35 - [TWIST]
Emergency Base Stark Industries, East Coast.
Memasuki minggu kedua setelah kantor pusat Stark Industries dihancurkan, usaha bangkit itu mulai terlihat. Dewan direksi yang kompak sepakat dengan komisaris utama Stark Industries menghasilkan penempatan kantor pusat baru diputuskan di East Coast. Puing-puing rumah lama keluarga Stark sudah tak bersisa.
Di sana, kini terlihat keramaian gedung baru yang tadinya dimaksudkan untuk rumah sakit penyakit serius milik September Foundation. Para pegawai berpakaian abu-abu berlalu-lalang, saling menyapa seraya membawa berkas.
Di sayap kanan kompleks gedung itu, baru mendarat Quinjet yang membawa tamu penting---sang pimpinan baru Stark Industries, pengganti Pepper, yang ditunjuk langsung oleh dewan direksi. Begitu keluar dari pesawat, bukanlah gedung darurat Stark Industries yang menjadi objek pandangnya, melainkan batu nisan yang sudah dipugar, berisi jasad asli sahabatnya.
Kau percaya padaku, kan, Tony?
Pria itu menarik napas, barulah memalingkan pandangannya pada gedung megah di sisi. Seseorang menyambutnya.
"Mr. Hogan."
"Daisy," Hogan--Happy Hogan--mengangguk sekali, "apa agendaku hari ini?" Happy menghampiri sekretarisnya---mantan sekretaris Pepper.
Daisy mulai menjelaskan seraya melangkah beriringan keluar dari area pendaratan pesawat. "Anda hanya punya dua agenda penting hari ini. Pertama-tama, Anda ada pertemuan dengan seluruh pegawai dan mengurus laporan-laporan yang belum dikerjakan Mrs. Stark. Kedua, setelah makan siang nanti ada rapat dengan dewan direksi mengenai perencanaan pembuatan pabrik baru dan kesiapan East Coast menjadi kantor pusat baru."
Oke.... "Laporan yang kau maksud sudah ada di ruanganku?"
"Sudah." Daisy tersenyum, tetapi mata sembabnya masih terlihat oleh Happy. Orang di sisinya ini amat kehilangan Pepper. "Ruangan Anda sudah rapi, Pak. Berkas pekerjaan sudah ada di sana semua."
"Baik, terima kasih, Daisy."
Wanita berkacamata itu mengangguk sekali. "Saya permisi sebentar, mau menemui bagian pemindahan."
"Oke." Tadinya, pria tambun itu akan melepas Daisy pergi, tetapi ia teringat satu hal, "Um, Daisy!"
Yang dituju, menoleh. "Ya?"
"Cepat kembali lagi, ya, biar aku mudah bertanya-tanya."
Sekali lagi, wanita itu tersenyum. "Baik, Pak."
Setelah itu, Happy benar-benar fokus menilai situasi. Kompleks yang berisi tiga gedung ini memiliki lorong yang mirip dengan markas Avengers yang telah dihancurkan Thanos. Pria itu yakin bahwa isinya pun tidak kalah canggih, meski berbanding terbalik dengan suasana asri di sekitarnya yang mencerminkan ketradisionalan.
Namun, justru itulah poin plusnya jika gedung ini dijadikan sebagai kantor pusat Stark Industries yang baru. Suasananya menenangkan, alam di luarnya cocok sebagai media melepas penat dari keadaan industrial di dalam gedung. Segera Happy mengingatkan dirinya sendiri untuk menyampaikan itu dalam rapat nanti.
Lama kemudian, setelah cukup lama berjalan dan menyapa beberapa pegawai yang lalu lalang, akhirnya ia tiba di ruangannya. Ruangan di lantai delapan gedung utama---lantai teratas. Ruangan itu berpintu cokelat, kebesarannya terasa mengintimidasi Happy untuk sesaat.
Sekali lagi, pria itu menarik napas sebelum kemudian benar-benar melangkah masuk.
Namun, ternyata seseorang telah ada di dalam ruangan besar itu. Kedatangan orang itu agaknya membawa jawaban kenapa jasad Pepper dan Peter belum juga ditemukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEGACY [Fan Fiction] ✔
Fanfiction[Setting waktu setelah Avengers Endgame] [Fanfict MCU] "Kau bisa istirahat sekarang." Itulah kalimat terakhirku untuknya. Untuk pahlawan terbaik. Untuk sang penyelamat jagad raya. Untuk ayah terbaik bagi anak-anak kami. Dia pergi dengan tenang, aku...