37 - [RUMAH ABADI] - 2
Pepper pov
"Sepertinya ... aku harus menyuruh Harley dan Morgan mengintegrasikanmu ke dalam rumah ini. Kau tahu persis rumah ini harus bersenjata."Menanggapinya, tak diduga hologram itu langsung mengangguk setuju. "Aku setuju, biar rumah ini benar-benar menjadi rumah abadi kalian nantinya."
"Omong-omong soal rumah abadi," kembali, aku menoleh pada Tony, "aku sudah lama tidak mengunjungi makammu, Dad, Mom, dan kedua orang tuamu. Segera aku akan agendakan itu dengan anak-anak."
Kali ini, balasannya bukan hanya kata. Matahari terbenam menjadi saksinya. Sebuah armor membelah langit kelam Malibu, turun di balkon kamarku. Armor Rescue. Bagian belakang armor itu terbuka, mempersilakanku masuk.
Apa maksudnya?
Aku melirik Tony tidak mengerti.
"Masuklah. Kita lihat apa Friday mengerjakan upgradenya dengan benar dengan peralatan terbatas di bawah kantor pusat Stark Industries yang baru."
Sungguh, aku ... berusaha mencerna maksud ucapan itu. Upgrade apa lagi yang ia masukkan ke dalam Rescue? Yang kemarin kurasa sudah cukup memuaskan.
Aku tahu, daripada memprotes, langsung saja aku masuk. Beberapa detik pertama setelah armorku terkunci, masih hening.
"Friday?" Aku menyapa A.I yang biasa menjalankan armor itu.
Balasannya, bukan sahutan dari Friday. Tidak sama sekali. Yang kuterima adalah layar pandangku yang bersemut sesaat, lalu ... gambar seseorang muncul---cukup besar, seperti telah melakukan panggilan video padaku.
"Hai, Mrs. Stark."
Tiba-tiba suara terdengar. "Selamat datang di Stark Special Interface. Armor Rescue, Ironlad, Iron Spider, dan Tiny Rescue mulai sekarang memiliki akses kepada artifisial antarmuka Anthony Edward Stark batch 0.1."
Kaget? Ya! Tentu saja. Apa lagi yang coba dibuat oleh si pengacau ini? Namun, bukannya mendengkus kesal, aku malah memandang layar imaji di hadapanku dengan takjub sambil bertanya, "Apa maksudnya?"
"Maksudnya," sosok di hadapanku itu bicara, "dengan menggunakan armor kalian masing-masing, kau, Harley, Peter, dan Morgan dapat melihat wujud nyataku---meski hanya dalam layar virtual. Yah, lumayan, kan, daripada mengobrol dengan layar hologram biru saja."
"Lagi pula, ini batch 0.1, dan hologram itu batch 0.2. Jadi, yang kau hadapi sekarang sungguhan suamimu tersayang, Pepper Potts. Sejak awal, aku sengaja membuat dua versi---karena kau tahu percobaan sains tidak pernah bisa hanya sekali, kan? Jadi, aku mengunggah keseluruhan pikiranku lalu membuat versi A.I yang seperti Vision. Yang mati kemarin dan yang Bruce salin ke hologram dalam smartwatch kalian adalah versi Vision---versi pesuruh, seperti Friday hanya saja sedikit lebih pintar."
Hening. Mendengar semua keterangan itu, aku tak bisa berkata-kata.
Ya, kalian pikir, apa lagi yang harus aku katakan? Apa lagi yang harus aku protes? Orang di hadapanku ini---pemilik mata yang sedang menatapku santai---telah melakukan segalanya untuk bisa tetap berada di samping keluarga tercintanya. Ya Tuhan, Tony....
Menyadari perjuangan yang begitu besar untuk menambal semua waktu keluarga yang terbuang ketika melaksanakan misi bersama Avengers mau tak mau membuatku balas menatap sepasang mata itu dengan berkaca-kaca. Ya, aku bisa merasakannya. Aku menangis lagi, dan tampang memprotes Tony muncul setelahnya.
"Pep, ayolah, jangan menangis," rengeknya kemudian. "Kau tahu aku tidak bisa melihatmu menangis."
"Sshh, Tony, ini tangis bahagia. Biarlah." Dan aku bersungguh-sungguh. Aku terisak sepuasnya.
Setelah lega meluapkan semua kesenangan ini, tangisku mereda. Tony yang masih menampakkan wajah memelasnya berdehem, "Kau ... sudah selesai? Kau tahu, aku hanya tidak mau diingat sebagai manusia biru nantinya hanya karena muncul lagi dalam wujud hologram. Jadi, aku lakukan ini. Semoga kau tidak masalah."
"Sama sekali tidak!" Aku menyambar ucapannya dengan senang. "Aku tidak bisa membayangkan reaksi Peter ketika melihat ini. Dia pasti kaget Karen diganti denganmu."
"Ya," Tony terkekeh, "A.I wanita itu aku sisipkan dalam kacamata Morgan. Jadi, Peter punya Edith, Harley sudah berhasil menciptakan Jarvis Jr, dan Morgan memiliki Karen. Pembagian teknologi yang adil, ka---"
"ASTAGA, DAD?!"
"Ya! Replace source code itu bekerja rupanya! Dia sudah melihatku, Pep."
Kemudian, Tony tertawa, sepertinya juga begitu dengan Tony yang ada dalam topeng Peter. Keributan di lantai satu rumah abadi kami terdengar. Ketika aku turun, ketiga anak itu terlihat mencoba topengnya masing-masing.
Harley menekan-nekan tombol sisi topeng IronLadnya dengan serius, Morgan mencengkeram wajahnya sendiri dan berguling-guling di atas permadani ruang keluarga sambil tertawa---sesekali aku dengar ia meledek Dadnya, lalu Peter berulang kali melepas dan memakai lagi topengnya.
Ah, aku tersenyum melihat mereka semua. Pemandangan sungguh indah tersaji di rumah abadiku kini.
"Pesankan burger keju empat untuk makan malam, TONY. Aku malas masak malam ini."
Kemudian, aku melangkah turun dan mendekap Morgan yang tengah berbincang dengan Daddynya.
-TBC-
KAMU SEDANG MEMBACA
LEGACY [Fan Fiction] ✔
Fanfic[Setting waktu setelah Avengers Endgame] [Fanfict MCU] "Kau bisa istirahat sekarang." Itulah kalimat terakhirku untuknya. Untuk pahlawan terbaik. Untuk sang penyelamat jagad raya. Untuk ayah terbaik bagi anak-anak kami. Dia pergi dengan tenang, aku...