39 - [JAM PASIR]

63 14 0
                                    

39 - [JAM PASIR]

//Dua minggu belakangan lagi baca sastra klasik. Mon maap ya kalau atmosfernya sampai ke sini. Hehe.

Enjoy chapter 39!
-

--------------------------------

Pepper pov
Besok adalah hari besar itu. Ya, Happy dan May, siapa lagi? Persiapan pernikahan mereka berdua akhirnya selesai. Besok, 4 Juni 2023, akan menjadi hari bahagia mereka. Setelahnya, aku rasa Happy akan langsung mengambil libur panjang bersama May. Untuk itu, aku sudah mempersiapkan hadiah khusus untuk mereka, sebuah tiket paket liburan ke Dubai selama seminggu.

Yah, kerja kerasnya selama ini mengurusi Tony dan aku, aku rasa akan terbayar dengan itu. Kejutan, Tony1 dan 2 sama-sama setuju dengan ide hadiah yang dulu---mungkin saja---ia anggap terlalu berlebihan.

Sudah selesai. Aku tersenyum menatap kotak kecil berisi tiket itu. Kusimpan hadiah berbungkus emas dan berpita merah itu di laci nakas. Tepat setelahnya, seseorang membuka pintu kamar.

"Mom," Harley, "Casey dan MJ sudah datang. Kita bisa mulai makan siangnya."

"Ya." aku mengangguk, beranjak dari tempat tidurku ke lantai bawah.

Di bawah, semua orang yang masuk dalam daftar tamuku sudah berkumpul di ruang makan. Masakan yang lima belas menit lalu selesai kumasak, dihindangkan oleh para anak muda itu, dipandu oleh Happy dan May. Eh, lihatlah mereka berdua---kalau saja kalian bisa melihatnya---May dan Happy sudah sangat pantas memiliki anak.

Tiba di anak tangga paling akhir, Peter menyudahi obrolannya dengan MJ. Dia menyambutku seperti pangeran menyambut sang putri.

Kalian tahu, mengambil tangan dan menciumnya? Ya, itulah yang Peter lakukan sekarang. Casey Lang sampai terkekeh pelan dan melirik Harley dengan lucu---sementara yang dilirik justru merasa konyol akan tingkah saudaranya.

"Makan siangnya sudah siap, Nyonya Stark."

"Peter ...." Entah kenapa lama-lama geli juga diperlakukan seperti itu. Bibir merah muda seorang pemuda mencium tangan keriput? Tak pernah merasa janggalkah orang-orang di abad pertengahan itu ketika melakukan hal yang semacam ini?

Seketika aku bersyukur Tony tidak ada di---

"Peter Benjamin Parker-Stark! Singkirkan mulutmu dari tangan ratuku!"

Eh, aku lupa. Fisik Tony memang tak ada di sini, tetapi ia jelas menguasai rumah ini. Kendali cctv dan keamanan ada di tangannya. Jeez, Tony.

Menanggapinya, Peter mengernyit, menoleh ke arah cctv terdekat di rumah ini, di sudut ruangan dekat tangga. "Apa? Aku hanya coba mempraktekan apa yang nanti malam aku praktekan kepada MJ."

"Dengan mempraktekan itu kepada ibumu di depan orangnya? Tidak masuk akal, Parker. Kau tahu---"

Ergh, cukup sudah. Aku tidak mau adu mulut itu dilanjutkan di suasana siang yang sudah bagus ini. Segera, aku mendengkus keras dan berkata, "Oke, cukup, Tony. Dia masih anak-anak, oke? Biarkan dia melakukan apa yang seharusnya dilakukan."

Aku segera menyeret Peter ke kursi makan dan mempersilakan yang lainnya duduk. Pemancar real time yang sengaja Harley letakan di sebelah kursiku memunculkan Tony1. Dia melirikku dengan sebal dan mulai mengajak Morgan yang duduk di hadapannya untuk bercanda.

Ah, ya ... omong-omong, kalau kalian bertanya mengapa hologram yang tidak bisa makan itu turut serta di sana, jawabannya hanya satu: aku tidak mau dia merindukan kebersamaan dengan keluarganya sehingga berlaku nekat seperti kemarin.

LEGACY [Fan Fiction] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang