4 - [CELAH MEMORI: PRIA BODOH BERKACAMATA & BARF]
//Contain Spoiler of FFH (SORRY! XD)
PERTAMA kali aku bertemu dengannya adalah saat dengar pendapat senat di Capitol Hill tentang bahaya 'senjata' Iron Man. Bukan ketika acara itu dimulai, tapi ketika aku dan Tony tiba di tempat.
Aku masih sangat ingat Tony memanggil orang itu dengan 'Betty'— Betty Lappea? Ya. Entah dia memperhatikan keseluruhan karakter telenovela itu atau tidak, tapi tampang bodoh Hammer cukup mengingatkannya pada tokoh fiktif satu itu.
Oh, Tuhan, itu sudah lama sekali. Saking lamanya, aku tidak menyangka akan mendengar nama itu lagi. Terakhir kali kutahu, Hammer ditahan di penjara militer di Lusiana setelah sidang yang 'bodoh' di Washington D.C. Telepon ini agaknya bukti kalau dia sudah bebas.
Aku teringat. "Friday, kata kunci dan video terbaru tentang Justin Hammer."
Sementara Friday mencari dan kemudian menampilkan temuan itu, pembicaraan di seberang berlanjut dengan, "Masih ingat aku, Pepper?"
"Ya. Di antara banyak hal yang sudah sering kulupa, kau salah satu yang kuingat."
Asal saja sebenarnya aku menjawabnya karena sedang membaca berita pembebasan itu. Tapi tiba-tiba saja terdengar tawa di seberang. Tawa renyah. Tawa bersahabat.
"Sepertinya menjadi istri Anthony Stark sudah membuatmu mahir melawak, ya?"
"Itu bukan melawak, itu sarkasme."
"Terdengar seperti lawakan bagiku."
Terserah.
Dari sekian banyak artikel dan berita yang Friday kumpulkan dari berbagai sumber, dapat kusimpulkan bahwa berita pembebasan Hammer adalah benar. Dia sudah kembali ke markasnya di Queens. Bagus.
Sambil tetap lanjut menjelajahkan mata pada video-video pendek tentang Hammer, aku membalas, pendek, "Langsung saja ke bagian tujuanmu meneleponku, Mr. Hammer."
"Ah ya, itu. Sebenarnya aku ingin sedikit menawarkan bentuk pengampunan dosa karena sudah membuat Expomu kacau waktu itu. Plus, turut berduka untuk Tony."
Pertama kalinya di hari ini, aku terdistraksi. Akhirnya, ada saja satu orang yang menyebut nama itu lagi, membuatku teralihkan ke satu ingatan romantis itu, bertepatan dengan selesainya Expo. Well, kalian tahu apa itu.
Tapi aku tahu aku tidak harus membahas itu sekarang, apalagi di hadapan Hammer. Berusaha tetap profesional, aku hanya menyahut, "Katakan."
"Aku dan perusahaanku ingin mengajukan diri dalam kerja sama produksi dan distribusi produk-produk Stark Industries. Aku sama sekali tidak masalah jika harus semuanya. Kau tahu maksudku, hukuman lima belas tahun di penjara bagiku membuat Hammer Tech harus membangun semuanya lagi."
Sungguhan, Friday pasti melihatku mengangkat alis, heran dengan nada percaya diri Justin Hammer yang begitu kentara. Yakin sekali dia bahwa aku akan langsung setuju? Yang benar saja. Cepat, kuajukan jalur normal saja untuknya karena teringat agendaku besok pagi yang diberitahukan Daisy.
"Kalau ingin bekerja sama, kau bisa ikut tender, Mr. Hammer. Ada jadwal presentasi, besok, jam 10 pagi. Beberapa perusahaan akan ikut. Kalau kau berminat, silakan datang ke auditorium di lantai teratas Stark Industries."
***
09.30 a.m
Hari presentasi Hammer tiba. Seperti dugaanku, sebuah telepon kembali mengawali hariku di Malibu. Kali ini, telepon kabar baik dari Peter dan Happy. Sambil berkendara dari calon sekolah Morgan ke kantor, lega rasanya menerima kabar Peter berhasil menyelesaikan masalahnya di London. Terlepas dari kabar-kabar kekacauan The Elementals yang mengacaukan tidurku semalaman tadi, aku bersyukur Peter bisa melawan musuhnya dengan baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEGACY [Fan Fiction] ✔
Fanfiction[Setting waktu setelah Avengers Endgame] [Fanfict MCU] "Kau bisa istirahat sekarang." Itulah kalimat terakhirku untuknya. Untuk pahlawan terbaik. Untuk sang penyelamat jagad raya. Untuk ayah terbaik bagi anak-anak kami. Dia pergi dengan tenang, aku...