Alona melangkahkan kakinya perlahan menuju gedung serbaguna milik sekolah Aleeza, ia sedikit terburu-buru takut terlambat melihat adiknya tampil, hari ini adik kecilnya itu menjadi salah satu siswi yang dipilih untuk untuk mementaskan drama musikal di sekolahnya.
Punya suara yang merdu dan rupa yang rupawan membuat Aleeza dipilih memerankan karakter utama wanita dalam cerita yang sebentar lagi di pentaskan.
Perasaan Alona bercampur aduk, antara gugup, Excited, takut dan senang. Entalah, mengapa setiap kali adiknya itu tampil di panggung ia yang selalu merasakan semua perasaan itu, sementara Aleeza hanya menatapnya datar sembari menenangkannya.
Ia berbelok memutar saat mendekati pintu masuk, dia baru saja dari kampusnya dan langsung buru-buru ke sekolah adiknya untuk memberi dukungan. Sementara ibu dan adiknya sudah berada di sekolah sejak pagi tadi, dan sekarang pukul setengah tujuh sore, dan pentas drama itu akan dimulai setengah jam lagi, perut Alona semakin mulas.
Saat memasuki gedung itu ia melihat semua kursi sudah mulai dipenuhi orang. Alona mengedarkan pandangannya menyusuri ruangan untuk mencari ibunya, tapi tak kunjung ketemu. Mungkin ibunya berada di belakang panggung menemani Aleeza. Buru-buru Alona berjalan kembali keluar, menyusuri koridor sekolah mencari keberadaan adiknya. Dia sedikit bingung dimana harus mencari sampai ia melihat sekelompok remaja dengan pakaian yang sama dan name tag yang menggantung di leher mereka tengah sibuk berlalu-lalang di depan sebuah ruangan yang diyakini Alona sebagai tempat para pementas berada.
Mungkin mereka panitianya, pikir Alona. Ia berjalan mendekati para remaja itu untuk bertanya.
"Permisi." sapanya ramah dengan wajah datar seperti biasanya. Para remaja itu sontak menoleh serempak dan mematung beberapa saat sebelum suara ramah Alona kembali terdengar.
"Permisi, apa ini ruangan untuk para artisnya? Saya mau bertemu adik saya." Sapaan formal dan sedikit kaku itu membuat para remaja itu semakin tercenung. Alona yang semakin tak sabaran hampir saja memutar bola matanya malas melihat keterlambatan respon dari anak-anak ini.
"Hey." panggilnya semakin keras membuat para panitia yang tadinya sempat tercenung kembali sadar.
"Eh maaf mbak.. Ada perlu apa ya?" Alona mendengus, apa yang salah dari mereka.
"Saya tanya ini ruangan untuk para artinya atau bukan? Kalau iya saya ingin bertemu adik saya." ulangnya sembari menekan kata-perkata saking kesalnya.
"Oh.. Eh iya mbak, ini emang ruangan untuk yang ngisi acara, kalau boleh tau adiknya siapa mbak? Biar kita bantu mencarikan." salah satu gadis panitia yang sepertinya cukup peka dengan kekesalan Alona menjawab sopan.
"Aleeza." Jawab Alona singkat.
"ohh.. " Para remaja itu menyahut berbarengan, seolah maklum saat nama Aleeza disebut. Mereka terpesona dan maklum jika akan bertemu mbak-mbak cantik yang mengaku kakak Aleeza.
"Loh! Mbak Al? " Suara lembut yang tak asing tiba-tiba mengintrupsi pembicaraan mereka, Alona menoleh pada asal suara dan mendadak legah mendapati seorang gadis remaja yang tengah berdiri tak jauh darinya menatap sumringah padanya.
"Fany! "
Dengan antusias sahabat dekat adiknya itu berjalan cepat menuju Alona dan langsung memeluknya hangat sebelum berbicara dengannya.
"Hai kak, cari Eza pasti ya. Ayo ikut aku. Aku anterin." Gadis bernama Fany itu menoleh pada sekumpulan remaja tadi, "Biar gue yang urus, ini mbaknya Eza. Bye guys." ucapnya lalu menarik Alona berjalan mengikutnya.
"Kok baru muncul si kak? Eza udah nungguin dari tadi, dia mendadak nervous dan susah ditenangin. Katanya dia nggak mau tampil sebelum kak Al muncul. " Lanjut Fany lagi.
![](https://img.wattpad.com/cover/179185660-288-k799219.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Still The Same
Любовные романыWARNING!! Adults Only! Terdapat banyak kata-kata kasar dan adegan kekerasan! Mohon bijaklah memilih bacaan. ** Ketika kau dikhianati oleh dua orang yang kau percaya sekaligus, orang yang dipercaya sebagai cinta pertamamu dan seseorang yang kau yaki...