22 - [TERSEMBUNYI]

128 20 2
                                    

22 - [TERSEMBUNYI]

/a.n
Mungkin kalian gak benar-benar peduli fakta ini, tapi...

Seoul 13 jam lebih awal daripada Brooklyn. Asumsikalah latar waktu chapter sebelumnya jam 7 pagi (pemakaman Steve)  sampai jam 1 siang (makan siang Morgan). Adegan Tony nelepon Helen buat kasih tahu batu pikirannya bereaksi adalah jam 8 pagi, tepat saat 'orang lain' melihat armor Iron-Man dan Rescue keluar dari pemakaman. Berarti, scene Seoul dalam chapter ini adalah jam 7 malam kemarinnya. Oke yaa 🤓

Ps: idk why i thought your understanding to this would be necessary.... Aku hanya merasa kalian perlu tau aja wkwkwk. Enjoy this chapter! 😘

*/

***

Seoul.

Helen Cho pada tahun 2023 adalah salah satu korban snap yang kembali melanjutkan hidup. Setelah menyelesaikan kekacauan dalam gedungnya sendiri akibat snap itu, Helen Cho bertransformasi dengan cepat menjadi pioneer dalam dunia medis berkat peti regenerasinya.

Markas ilmuan Korea Selatan itu masih sama seperti ketika Ultron mendatanginya, di Seoul. Satu-satunya yang berbeda adalah kini seorang Helen Cho sudah berkeluarga, dan lab serta penelitian regenerasi sel sudah tidak begitu menjadi dunianya. Jadi, bila tak sedang di lab, perempuan 36 tahun itu ada di tempat tenangnya, di lantai teratas U-Gin Research Lab bersama orang tercintanya, Dimitri Meredev.

Begitupun kali ini. Saat Helen tiba di lantai pribadi mereka, pria Rusia itu tengah memegang sampanye di tangannya, berdiri menghadap bintang malam. Tak mau membuatnya menunggu lebih lama, Helen melangkah maju, menghampiri pria itu seraya memanggilnya, "Dimitri,"

Pria itu menoleh, "Sudah selesai dengan urusanmu?"

Teringat apa yang tadi ia lakukan di bawah,  di lantai 'Proyek Rahasia' miliknya, Helen mengangguk sekali. Ia lantas mengambil tempat di sisi prianya dan bersandar di sana. "Jangan khawatir, ini tidak akan lama, Dim."

"Sampai kapan? Dengan hadirnya dia, aku merasa seperti kau menduakanku, kau tahu."

Perkataan itu membuat Helen terkekeh. Ia meninju lengan kanan Dimitri, bercanda tentu saja. "Secara teknis dia android, Dimitri, dan aku tidak mungkin jatuh cinta kepada android."

"Yah, bagus. Sebenarnya aku lega menyadari satu fakta itu. Hanya saja, perhatianmu yang terkesan sama membuatku sering melupakannya."

Helen tak bisa tak tersenyum. Makin saja dia menikmati malamnya bersama Dimitri. Mereka berubah posisi. Helen membuat Mr. Meredev itu  menghadapnya. Kini tangan yang tadi memegang sampanye itu jadi menjuntai di pinggang kanan Helen, sedangkan tangan kanannya memeluk wanita itu dengan posesif.

"Apa yang baru saja kalian bicarakan di bawah sana?"

Untuk ke sekian kalinya, Dimitri memilih topik yang 'tepat'. Tepat dalam banyak artian. Karena bidang pekerjaan keduanya nyaris sama, membawa pekerjaan ke dalam pembicaraan pribadi merupakan salah satu kebiasaan yang menyenangkan.

LEGACY [Fan Fiction] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang