Alona berdiri termenung menatap ke luar jendela kamarnya sesaat setelah ia menghubungi guru sanggar Aleeza. Ia sudah menjelaskan mereka tidak bisa ikut hadir undangan makan malam keluarga Domonic karena ada hal lain yang harus diurus.Alona terpaksa berbohong karena tidak harus menolak seperti apa. Ini terlalu mendadak dan otak Alona mendadak tidak bisa digunakan untuk berpikir, intinya dia tidak siap untuk semua ini. Bukan Alona pengecut atau tak berani menghadapi keluarga itu, tapi ia tidak merasa punya urusan lagi dengan mereka dan sudah seharusnya mereka tidak berhubungan satu sama lain. Mereka orang asing dan tak punya kepentingan dengan mereka lagi. Jadi, Alona akan memutuskan segala bentuk hal yang bisa membuat mereka berhubungan kembali.
Cukup sekali ia lengah dan membiarkan Aleeza bertemu orang-orang itu. Kalau pun nanti harus berhadapan dengan mereka maka hanya Alona yang boleh mereka temui. Tidak untuk adik dan ibunya.
Lama termenung Alona tersentak ketika sebuah suara terdengar dari arah belakangnya, ia berbalik dan mendapati ibunya sudah masuk ke dalam kamarnya.
"Mam." Alona berjalan mendekat ke arah ibunya yang sudah berpindah duduk di ranjang miliknya. Anita menepuk tempat di sebelahnya untuk Alona duduki.
"Sini sayang mama mau bicara." Ibunya tersenyum lembut ke arah Alona dan setelah gadis itu duduk di sebelahnya tangan Anita berpindah merangkul bahu gadis itu dan mengusapnya pelan.
"Mama tahu apa yang kamu bicarakan dengan Eza tadi. Eza sudah beritahu mama." Anita berucap tenang dengan senyum menenangkan seperti biasanya.
Alona menatap ke dua mata ibunya dan yang bisa ia lihat hanya sorot kelembutan dan penuh kasih yang terpancar jelas dari netra coklatnya dan hal itu membuat Alona merasa tenang juga sesak.
Sesak karena hal memiluhkan yang pernah dialami ibunya yang disebabkan pria penghiatan itu, ia masih tak habis pikir dimana hati nurani ayahnya saat tega berselingkuh dan membuang mereka.
Dan setelah semua hal yang dialami ibunya, wanita itu jutru tak mendendam, pancaran ketulusan masih memancar kuat dari segala perilakunya. Alona tahu ibunya tidak pernah membenci ayahnya, tidak sekalipun.
Ia tidak memaki, memukul atau menyumpahi pria penghianat itu ketika menemukan ayahnya tengah bermesraan dengan wanita lain dapur rumah mereka sendiri. Bahkan ibunya masih sempat-sempatnya menarik Alona, mendekapnya kuat untuk menutup mata dan telinganya yang saat itu ikut mematung melihat adegan menjijikan yang dilakoni ayahnya dengan wanita lain.
Saat hari dimana ayahnya meninggalkan mereka ibunya hanya bisa menangis pelan sembari memohon pada ayahnya untuk tetap tinggal. Dia ingat kata-kata ibunya saat itu.
"Mas jangan tinggalkan kami. Aku memaafkan mu, aku tidak marah dan menerima semua itu asal kau jangan tinggalkan kami. Kalau kau tidak mencintai ku lagi tidak masalah, asal jangan tinggalkan anak-anak. Mereka masih sangat kecil untuk menerima semua ini, aku tak ingin mereka membenci kamu, aku tak ingin hal ini menghancurkan mereka. Aku mohon mas! Aku mohon!"
Tapi sayang segala permintaan Anita tida mampu membuat pria itu lulu, bahkan saat Alona ikut menghalanginya, Alona harus menghadapi kekecewaan yang sama. Alona hancur, hatinya hancur melihat dan mendengar itu semua, adegan menjijikan ayahnya masih terpatri jelas di pikirannya, suara mengiba ibunya masih menempel kuat di otaknya seolah enggan melepas barang sedikit pun.
Belum lagi segala kesulitan yang mereka lalui setelah semua hal itu, mereka terombang-ambing tak tahu arah. Mereka meninggalkan rumah penuh kesakitan itu tanpa membawa apa-apa, hanya tas dan baju serta sisah uang di rekening ibunya.
Kemudian setelah hal buruk itu berlalu, dan hidup mereka kembali normal, dengan lancangnya pria itu ingin bertemu? Rasanya seluruh tubuh Alona bergetar karena rasa benci. Ia tak akan membiarkannya. Tidak akan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Still The Same
RomanceWARNING!! Adults Only! Terdapat banyak kata-kata kasar dan adegan kekerasan! Mohon bijaklah memilih bacaan. ** Ketika kau dikhianati oleh dua orang yang kau percaya sekaligus, orang yang dipercaya sebagai cinta pertamamu dan seseorang yang kau yaki...