20 - [KELULUSAN]
//Pict di mulmed itu tempat wisuda Harley dilaksanakan :)//
PETER mengentakan kakinya gelisah menunggu rapat dewan guru di Midtown Science usai. Yah, walaupun wajahnya dipasang untuk selalu melebarkan senyum dan menyambut pertanyaan dan pernyataan yang diajukan kepadanya sepanjang rapat 'penghargaan terhadap Spider-Man' itu berlangsung, tak dapat dipungkiri kalau dirinya mulai kehilangan antusias sejak sepuluh menit pertama rapat itu.
Kenapa? Sederhana. Karena ia baru teringat ada wisuda Harley hari ini, tapi sudah telanjur mengiyakan undangan Mr. Morita, kepala sekolahnya, untuk ikut rapat dewan guru.
Ketika dua jam kemudian, tepat pada pukul 11, rapat akhirnya selesai dengan beberapa keputusan final terkait kelanjutan akselerasi studi Peter di sekolah ini, ia langsung melangkah ke luar ruang rapat. Sayang, di luar Ned dan Betty sudah menunggu. Sepasang manusia yang bak angka 01 itu memandang Peter dengan tatapan menunggu---menunggu penjelasan hasil rapat tadi, tepatnya.
"Bagaimana?" Sahabatnya itu bertanya.
Peter segera mengangkat bahu, "Uh, yah...intinya Mr. Morita setuju dengan usulan mayoritas dewan guru soal akselerasiku---"
Ucapan itu terpotong oleh ekspresi Ned yang tiba-tiba berubah murung. "Jadi, kau akan lulus lebih dulu? Menyedihkan, Bung. Kita tidak bisa bersama lagi."
"Ned? Dengarkan aku dulu," Peter mendengus, keki dengan selaan Ned yang terlalu awal. "Aku memang akan diakselerasi, tapi Mr. Morita dan dewan guru menyetujui permintaanku. Aku hanya mau mendapatkan beberapa 'keistimewaan Spider-Man' dari sekolah asalkan seluruh siswa yang terkena snap turut ikut denganku di rangkaian ujian akhir."
Mata 'kau serius???' cepat menjadi balasannya. Cepat pula, Peter mengiyakan kabar yang dibawanya dari ruang rapat. "Ujian itu akan dilaksanakan bulan depan---dan kau, Betty," Mendapati MJ di seberang lorong ruang rapat, Peter menambahkan, "MJ, juga siswa lain yang terkena snap diberi waktu mendaftar ujian akhir itu selama dua minggu ini, dimulai dari senin nanti. Kalau lulus, kalian akan dianggap setara dengan lulus SMA dan kuliah bachelor (strata 1)."
"Jadi kita masih tetap bisa bersama-sama?" Betty menyahutinya. Namun kemudian, yang terlihat dari wajah dibingkai bandana itu adalah khawatir. "Tapi, bagaimana caranya kita mengimbangi pengetahuan 5 tahun itu dalam satu bulan? Otakku tidak bisa belajar secepat itu."
"Maka siap-siap saja tinggal kelas, Betty."
Hahahaha.... Kalau ingin jahat, Peter sudah tertawa menanggapi ledekan-tapi-ada-benarnya-juga itu yang datang dari MJ. Tapi yang dilakukannya sekarang hanya tersenyum tipis sejenak, mengangkat bahu, dan menampakkan wajah sepolos mungkin. "Aku rasa semuanya tergantung kita. Sekolah hanya memfasilitasi korban snap untuk merasa di usianya yang seharusnya, tinggal kita yang mau bersikap seperti itu atau masih betah diperlakukan sebagai remaja umur 16 tahun."
Cekrek! Satu kilat kamera memotong percakapan di antara mereka. Dari Flash, siapa lagi? Penggemar nomor satu Spider-Man itu baru saja memotret Peter dari dekat dan tersenyum lebar. "Kalau aku jelas masih betah diperlakukan seperti remaja umur 16 tahun. Bebas menyuruh siapapun di rumah. Seharusnya kau juga, Parker, apalagi kau pasti punya segudang asisten rumah tangga yang melayanimu di rumah besar ayah angkatmu itu."
"Tony bukan orang yang suka memanjakan Peter, asal kau tahu, Flash." komentar Betty dengan nada datar.
Mr. Thompson itu hanya mengibaskan tangan dan mengarahkan ponselnya kepada Peter dengan mode kamera depan. "Halo, Pengguna Instagram, penggemar nomor satu Spider-Man kembali lagi. Kali ini, aku bersama pahlawan super favorit Queens,"
KAMU SEDANG MEMBACA
LEGACY [Fan Fiction] ✔
Fanfic[Setting waktu setelah Avengers Endgame] [Fanfict MCU] "Kau bisa istirahat sekarang." Itulah kalimat terakhirku untuknya. Untuk pahlawan terbaik. Untuk sang penyelamat jagad raya. Untuk ayah terbaik bagi anak-anak kami. Dia pergi dengan tenang, aku...