34

981 165 12
                                    

"Ih nggak nyangka banget deh ternyata Kak Tzuyu itu pembunuh"

"Pantes aura-auranya dingin gitu"

"Iya dia dingin banget. Tapi nggak nyangka dia pembunuh"

"Belakangan ini dia kan jadi baik dan terbuka. Mungkin buat nutupin kelakuannya?"

"Denger-denger dia juga yang bunuh Kak Yeri. Hih jahat banget"

"Trus Kak Kyulkyung sekarang menghilang. Malu kali ya punya adik seorang pembunuh"

"Eh atau malah dia juga ikutan?"

"Entahlah. Eh sssttt ada Bu Hani lewat"

Begitulah ghibahan para siswi lambe turah SMA Asiansoul pagi itu.

Chaeryeong dan Ryujin menepuk-nepuk pundak Minju, menyuruhnya agar tak menghiraukan para lambe turah.

"Sabar, Nju", kata Chaeryeong

"Nju, maaf ya gara-gara aku, kakakmu jadi meninggal", kata Ryujin

Minju tersenyum. "Gapapa. Dia pantas menerimanya. Walau sebenarnya aku lebih senang kalau dia menyerahkan diri ke polisi. Jadi setidaknya aku nggak kehilangan dia karena harus mati"

"Maaf"

"Gapapa, Ryu. Mungkin udah jalannya begini"

Fyi siswa-siswi sekolah itu tidak ada yg tahu Minju adalah adik tiri Kyulkyung dan Tzuyu, selain anak-anak ICY One. Mereka tinggal terpisah. Minju bersama Papa dan Mama Kim, sementara Kyulkyung dan Tzuyu tinggal di rumah peninggalan Papa Zhou, yang sudah meninggal dunia ketika Kyulkyung dan Tzuyu masih kecil. Mama mereka kemudian menikah dengan Papa Kim, kemudian pasangan itu punya anak Minju. Di sekolah mereka menjaga jarak, tapi di rumah kadang mereka bertemu. Saat ini Papa dan Mama Kim sedang ada dinas ke luar kota dan belum mengetahui kalau Tzuyu sudah meninggal.

Skip.

"Ryu!!!"

Ryujin menoleh. "Kak Soobin?"

Soobin berlari menghampiri mereka bertiga.

"Kak, jangan lari-lari!!! Tangan Kakak kan sakit!!!", tegur Ryujin

"Gak sakit kalau lihat kamu", malah ngegombal si oknum Choi Soobin

Ryujin ngeblush. "Apasih Kak"

"Hehe. Eh nanti ke kantinnya bareng ya? Jemput aku di kelas. Oke?"

"Iya deh iyaaaa"

Jam istirahat, Ryujin benar-benar menjemput Soobin. Dia tidak sendirian. Dia bersama Minju, Chaeryeong, Jeongin dan Nako.

Setiba di kantin, berhubung kedua tangan Soobin terluka, dia disuapi oleh Ryujin. Ryujin sih iya-iya aja, selain karena Soobin memang terluka, statusnya juga sebagai 'pacar' Soobin. Lagipula, kapan lagi nyuapin seorang Choi Soobin?

Diam-diam ada yang memperhatikan mereka. Sesosok gadis cantik bermata tajam tampak kesal melihat pemandangan itu. Kemudian dia memutuskan kembali ke kelasnya.

"Aisha,,,"

Aisha, nama gadis itu, menoleh.

"Yiren?"

Yiren tersenyum. "Menyerah sajalah kau, Aisha. Sadarlah kau ini siapa"

"Apa sih maksudmu, Ren? Kamu murid baru, kan? Mending diem deh. Kamu nggak tahu apa-apa"

Yiren menyeringai. Aisha sedikit merinding melihatnya.

"Aku memang murid baru tapi aku tahu semuanya, termasuk asal-usulmu", ucap Yiren

"Huh. Kau ini menyebalkan, Wang Yiren. Asal-usulku? Huh. Asal-usulmu saja tak jelas"

"Oh? Begitukah? Haruskah kubeberkan tentang siapa kau sebenarnya? Aku tahu nama aslimu, dan juga hubunganmu dengan Hyunjoon"

Aisha terdiam. Dis terlihat kesal. Tapi dia memutuskan berbalik kembali ke kelas.

"Goodbye, au revoir, adios"

Aisha tercekat. Kata-kata itu menarik perhatiannya. Buru-buru dia menoleh. Tapi Yiren sudah tidak ada di tempatnya.

"Ke mana dia? Cepat sekali dia pergi. Ah dasar gadis aneh", gumam Aisha

Tak ingin pusing, Aisha kembali berjalan menuju kelasnya. Tapi dia terkejut karena ternyata Yiren sudah duduk di bangkunya dan mengobrol dengan Jo Serim atau Onda.

Aisha berpikir, seharusnya dia yang tiba lebih dulu di kelas. Tapi ini kok???

Sadar dirinya diperhatikan, Yiren menoleh. Tapi dia hanya tersenyum kepada Aisha. Aisha sedikit ngeri melihat senyum itu. Dia lalu membuang muka dan memilih menatap ke depan.


#####

#####

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Death Bell: Chae?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang