17

1.1K 184 17
                                    

"Kak Lia!!! Gimana keadaan Kak Chaey???"

"Chaer yang sabar ya? Kakakmu sekarang masih dirawat sama Mamaku"

Lia lalu mengajak Chaeryeong duduk.

"Jadi gini, menurut saksi mata, Kakakmu ngendaliin motornya tuh udah standar banget. Tiba-tiba ada mobil dari arah berlawanan nabrak motor Kakakmu. Benturannya cukup keras. Darahnya keluar cukup banyak. Untungnya Kak Jisoo tadi kebetulan lewat sama Kak Taehyung. Langsung aja Kak Jisoo bawa Chaeyeon kesini. Trus motor Kakakmu udah dibawa orangnya Kak Taehyung buat dibenerin"

Chaeryeong tergugu. Jisung yang duduk di sebelahnya berusaha menenangkannya.

Pintu terbuka. Dokter Irene, yg merupakan Mama dari Lia, keluar dari ruangan. Semua yang ada di situ pun mengerubunginya.

"Bagaimana keadaan Kakak saya, Dok???"

Irene tersenyum tipis. "Nyawa Kakak kamu masih bisa diselamatkan. Tapi karena benturan itu, kemungkinan dia akan mengalami koma"

Tangis Chaeryeong pecah. Jisung langsung memeluknya.

Di saat mereka bertangisan, datang kabar dari kepolisian kalau Chaeyeon Jung mengakui perbuatannya. Tapi anak-anak Icy One tidak mempercayainya. Pasti ada yang tidak beres, pikir mereka. Mereka ingat Chaeyeon Jung pernah bercerita kalau benda-benda yang ditemukan di lokasi kejadian adalah barangnya yang sudah beberapa hari hilang.

Saat itulah Heejin keluar dari ruangannya. Dia duduk di atas kursi roda dengan didorong oleh Jeon Woong, kakaknya.

"Hai", sapa Heejin

"Hai juga Heejin", -all

"Aku mau memberitahu kalian 1 hal"

"Apa itu?", tanya Yeji

"Sebenarnya, aku mencurigai seseorang yg suka memakai sampo rej*ice rich"

"Wah, siapa?"

Heejin mengatur nafas sejenak. Oh ya, berkat bantuan Mark abangnya Jisung, Heejin perlahan mengingat kembali hal yang telah lalu meski belum sepenuhnya.

"Chaeyoung"

Semua saling pandang.

"Chaeyoung siapa?", tanya Lia

Heejin menelan ludahnya. "Lee. Ya, kurasa rambut itu milik Chaeyoung Lee"

Semua terkejut. "WHAT???"

Bukan tanpa alasan mereka terkejut. Pasalnya, Chaeyoung Lee sudah ditemukan meninggal. Tzuyu ketua PMR yang menemukannya. Bagaimana bisa orang yang sudah meninggal bisa membunuh orang?

"Tapi kalian nyadar sesuatu nggak sih?", ucap Yena

"Apa itu?", tanya Yeri

"Semua acara pemakaman para korban kita hadiri, tapi kita enggak menghadiri acara pemakaman Chaeyoung Lee. Keluarganya juga nggak kelihatan sedih banget"

Semua tampak berpikir. Benar juga, pikir mereka.

"Tapi Tzuyu bilang, Chaeyoung Lee dipastikan sudah meninggal?", tanya Hyunsuk

Tiba-tiba Yeri teringat sesuatu. "Ah Yena, kau ingat apa yang kukatakan dulu?

Yena mencoba mengingat-ingat. "Oh, yang kamu liat jari Chaeyoung Lee gerak pas digendong Hwall?"

Yeri mengangguk. "Sebenarnya aku curiga juga sama si Tzuyu. Dia kan tinggi tuh. Trus ngapain coba dia di rooftop? Aneh kan? Anak PMR mah harusnya di UKS atau di kelas aja"

"Eh tapi Kak Pinky juga bikin curiga tau. Dia kan sering main ke rooftop juga", sahut Jisung

"Iya dia juga mencurigakan sih", balas Felix

Yeji berdehem. "Oke jadi begini. Kapan-kapan kita coba ziarah ke 'makam' Chaeyoung Lee. Terus di sekolah kita awasin terus tuh anak-anak PMR terutama yang tinggi-tinggi macam Kak Pinky, Kak Tzuyu, sama Kak Doyeon itu"

"Anak pramuka juga, Ji. Itu Sihyeon sama Aisha kan tinggi juga. Terus jangan lupain Chae yg tersisa. Chaeyoung Son tingginya masih lumayan. Terus katanya dia jago ngerakit tali", sahut Yena

"Dan jangan lupakan anak-anak dari klub bela diri. Korban yg laki-laki seperti Kak Yeonjun kan sempat dianiaya dulu. Dan itu lukanya dari tenaga laki-laki", sahut Hyunjin yang langsung membuat Soobin sedih karena teringat kakaknya

Semua mengangguk setuju. Kemudian mereka pun pulang.

**

Hyunsuk menurunkan Yena di depan pekarangan rumahnya.

"Hati-hati ya, Yen?", kata Hyunsuk

Yena tersenyum. "Iya. Kamu juga hati-hati"

Setelah berpamitan, Hyunsuk melajukan motornya meninggalkan pekarangan rumah Yena. Rumahnya tidak jauh sih dari rumah Yena. Beda gang saja.

Rumah Yena sepi. Iya Papa dan Mamanya belum pulang kerja. Yena anak tunggal.

Yena menghela nafas panjang sebelum membuka pintu rumahnya. Tiba-tiba sebuah benda keras menghantam kepala bagian belakangnya, membuat darah perlahan mengucur. Yena tidak sadarkan diri sebelum sempat mengetahui siapa yang memukulnya.

#####

Death Bell: Chae?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang