17 – [GUARDIAN]
//Author POV//
//Pst: LOKI IS BACK! Also, mungkin kalian ada yang bingung, sebenernya Tony ini Tony yang asli atau TONY dengan tubuh buatan. Nikmati aja ceritanya dulu yaa. Aku nggak lupa detil cerita yang kutulis, kok wkwkwk... //
Luar Angkasa.
Bagi dewa sepertinya, kehampaan dan kekosongan luar angkasa sudah tak asing. Kini, bersama enam orang 'agak idiot' itu, menjelajahi luar angkasa dan kesembilan planet lainnya tidak lagi membosankan. Bersama Drax, Groot, Mantis, Nebula, Rocket, dan Quill, Thor Odinson berangkat dari bumi lima belas jam yang lalu setelah mengucapkan salam perpisahan pada Clint, Bruce, Steve, dan Tony.
Ah, ya, Tony. Si cerdas satu itu tidak pernah membuatnya berhenti kagum. Setelah menemukan mesin waktu dari terowongan kuantum, kali ini dia berhasil sembuh dan membuat prostetik tangannya bekerja optimal, seoptimal tangan manusianya. Walau tak dapat dipungkiri bahwa Thor sempat jengkel karena telah menangisi orang yang bisa hidup kembali, tapi ia menerima alasan Tony yang memenuhi permintaan Shuri, T'Challa, dan Cho untuk diam-diam saja mengenai proses pengobatan itu. Cara satu-satunya agar 'seisi bumi' tidak mengganggu pengobatan Tony adalah dengan membuatnya terlihat mati.
Jujur saja, kalau Thor ada di posisinya, ia pasti akan melakukan hal yang sama.
Kembali, memikirkan Tony membuatnya merindukan anak dari anak Howard Stark itu. Ya, Morgan. Pandangan Thor terarah pada foto terakhir mereka berdua sebelum anak itu pamit tidur. Foto itu diabadikan oleh Pepper dan dicetak oleh Tony.
Thor mengambil foto berbingkai stik es krim buatan tangan itu dan mengelusnya.
"Sudah merindukannya saja?" Mantis bertanya, mengambil duduk di atas meja makan yang kursinya tengah Thor duduki.
"Ya."
"Umm, Thor," Sejenak, Mantis terlihat meragu. Thor terang saja heran melihatnya. Ia lantas bertanya, "Ada apa, Gadis Antena?"
"Sebenarnya ada yang harus kami bicarakan padamu soal Tony yang baru saja kita lihat." Akhirnya, Mantis melanjutkan.
Menyadari kata kami yang merujuk pada teman-teman Guardiannya yang berkumpul di dekat kokpit benatar, Thor mulai tertarik pada obrolan ini. Ia tentu tahu meski nakal, mereka sangat perasa---dan alien di hadapannya punya kemampuan membaca pikiran. Tony pernah melihatnya menyentuh kepala Thanos, tetapi tidak tahu secara persis bagian mana saja yang dapat disentuh agar bisa membaca pikiran seseorang.
Sepanjang perbincangan mereka dengan Tony di pesta reuni Morgan semalam, Thor ingat Mantis pernah merangkul bahu Tony, dan itu membuatnya bertanya, "Apa yang kau temukan memangnya?"
"Hal yang akan membuat Nona Morgan dan ibunya kecewa."
Seketika, Thor seperti tahu apa yang Mantis maksudkan. Namun, sebelum sempat kepala berusia lebih dari 1500 tahun itu menyimpulkan semuanya, gelombang suara menginterupsi dari mejanya, dekat kursi makan benatar. Dari peralatan satelit buatan Selvig, tepatnya.
Thor teralihkan ke sana, memasang headset khas Midgard tahun 2018 ke telinganya.
Terdengar suara, "... dan di konferensi pers ini, aku sekaligus ingin mengucapkan selamat ulang tahun kepada istriku, Pepper Potts. Bahagia selalu, Sayang. Aku dan Morgan bersamamu sekarang."
KAMU SEDANG MEMBACA
LEGACY [Fan Fiction] ✔
Фанфик[Setting waktu setelah Avengers Endgame] [Fanfict MCU] "Kau bisa istirahat sekarang." Itulah kalimat terakhirku untuknya. Untuk pahlawan terbaik. Untuk sang penyelamat jagad raya. Untuk ayah terbaik bagi anak-anak kami. Dia pergi dengan tenang, aku...