18

1.1K 183 7
                                    

Hyunsuk yang baru berbelok menuju pekarangan rumahnya mendadak membalikkan kembali motornya menuju rumah Yena. Dia ingat, tadi buku catatannya terbawa oleh Yena.

Setibanya di rumah Yena, Hyunsuk terkejut karena melihat tubuh Yena yang tergeletak di depan pintu rumah dengan kepala yang mengucurkan darah. Hyunsuk segera menghambur ke tubuh Yena. Hyunsuk lalu menelepon Seungmin selaku kenalan yang rumahnya paling dekat dan menyuruhnya membawakan mobil untuk membawa Yena ke rumah sakit.

Dokter Irene yang kebetulan bertugas menangani Yena, memberitahu Hyunsuk kalau Yena butuh transfusi darah. Ah untunglah golongan darah Hyunsuk sama dengan Yena.

Setelah menunggu cukup lama, pintu ruang operasi terbuka. Irene keluar dengan senyum tipis terukir di wajah.

"Wali dari pasien yang bernama Yena?"

Hyunsuk buru-buru berdiri. "Saya, Dok"

"Hmm kamu pacarnya, ya? Orangtua pasien di mana?"

"Kedua orangtuanya masih dalam perjalanan kemari, Dok"

"Hmm begitu? Baiklah. Hasil operasinya berjalan lancar. Tapi karena benturan di kepala pasien yg cukup keras, kemungkinan dia akan mengalami koma"

Tubuh Hyunsuk perlahan merosot. Seungmin dan Yeri yang berdiri di sebelahnya berusaha menahan tubuhnya agar tidak ambruk.

"Banyak-banyak berdo'a untuk kesembuhannya ya? Saya permisi dulu"

Setelah Irene pergi, Hyunsuk mulai menangis.

"Seandainya aku nggak ninggalin Yena,,,"

Yeri menepuk pundak Hyunsuk. "Ssstttt sudah, jangan disesali. Kita berdo'a aja buat Yena"

Saat itu muncullah Chaeryeong dan Jisung yg baru saja keluar dari ruangan tempat Chaeyeon dirawat.

"Lho? Ada apa ini?", tanya Jisung

"Kak Yena kena musibah, Jis. Dia dipukul orang, dan besar kemungkinan dia koma", ini Seungmin yang menjawab

Jisung dan Chaeryeong spontan menutup mulut mereka dengan tangan.

"Semoga Kak Yena cepat sadar", kata Jisung

"Thanks. Semoga Chaeyeon juga cepat sadar"

**

"Gimana, Nju? Apa nemu sesuatu?"

Minju menggeleng. "Enggak, Jeong... Nggak ada apa-apa di sini"

Jeongin menghela nafas. Saat ini dia dan Minju meneliti lokasi tempat Yena ambruk. Mereka hanya mendapatkan sebuah balok kayu yang sekarang sudah diserahkan kepada Suho untuk diselidiki oleh timnya.

Tiba-tiba mata Minju tertuju pada sebuah benda kecil yg terjatuh di semak-semak. Minju lalu mengambil benda itu yang ternyata adalah sebuah jepit rambut. Minju merasa sedikit familiar dengan jepit rambut itu.

"Ini kan,,,"

"Minju? Apa itu?"

"Ah bukan apa-apa, Jeong... Kamu sudah selesai?"

"Ah iya. Apa sebaiknya kita pulang? Biar sisanya diurus polisi"

"Iya sebaiknya begitu. Lagipula aku juga udah ngantuk"

"Yaudah kita pulang yuk. Aku anterin kamu pulang, sekalian ngambil bukuku di tempat Nako"

Minju mengangguk. Kemudian dia dan Jeongin berpamitan kepada polisi yang bertugas kemudian pulang.







Dan Minju memilih untuk mendiamkan barang yang ditemukannya itu, karena dia sedikit takut untuk mengetahui fakta yang sebenarnya.

#####

Death Bell: Chae?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang