6

1.3K 210 8
                                    

"Hei, apa kita lakukan lagi hari ini?"

"Lakukan saja, Chae... Aku siap membantumu"

"Chae,,,"

"Ya?"

"Siapa korban berikutnya?"

"Kamu tahu Arin? Ranking 2 kelas sebelah?"

"Jadi dia?"

"Ya"




Arin berjalan santai menuju kelasnya. Tiba-tiba dia mendapat sms dari nomor tak dikenal.

Unknown
Hai Arin
Pergilah ke belakang sekolah

Arin
Siapa?

Unknown
Nggak perlu tahu
Pokoknya pergi saja

Arin
Gamau ah


Tiba-tiba Arin dibekap dari belakang oleh sosok tak dikenal yang memakai jubah hitam. Dan tiba-tiba saja Arin sudah berada di belakang sekolah dengan keadaan kedua tangan dan kaki terikat di kursi.

"Kalian siapa?"

Satu sosok membuka penutup wajahnya.

"K-kamu? C-Chae?"

Sosok itu tersenyum mengerikan.

"Iya ini aku"

"K-kenapa?"

Sosok bernama Chae itu lalu mengangkat sedikit dagu Arin.

"Karena kamu anak ranking 5 besar"

"M-maksud kamu apa?"

"Aku nggak suka sama anak-anak dari ranking 5 besar. Dari angkatan manapun itu. Karena gara-gara kalian, hidupku menderita. Dan 1 lagi, nama aslimu mengingatkanku pada sosok yang sangat kubenci"

"C-Chae,,, tapi,,,"

Chae terlihat tak peduli.

"Hei kamu, lakukan tugasmu"

Sosok berjubah hitam yang 1 lagi pun berjalan mendekati Arin. Sosok itu tidak membuka penutup wajahnya. Tapi mata Arin cukup jeli untuk mengetahui siapa sosok itu. Karena sosok itu adalah teman dekatnya.

"Kamu,,,"

Jlebbb

"Aaakkkhhh"

Chae lalu mengeluarkan sebuah jarum suntik yg berisi bisa ular. Kemudian disuntikkannya ke lengan Arin.

"C-Chae,,, bedebah kamu"

Chae hanya tertawa mengejek.

"Selamat tinggal, Choi Arin"

**

Jeon Heejin berjalan dengan sedikit menggerutu. Dia ada piket hari ini. Dan dia ditugaskan membersihkan area belakang sekolah.

Setibanya di belakang sekolah, Heejin terkejut melihat ada sosok yg duduk di kursi dengan kedua kaki dan tangan terikat. Dan dia tambah terkejut mendapati sosok itu adalah Arin yang sudah tidak bernyawa.

"Kyaaaaaaaa"

"Aduh gawat ini... Aku harus telepon Yeji"

"Duh susah banget sih dihubungi"

"Ah coba Lia aja deh"

"Duh susah juga"

Sambil terus mencoba menelepon anak-anak dari majalah sekolah, Heejin mengedarkan pandangannya. Tiba-tiba matanya menangkap sesuatu di dekat kaki Arin.

"Rambut? Rambut siapa ini?"

Heejin lalu memungut rambut itu. Panjang. Sedikit berwarna cokelat.

Heejin menatap rambut Arin. Rambut Arin panjang tapi tidak berwarna cokelat. Rambut Heejin juga panjang tapi juga tidak berwarna cokelat.

"Apa ini rambut pelakunya?", gumam Heejin

Heejin buru-buru memasukkan beberapa helai rambut itu ke saku roknya. Mungkin bisa jadi bukti, pikir Heejin.

Sementara itu telepon belum ada yg tersambung.

Akhirnya Heejin mencoba menelepon Chaewon. Dan tersambung.

"Halo Chaewon? Ini anak-anak majalah sekolah kenapa nggak bisa dihubungi deh?"

"Eh maaf tadi ada rapat jadi semua hp dimatiin. Ini kebetulan aku lagi di toilet jadi bisa nyalain. Ada apa?"

"Aku nemu mayat"

"Hah? Siapa?"

"Kak Arin. Buruan kesini dong, aku takut"

"Kamu di mana?"

"Belakang sekolah. Cepet ya? Sekalian aku mau nunjukin sesuatu"

"Oke. Jaga diri kamu baik2"

Tut

Heejin gelisah menunggu Chaewon dan timnya. Dia mengambil sehelai rambut yg tadi dia masukkan ke saku rok kemudian diciumnya.

"Bau sampo rej*ice r*ch", gumam Heejin

"Rasanya kayak pernah tau deh anak yg suka pake sampo ini"

Bukkkk

Sebuah balok mengenai kepala Heejin. Heejin jatuh tersungkur tanpa sempat mengetahui siapa yg memukulnya.

"Jangan dibunuh. Toh dia nggak sempat ngeliat kita, Chae"

"Iya sih. Lagian dia juga bukan anak 5 besar. Tapi mungkin dia bakalan koma, soalnya pukulanku tadi lumayan kenceng"

"Yaudah yuk kita pergi sebelum ketahuan"


Dua sosok itu menghilang tepat ketika Tim Yeji tiba di lokasi. Tim Yeji tiba bersama Choi Yoojung dan Kim Jungeun dari klub PMR.

Hyunjin dibantu Seungmin menggotong tubuh Arin yang sudah tak bernyawa, sedangkan Felix dibantu Jisung menggotong tubuh Heejin yang tak sadarkan diri.

Ketika meletakkan tubuh Heejin di ranjang UKS, tanpa sengaja tangan Felix menyentuh sesuatu yang menyembul dari saku rok Heejin. Sesuatu itu adalah rambut.

"Apaan ini?", gumam Felix sambil mengangkat rambut itu.

Chaewon yang melihatnya lalu berkata, "Mungkin ini yang ingin ditunjukkan Heejin padaku?"

"Apa ini barang bukti?", tanya Jisung yang juga melihat rambut itu.

"Mungkin. Coba tunjukkan ke Kak Yeri atau Kak Yena, tim analis kita"

#####

Death Bell: Chae?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang