbaring di atas tempat tidur.
Tempo hari dia bisa menghindari pertanyaan Kyuhyun karena seseorang menghubungi pria itu tepat disaat ketegangan mulai muncul diantara mereka. Membuat fokusnya lagi lagi beralih pada pekerjaan yang membuat Seohyun mampu menghela nafas lega.
Tapi bagaimana dengan sekarang? Apa Kyuhyun sungguh akan menerima jika Seohyun hamil karenanya? Bahkan mengungkapkan perasaan saja dia ragu meski telah merasakan bagaimana perlakuan spesial yang pria itu tujukan padanya.
Tok! Tok! Tok!
Seohyun segera bangun dan mendapati siluet seorang pria diluar pintu balkonnya.
Setelah semua yang dialami, dirinya jadi cepat bertindak untuk mengambil tongkat baseball di dekat lemari dan membuka pintu dengan hati hati.
Kreek
Tanpa pikir panjang, tongkat itu dipukulkan nya ke arah depan namun sebuah tangan menangkap dan menahan tongkat itu diudara.
"Kamu pikir aku pencuri?!" Suara berat itu terdengar tidak asing. "Buka matamu. Ini aku"
Seohyun pun membuka mata dan menemukan sosok tinggi yang sangat dia kenal. "Kyu?"
"Seluruh lebamku baru saja sembuh dan kamu mau membuatnya lagi" Keluh Kyuhyun sembari mengembalikan tongkat itu seperti semula.
"Maaf, aku tidak tau itu kamu tapi... bagaimana caranya kamu naik ke balkon?"
"Bukan urusanmu. Apa yang wanita itu katakan saat kamu tiba?"
"Aku bahkan tidak bertemu eomma sama sekali sejak kamu mengantarku tiga hari yang lalu. Dia pergi ke Hongkong dan akan kembali minggu depan"
"Lantas... " Kyuhyun menarik pinggang wanitanya hingga dada mereka saling menempel. "Kenapa ada air mata disini?"
![](https://img.wattpad.com/cover/195734917-288-k572560.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Fallen Rose
FanficSeohyun, wanita cantik yang hidup berdua dengan ibu tirinya. Suatu hal terjadi dan ibunya terancam akan kehilangan semuanya, hingga seseorang menawarkan bantuan dengan sebuah syarat. Syarat yang mengharuskan Seohyun berakhir di tangan seorang pria t...