Pementasan sudah selesai sejak lima belas menit yang lalu, ruangan yang tadinya sesak dipenuhi orang-orang perlahan lenggang ditinggal pulang pengunjungnya. Tapi hal yang sama tidak berlaku bagi beberapa orang lainnya, mereka tetap di tempatnya karena sejak tadi salah seorang dari mereka bersikeras ingin bertemu sang aktris utama pementasan, tidak ingin kembali kalau belum bertemu.
Dia sampai mengikuti sang penanggungjawab acara ke belakang panggung berharap menemukan sesosok gadis yang sangat ingin dilihatnya. Rasanya dadanya dipenuhi perasaan rindu yang tidak bisa dia bendung lagi, tubuhnya sampai bergetar karena rasa antusias dan gugup yang menyatuh, ia bahkan sampai tak peduli pada orang -orang yang menungguinya, ia sama sekali tidak menggubris panggilan mereka yang mengajaknya untuk pulang, hingga pada akhirnya orang-orang itu menyerah dan mengikuti pria itu kemana pun ia pergi.
"Damian sudah hentikan! Sebaiknya kita pulang sekarang. Jangan bertindak bodoh!" Teguran bernada tajam itu membuat pergerakan Damian terhenti, dan dengan wajah keras ia berbalik ke asal suara menatap tajam pada sang ayah.
"Kalau ayah mau pulang silakan pulang! Tidak ada yang menyuruh ayah untuk menunggu!" mungkin suara Damian terdengar tenang, tapi siapa pun di ruangan itu tahu ada nada kemarahan yang tersirat jelas dari kata-katanya yang tajam.
"Apa kau tidak tau malu! Anak itu bahkan tidak ingin bertemu dengan mu. Lantas apa yang membuat mu masih ingin di sini! Liat posisi mu Damian! Kalau sampai ada yang melihat mu seperti ini mereka akan curiga. Jadi sebaiknya kita pergi dari sini!" Ucap sang ayah tak mau kalah, pria tua itu tak peduli apa pun selain reputasinya yang menjadi taruhannya.
"Tidak! Sudah cukup aku menuruti ayah selama ini! Biarkan aku bertemu dengan putriku dan kalian bisa pergi tinggalkan tempat ini." Ujar Damian masih bertahan dengan keinginannya.
"Nak.. Ayo pulang, gadis kecil itu jelas tak ingin bertemu. Lebih baik kita kembali, jangan memaksakan diri." Kali ini sang ibu yang berbicara, ikut membujuk putra sulungnya. Sejujurnya ia kasian tapi kalau Damian memaksakan diri, suaminya dan putranya itu pasti akan bertengkar lagi, dan ia tak ingin hal itu.
"Gadis kecil itu bernama Aleeza dan dia cucu mu mah." Damian berujar lemah, menatap sang ibu penuh permohonan.
"Anak itu jelas tak ingin bertemu Damian. Percuma kalau kamu memaksa, dia jelas tak menggubris panggilan mu tadi." Sarah--sang istri yang sudah jengah sejak tadi akhirnya ikut bersuara, tak habis pikir dengan sikap keras kepala sang suami.
"Aku tak peduli, aku ingin bertemu." jawabnya tak peduli tanpa memandang wanita yang sudah dinikahinya sepuluh tahun itu.
"Dasar kau keras kepala! Apa kau ingin membuat sekandal! Apa kau ingin parah wartawan keparat itu mencium tingkahmu saat ini?! Dulu kita mungkin berhasil membungkam mereka dan menutup rapat-rapat kesalah mu dan sekarang kau dengan otak dangkal mu itu ingin membuat para wartawan tahu dan membuka aib mu?!" Teguran keras kembali dilayang sang ayah. Pria tua itu bahkan sampai menunjuk-nunjuk Damian, sementara sang objek kemarahan hanya terdiam, tercenung memikirkan kebenaran ucapan sang ayah tapi entah mengapa ia masih tak cukup peduli.
Putrinya yang sudah lama tak dijumpainya berada di depan matanya, dia tidak akan membuang waktu,menyia-nyiakan kesempatan untuk bertemu dan mendekap erat putrinya. Mereka sudah lama menghilang, tidak ada yang tahu dimana mereka berada selama ini, hingga kesempatannya terbuka lebar saat ini dengan kemunculan sang putri bungsu. Jika putri bungsunya berada ditempat yang sama dengannya saat ini maka dua orang lainnya juga.
Mengingat dua wujud itu membuat hatinya betalu-talu semakin kencang, seolah mengambil alih ketenangan dirinya, Alona dan Anita. Putri sulung dan mantan istrinya itu, Damian rindu, sangat rindu, hingga rasanya sesak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Still The Same
RomanceWARNING!! Adults Only! Terdapat banyak kata-kata kasar dan adegan kekerasan! Mohon bijaklah memilih bacaan. ** Ketika kau dikhianati oleh dua orang yang kau percaya sekaligus, orang yang dipercaya sebagai cinta pertamamu dan seseorang yang kau yaki...