15 - Clue

610 75 15
                                    

Secret Room.

Eunseo, Ten dan Renjun telah menemukan ruang rahasia itu. Mereka terdiam sejenak. Tak habis pikir bahwa Chenle membuat ruang rahasia seperti itu. Kenapa harus di balik rak buku? Apakah dari pihak kepolisian menemukan ruang rahasia itu?

"Kok lo bisa langsung nemu?" tanya Ten sambil menatap wajah Renjun yang samar karena gelapnya ruangan.

"Ngga langsung ya. Gue usaha dulu buat nemuin ruangannya. Teliti aja. Liat ini."

Renjun menunjukkan sesuatu di balik tumpukan buku. Ada sebuah celah kecil untuk menyimpan remote yang digunakan untuk membuka ruang rahasia itu. Eunseo dan Ten jelas di buat terkejut sekaligus kagum dengan sosok Renjun yang begitu teliti dalam mencari sesuatu. Bahkan dia sudah menyiapkan sarung tangan untuk menggeledah kamar Chenle-jelas membuat Eunseo dan Ten kesal. Kesalnya, kenapa mereka tidak di kasih? Renjun sialan!

"Udah buru masuk!" suruh Renjun sambil mendorong kedua temannya untuk masuk ke dalam ruang rahasia itu. Setelah masuk, Renjun menutup kembali pintunya. Di balik pintu itu ada sebuah tombol untuk keluar dari ruangan itu. Eunseo, Ten dan Renjun mengarahkan lampu senter mereka ke setiap sudut ruangan. Tidak begitu luas hingga Ten menyadari sesuatu, bahwa ada pintu lagi di sudut ruangan di atas sana, dan untuk ke sana, mereka harus menaiki tangga. Di bawah tangga itu pun banyak terdapat buku-buku dan barang-barang milik Chenle yang sudah tidak terpakai lagi.

"Tinggal sendirian tapi boros banget. Gue kira ini udah langsung ruang cctv. Eh, tertipu kita," cerocos Ten sambil menaiki tangga. Ia berjalan paling belakang.

"Si sultan mah bebas," sahut Renjun.

"Mending si kasih ke gue buat bayar sewa apartemen," celetuk Ten.

"Kayanya ngga sudi ngasih ke lo, Ten," cibir Eunseo.

"Sialan."

Tak lama, mereka sampai di lantai atas. Tidak begitu jauh dan tinggi, hanya menaiki sepuluh anak tangga dan mereka langsung di hadapkan dengan sebuah pintu yang mereka yakini sebagai ruang cctv.

"Sialan, pake kode," gerutu Renjun. Mereka bertiga tampak frustasi. Chenle sialan, kenapa harus seketat ini? Apa karena dia punya banyak rahasia? Kalau iya, rahasia apa?

"Terus gimana? Kita bobol ni? Tapi ngga ada linggis," tanya Ten.

"Jangan. Polisi belum sampe ke sini. Kalo mereka berhasil nemu ruangan ini, mereka bakal curiga kalo ada yang bobol pintu, apalagi mbobolnya pake alat. Jelas ngga mungkin perbuatan Chenle. Polisi lebih pinter dari kita," ujar Renjun. Ten nampak frustasi karena bingung harus melakukan apa untuk bisa masuk ke dalam ruangan itu, bahkan ia memperhatikan wajah Eunseo yang terlihat dingin, namun sebenarnya ia tengah memikirkan cara untuk masuk ke dalam ruangan tersebut.

"Lo kenapa, Seo? Kok kaya kesurupan?" tanya Ten yang mulai was-was.

"Gue pernah baca artikel sekilas tentang penemuan sidik jari penjahat. Mereka pake bubuk khusus, tapi gue lagi mikir bubuk apa lagi selain bubuk khusus?"

Ten dan Renjun diam sejenak, lalu Ten bertanya, "Chenle punya bedak ngga? Siapa tau bisa pake bedak bubuk,"

"Cowok kaya Chenle ngga punya bedak," jawab Renjun.

"Tolong senterin ke sini dong," pinta Eunseo sambil membuka tasnya untuk mencari sesuatu. Tak lama, gadis itu terlihat menggenggam sesuatu.

"Lo bawa bedak?" tanya Renjun.

"Always dia mah," jawab Ten sambil terkekeh.

"Mau ngapain?" tanya Renjun.

"Coba pake bedak buat nemuin sidik jari. Siapa tau pake sarannya Ten kita bisa tau kodenya," jawab Eunseo, lalu ia mendekat ke arah pintu dan mulai menaburkan bedak di atas touchscreen door lock.

[COMPLETED] CRIMINALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang