Seohyun melangkah dengan pasti dalam keraguannya. Jika bukan karena dorongan seseorang di dalam perutnya, mungkin dia hanya akan merasakan kehangatan saat ini di dalam mimpi.
Sungguh tidak terkira rasanya saat rengkuhan erat itu dia dapatkan lagi. Bukan salahnya jika dia yang lebih dulu menghampiri dan memeluk Kyuhyun tiba tiba.
Karena pada akhirnya pria tampan itu juga balas memeluknya dengan lebih erat disertai usapan sepanjang kepala hingga pinggangnya.
Seohyun menenggelamkan wajahnya pada dada bidang tersebut. "Apa eomma masih disana?"
"She got into the house 10 minutes ago"
Wanita cantik itu tersenyum dan mendongak tinggi. Dia memperhatikan setiap detail pahatan sempurna itu hingga sang pemilik sadar tengah diperhatikan.
"Seluruh lampu sudah hampir dimatikan, and you're still out here"
Seohyun terdiam selama dirinya berpikir beberapa saat. "Aku boleh bertanya sesuatu?"
"You could try" Jawaban yang sudah lama tidak dia dengar dan berhasil membuat kedua ujung bibirnya terangkat.
"Apa kamu mau mengabulkan permintaanku?"
"Tergantung"
Seohyun kembali memejamkan mata dan memeluk tubuh gagah itu dengan erat. "Jangan lupa memberi makan Leo ya, setiap hari"
Mood Kyuhyun tiba tiba berubah. "I hate that fucking cat"
"Tapi kan Tuan Kim tidak setiap hari kerumah kamu"
"Berhenti membicarakan orang lain di depanku"
"Tapi Leo bukan..."
"Tidak ada pengecualian walau binatang peliharaan sekalipun"
"Kalau begitu, kamu mau masuk dan bicara hal lain?"
"Sudah kubilang aku hanya akan mengantarmu"
Wanita cantik itu tersenyum tipis. Dia mengeratkan pelukannya ke dalam rengkuhan itu perihal malam yang semakin larut juga membuat udara semakin dingin hingga menusuk kebalik pori pori kulitnya.
"Masuklah atau udara malam ini akan membuatmu terbaring berhari hari di atas tempat tidur"
"Sebentar lagi"
Kyuhyun menghela nafas panjang. "Kamu tidak sepenuhnya ingin membicarakan kucing nakalmu itu bukan? You're just making excuses"
Seohyun tiba tiba saja terdengar seperti terisak begitu wajahnya bersembunyi lagi di balik dada Kyuhyun.
"Aku tau ini egois.... tapi aku tidak mau kamu pergi"
Egois. Satu kata yang baginya lucu karena pada beberapa kasus, hal itu bisa menjadi candu sama halnya dengan obat obatan, minuman, yang sekali mencoba maka akan sulit keluar.
Tapi disisi lain juga terdapat satu keindahan di dalamnya. Karena dengan menunjukkan potensi hati yang berkeinginan kuat dalam keraguan, begitulah cara seseorang meminta kebahagiaan yang dia sendiri pun tidak percaya untuk dia dapatkan terlepas dari semua perlakuan tidak adil dari semua orang.
"Kamu berhak menjadi egois..." Kyuhyun kembali mengusap rambut panjang yang begitu halus tersebut. "... tanpa merasa salah sedikitpun"
*•*•*•*•*•*•*•*•*
Seohyun tak hentinya menatap pria tampan yang saat ini tengah berbaring bersamanya. Di atas tempat tidur yang sama seperti saat itu. Selimut yang sama serta dada bidang yang menjadi bantalnya.
Kyuhyun tentu merasa diperhatikan, tapi dia lebih memilih memandang lurus ke depan sembari mengusap bahu mulus tersebut.
Perasaan pria itu serasa berada di ambang batas yang entah harus dia teruskan dengan skenario terburuk atau malah berhenti dan dirinya hancur terpuruk ketika harus melepas wanitanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Fallen Rose
FanfictionSeohyun, wanita cantik yang hidup berdua dengan ibu tirinya. Suatu hal terjadi dan ibunya terancam akan kehilangan semuanya, hingga seseorang menawarkan bantuan dengan sebuah syarat. Syarat yang mengharuskan Seohyun berakhir di tangan seorang pria t...