27 - [PEP TALK -1]
//Awalnya, cerita ini mau aku selesaikan dalam 30 bab. But, melihat betapa rumitnya alur yang sudah tercipta, aku rasa gak mungkin. Daripada plot hole, mending aku panjangin ceritanya wkwkwk.
So, for the come back, maybe kalian gak akan melihat Tony dalam waktu yang lama. :) More Peppers and any Avengers Members on this chapter and few chapters ahead. You're welcome! *Laughs*.
However, aku cuma bisa bilang maaf sama yang udah nungguin kelanjutan cerita ini tapi aku Php-in terus. Bukannya sibuk, no. Aku yakin kalian lebih sibuk daripada aku. Faktor Malasss merajaiku dan kepalaku. Few months back aku lebih tertarik mengedit daripada nulis. Satu-satunya buku yang selesai di tahun ini justru skripsi hahahaha...
Oke, anyway, enjoy the chapter!
***
Ketika TONY mulai melibatkan Scott dan keluarganya, itu berarti turut pula Hank dan Janet, musuh Howard dalam SHIELD—atau, bisakah kita mengatakannya begitu? Kali ini, kedua kepala pintar dalam dua keluarga itu sudah menyepakati satu hal, yang berlanjut kepada kedatangan Pepper ke markas persembunyian (rumah) Hank Pym.
Dua jam kemudian, ia tiba di sana bersama Morgan. Di pantai dalam suatu pulau terpencil di Samudera Hindia. Dalam kelanjutan komunikasinya dengan TONY—yang entah sedang apa sekarang—Hope bilang bahwa dia bisa menjamin keselamatan Pepper dan Morgan di tempat ini. Dengan meniru skema pertahanan Wakanda, Hank telah membuat pulau ini tak terlacak. Pulau yang indah, omong-omong. Yap, tempat yang sempurna untuk bulan madu ke dua setelah beberapa dekade terpisah.
Hank hanya memikirkan dirinya sendiri, itu yang Scott sahutkan kepadanya, saat TONY menghubunginya tadi. Tapi, kalau Pepper berada dalam posisi Hank dan sepintar Hank, ia pun akan melakukan hal yang sama. Membuat Tony tidak terlacak siapa pun di dunia ini adalah opsi terbaik untuk menikmati waktu keluarga.
Di sisi Pepper, Morgan terlihat takut memandangi sekelilingnya meski hari masih menjelang sore. Sang little mess memegang erat tangan mommy-nya dan tas yang berisi rumah mereka serta maketnya itu. Kedua benda itu diperkecil, tentu saja, agar muat.
Tanpa bicara, Pepper mengambil rumah mereka dari dalam tas punggung Morgan dan meletakannya di area yang sejajar dengan rumah Hank Pym.
Kemudian, "Friday, perbesar."
Rumah itu menjadi besar. Morgan terkesiap. "B-bagaimana bisa, Mom?"
"Caranya sama dengan cara kalian memperkecil rumah itu, Sweetheart."
Pepper menoleh ke sumber suara saat mendapati suara asing di sekitar mereka. Tuan pulau datang bersama istrinya.
"Selamat datang, Ms. Potts— Atau, haruskah aku memanggilmu dengan Mrs. Stark?"
Pepper menyambut ucapan itu dengan kekehan dan gelengan kepala. "Pepper saja, Mr. Pym."
Ketika pandangan bertanya-tanya Morgan mampir kepada ketiga orang dewasa itu, Janet van Dyne berjongkok, menyejajarkan dirinya dengan Morgan. "Hank, jelajahi dulu pulau ini beserta pusat kendalinya dengan Pepper. Aku ingin sekali berkenalan dengan gadis kecil ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
LEGACY [Fan Fiction] ✔
Fanfiction[Setting waktu setelah Avengers Endgame] [Fanfict MCU] "Kau bisa istirahat sekarang." Itulah kalimat terakhirku untuknya. Untuk pahlawan terbaik. Untuk sang penyelamat jagad raya. Untuk ayah terbaik bagi anak-anak kami. Dia pergi dengan tenang, aku...