13 - [PENGHABISAN]

129 19 1
                                    

13 - [PENGHABISAN]

Author note:
Sebelumnya aku minta maaf baru bisa update fanfict ini. Baru beres sidang skripsi dan kebetulan sekarang lagi nyantai kerjaan. Mudah-mudahan bisa double up yaa. Semoga kalian suka sama beberapa twist yang bakal aku suguhkan di sini. Also, baru dapat ilmu baru dari baca novel general fiction, i hope my writing will get better. 

Anyways, ini masih babnya spidey. Author POV. Enjoy!

***


"Kau bukan Soh-larr, kan?"

Kalau Fury bisa tertawa di hadapan rekan kerjanya itu, tertawa lepaslah ia. Pertanyaan itu sungguh polos diucapkan oleh anak yang belum genap berumur 17 tahun. Belum lagi, anak itu bernyali besar juga dengan nekat mendekati gadis tomboi dan kutu buku seperti anaknya. Fury tidak pernah tahu bahwa mendengar cerita kedekatan Michelle dan Peter saat di London dari perspektif anaknya semalaman tadi dapat mengubah persepsinya tentang Peter. 

Sebelumnya, Fury menganggap pemuda yang kini bernama belakang Stark itu adalah anak yang cengeng, yang terlalu dimanjakan oleh Tony Stark, yang perlu ia beri beberapa pelajaran tentang kemandirian. Kini, mantan petinggi SHIELD itu melihat Peter sebagai sesuatu yang lain. Korban blip itu sudah ia terima berada di sini karena dua hal: menyelamatkan anaknya dan berusaha bersikap seimbang antara tugas pahlawan supernya selama di London dengan berbaur di tengah teman-temannya. 

Fury tahu itu tidak mudah. Ia mengalaminya. Bertahun-tahun bekerja di badan intelijen khusus itu, memiliki istri dan anak tidak pernah terbayangkan olehnya. Maklumnya Mrs. Greetha Jones terhadap seluk beluk kehidupan dan pekerjaannya membuat Fury dapat menyeimbangkan semuanya. Ia dan Greetha dapat bertahan dengan hubungan jarak jauh mereka sejak sebelum Danvers masuk ke dalam kehidupannya. Meski mereka sempat berpindah-pindah rumah mengikuti tugas Fury, lalu menetap di sini setelah teknologi penyelubung wajah milik SHIELD resmi dirilis untuk kepentingan penyamaran, Greetha masih melihat Fury sebagai seseorang yang sama: ayah dari Michelle Jones Fury dan Georgina Josephine Fury.  

Akan terlalu panjang jika kehidupan sepasang teman hidup sejak SMA itu diangkat di hadapan Peter. Pemuda itu hanya harus tahu bahwa sebenarnya ia tidak sendirian. Sepulang dari Kree dan mendapati Peter dijebak oleh Mysterio dan Sinister Six, Fury akan mengajarkan Peter bagaimana membuktikan diri dalam kehidupan Spider-Mannya, kehidupan anak asuh Tony Stark-nya, dan--tentunya--menjadi pacar seorang Michelle Jones yang kurang ajar itu. 

Kini, tepat setelah pertanyaan itu terlontar, Fury hanya menyeringai sinis menatap Peter dan menggeleng. "Aku tahu kau punya banyak pertanyaan, Nak. Tapi, aku dulu yang bertanya padamu: bagaimana opsiku tadi mengenai membunuh Sinister Six dengan E.D.I.T.H?"

Wajah Peter pucat pasi. Di mulut tangga, pemuda itu hanya mengangguk kaku dan membalas, "A-ah, itu patut...dipertimbang-kan, S-Sir."

"Aku rasa itu harus dilaksanakan."Di hadapan Peter, Fury melipat kedua tangannya di depan dada. Ia memandang Peter dengan sorot mata yang sama, menantang. Namun, kali ini Fury sebenarnya hanya ingin melihat apa anak ini berani melakukan usulnya. Fury tahu EDITH bukan mainan, dan ia rasa Peter pun sadar itu. 

"M-maksudku, Anda tahu Edith itu mengendalikan drone, mesin, sedangkan mereka tidak ada yang manusia biasa, Pak. Mereka---" 

"Aku tahu mereka tidak bisa dibunuh dengan cara biasa, tapi pasti kau bisa memanfaatkan Edith untuk membantumu memburu mereka. Iya kan?"

"I-itu...patut dipertimbangkan."

Dalam pertarungan satu lawan satu anak ini masih bisa berpikir efektif dan efisien. Aku hanya perlu melatihnya---

LEGACY [Fan Fiction] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang