6 - [RENCANA B]-1

206 31 13
                                    

//di mulmed ada rumah Tony & Pepper, di pinggir danau
//visualisasi batu nisan Tony, video Mysterio, drone, dan Steve ada di bawah :D

Ps: i just found out how interesting would be if the story use some pictures. Enjoy! Also, sorry for spoiler of FFH 😆
*****************************

6 - [RENCANA B] -1




HARI MINGGU yang cerah. Setelah berkendara sendiri dari Malibu sejak tadi pagi, siang ini aku dan Morgan baru tiba ke rumah lama kami. Selain karena bosan dengan suasana kantor, pembicaraan semalam membuatku merindukan Tony. Jadi, yah...di sinilah kami.

Sebelum masuk ke rumah, kami menyempatkan diri mengunjungi makam Tony di seberang danau. Membawa bunga lily, aku berjongkok di hadapan batu nisan itu, memangku Morgan.

Batu nisan bertuliskan 'Anthony Edward Stark' itu basah, seperti habis hujan semalam. Di bawahnya, tertulis alter ego Tony, 'The Iron Man'.

Satu tarikan napas berat lolos begitu saja dariku teringat saat-saat terakhir Tony

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu tarikan napas berat lolos begitu saja dariku teringat saat-saat terakhir Tony. Namun, tiba-tiba aku teralihkan karena,

"Batu Dad basah."- dari Morgan. Anak itu turun dari pangkuanku dan berjalan mengambil daun lebar dari dekat pusara Tony. Dia...mengelapnya.

Ah, Morgan.

"Bagaimana Dad hidup di antara bintang-bintang? Kata Paman Thor, pasti asyik, soalnya bisa bertemu dengan kakek, nenek, dan berkenalan dengan orang tua Thor. Ya kan?" Seolah tidak menungguku untuk berkata, Morgan melanjutkan curhatannya kepada Tony. Dari sini, aku hanya bisa mendengarkan bicara Morgan yang mulai lancar dengan kata-kata dewasanya dengan mata yang tetap menatap nisan Tony.

Oh, pengecutnya diriku. Bagaimana Morgan bisa sesantai itu berucap di hadapan batu seolah Tony masih hidup...?

"Daddy, aku, Mom, dan Peter rindu Daddy. Daddy, kalau bisa mendengarku, aku ingin Daddy menemaniku makan juice pops lagi."

Lirikan Morgan kemudian membuatku mengangkat wajah dan melebarkan senyum. Sungguh sulit rasanya, tapi setidaknya Morgan dapat melihat kejujuran tentang rindu itu dariku juga. Entahlah, bukan maksudku terlihat lemah, tetapi anak itu memang tidak suka dibohongi, sama seperti kakak-kakaknya.

Kemudian, anak itu melanjutkan, "Bukan, bukan Mommy tidak mau menemaniku makan juice pops. Mommy mau, dan sama menyenangkannya dengan makan juice pops bersama Daddy."

Tiba-tiba, anak itu menyingkirkan daun lebar yang dipegangnya dan berdiri, menatapku dengan lucu dan memohon. "Mommy, aku ingin juice pops."

*

Kunjungan kami ke makam Tony hanya sebentar. Tepat setelah permohonan itu, aku menurut, membawa Morgan ke dalam dan menikmati juice pops bersama di depan televise.

LEGACY [Fan Fiction] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang