Sekarang ini, pagi hari jadi lebih ingin dibanding biasanya. Karena sering terjadi hujan, banyak tetesan air tersisa di keesokan paginya yang akan membuat hawa semakin dingin dan menahan orang orang untuk beranjak dari tempat tidur.
Pemilik dari kedua kaki jenjang itu terhalang untuk terus bermalas malasan di kamar. Selain karena memang bukan kebiasannya, Seohyun juga baru menyadari jika selama ini dia tinggal di rumah yang sama sekali tidak dia kenali setiap penjurunya.
Berhubung terbangun cukup pagi, dia mencoba untuk menelusuri semua ruangan yang ada di lantai dua.
Dan seperti rumah pada umumnya, tidak ada yang spesial, pikirnya. Setidaknya hal itu terus menyimpul di dalam kepalanya, sampai kedua telapak kakinya menuruni tangga.
Ujung matanya menangkap sebuah ruangan yang dari luar terlihat hanya lantai luas yang kosong. Namun, begitu masuk, justru pemikiran sebelumnya berubah.
Setiap rumah punya perbedaan, dan mungkin disinilah letak perbedaannya.
"Tidak heran dia punya tubuh yang luar biasa"
Seohyun bisa melihat pantulan dirinya yang tengah mengenakan dress berwarna coklat, karena ruangan itu dikelilingi oleh kaca yang jika dilihat seksama pun, tidak ada debu atau kotoran yang menempel.
"Ruang olahraga sendiri, bahkan kolam renang"
Wajahnya menunduk ke lantai tepat di bawah kakinya. Dia tau jika lantai itu merupakan penutup otomatis yang akan terbuka dan seketika kolam renang yang ada di bawahnya akan muncul.
Sembari melihat lihat berbagai alat olahraga di dalam sana, dia menemukan satu pintu lagi yang membuat rasa penasarannya jadi lebih tinggi dibanding sebelumnya.
Tapi sayang, rasa penasaran itu harus tertunda untuk menemukan jawabannya.
"Terkunci..." Gumamnya pelan.
"Padahal semua ruangan di rumah ini tidak ada yang dikunci"
Tidak ambil pusing, wanita cantik itu melanjutkan berkeliling hingga dia mendengar sesuatu yang segera menuntunnya menuju halaman belakang di tengah menusuknya udara pagi.
Tubuh Seohyun bergidik kedinginan saat kedua telapak kakinya yang halus tanpa alas kaki, menginjak rerumputan yang masih basah oleh embun pagi.
Dengan memeluk kedua lengan, Seohyun terus melangkah mengikuti asal suara tersebut.
Telinganya semakin jelas menangkap percampuran bunyi itu dengan retakan ranting pohon yang berhamburan di tanah, tak terhindarkan lagi bagi kakinya untuk menginjak seluruh ranting ranting yang berserakan.
Dahan serta akar akar yang berkeliaran bebas tidak teratur, bahkan banyak yang tumbuhnya melewati pagar, menutupi jalan setapak yang tengah dilewati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fallen Rose
FanfictionSeohyun, wanita cantik yang hidup berdua dengan ibu tirinya. Suatu hal terjadi dan ibunya terancam akan kehilangan semuanya, hingga seseorang menawarkan bantuan dengan sebuah syarat. Syarat yang mengharuskan Seohyun berakhir di tangan seorang pria t...