32 - [PERMAINAN PIKIRAN]
(All i can say is ...
SORRY! and ENJOY THE SURPRISES BELOW!)
****************Author's POV
Zemo terkekeh. Mendapati keempat keluarga Stark yang ada di hadapannya, ia hanya menyunggingkan senyum tipis dan menoleh kepada Hammer sejenak sebelum akhirnya memandang kembali keluarga nahas yang ada di hadapannya.
Diam. Hening. Tidak ada satu pun yang bergerak kecuali Shuri sudah mengikat TONY di atas ranjang operasi pengeluaran batu pikirannya.
"Sayang, kalian suka sekali melawan takdir," gumam Zemo dengan nada meledek. "Lihatlah akibatnya sekarang. Apa lagi yang mau kau rampas dari mereka, Hammer?"
Hammer, dalam setelah kasualnya, terkekeh. "Aku tidak akan klise, menembak mereka semua setelah barusan. Keluarga Stark telah memberikan siksaan tak berdarah terhebat dalam hidupku. Jadi, kau tahu maksudku, Helmut."
Seringai Zemo tersungging. Tangan kanannya terangkat, seperti mengomando sesuatu.
Belum habis syok Harley dan Peter--- dan bahkan Pepper pun belum dapat berdiri---satu kejanggalan terlihat dari kurungan Veronika.
Kurungan kokoh itu bergetar. Lama kelamaan, semakin hebat. Di antara Peter dan Harley tidak ada yang berani mendekat---dan lagi, mereka keburu teralihkan oleh gerakan Iron Maiden yang tiba-tiba.
Senjata yang mirip dengan senjata pembunuh Rumlow teracung. Harley yang melihat semua itu sigap menangkisnya sehingga serum peledak itu jatuh ke tanah. Dengan cepat pula, ia meninju wajah Melina.
Tinjuan itu berbalas, lebih keras dari sebelumnya. Namun, Harley tidak kehabisan akal. Ia menjegal tangan kanan Melina untuk menembakan replusor, lalu dengan segera balas menghujamkan chest reactornya.
Sayang, Melina menghindar, membuat tembakan itu mengenai ....
P-ETER! K-kenapa dia bisa ada di sana? Oh, tidak, tidak, tidak!
Melihat tubuh berkostum spiderman itu terbanting keras membentur puing bangunan, Harley menggeram dan maju menendang tangan Melina yang mengambil alat pemicu serum peledak itu. Sungguh, ia berusaha tetap fokus mencegah Iron jahat ini melancarkan senjata itu. Kalau diarahkan ke Veronika, habislah para superhero itu---lenyap tak bersisa. Sanctum akan kehilangan penjaganya, New Asgard akan kehilangan putra mahkotanya, dan The Guardians, mereka akan kehilangan Rocket dan Nebula.
Harley tentu tak bisa membiarkan itu terjadi.
Tepat setelah tekad itu dibulatkan, satu Iron Suit terbang ke atas, ke pesawat Shuri. Harley teralihkan sesaat, tahu bahwa itu Momnya.
"Mom! Berlindung! Biarkan aku bereskan ini!"
Namun, Pepper tampak tak menghiraukan itu. Ia sibuk bertarung melawan seisi pesawat Shuri yang entah siapa saja.
"Argh!" Dengan tenaga maksimum, ditembakkannya juga chest reactor ke arah Iron Maiden yang sudah menekan pemicu peledaknya. Orang itu terpental. Sebaliknya, pemicu yang tadi ditekannya terpelanting ke dekat Harley.
Tapi, ke mana serum peledak itu?
Harley terbang ke kurungan Veronika meskipun pikirannya bercabang sekarang. Momnya sudah terlihat menembakan replusor berkali-kali di dalam pesawat Shuri. Peter? Jangan ditanya, dia masih tidak sadarkan diri. Dadnya, terikat di atas ranjang, tak berdaya.
Begitu memusingkan.
Dan ketika Harley tidak menemukan peledak itu di kurungan Veronika, ia terbang turun, memandang arena pertarungannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEGACY [Fan Fiction] ✔
Fanfiction[Setting waktu setelah Avengers Endgame] [Fanfict MCU] "Kau bisa istirahat sekarang." Itulah kalimat terakhirku untuknya. Untuk pahlawan terbaik. Untuk sang penyelamat jagad raya. Untuk ayah terbaik bagi anak-anak kami. Dia pergi dengan tenang, aku...