12 - Who?

638 74 10
                                    

Hari ini Eunseo absen kuliah karena kakinya masih terasa sakit. Bukan Eunseo yang ingin, tapi Ten. Dia tidak mau kaki Eunseo bertambah bengkak karena di paksa berjalan. Sekarang saja masih bengkak.

Eunseo bangun jam sebelas siang karena ia dan Ten pulang dari rumah Renjun pukul tiga pagi. Untung saja tidak ada tetangga yang memergoki mereka. Jika sampai terjadi, mungkin para tetangga akan mengira kalau mereka melakukan sesuatu yang buruk.

Eunseo memegangi perutnya yang sakit karena melewatkan sarapannya. Bisa di pastikan kalau maag-nya kambuh. Ia pun buru-buru mengambil obat maag, setelah itu membuat makanan untuk makan siang. Eunseo akan memasak nasi dan membuat udang asam manis yang biasa ia buat sejak SMA. Tentu saja ibunya yang mengajarinya.

Ngomong-ngomong soal ibu, Eunseo sangat merindukannya. Ayah dan adik laki-lakinya juga. Ia rasa, Ten beruntung masih memiliki keluarga walaupun ada di Thailand. Mereka jauh, namun masih bisa bertemu. Sedangkan Eunseo?

Dia harus pergi ke makam untuk bisa bertemu dengan keluarganya, namun tidak akan pernah lagi saling bertatap muka, apalagi saling menggenggam dan memeluk.

Satu-satunya orang yang masih peduli, memperhatikan dan menyayanginya sama seperti keluarga hanyalah Ten. Karena laki-laki itu adalah sosok yang selalu ada di sisi Eunseo selama lebih dari lima belas tahun.

Ten orang asli Thailand. Namun ia dan keluarganya tinggal di Korea saat Ten berumur enam tahun. Saat Ten masuk SMA, keluarganya pindah lagi ke Thailand dan itu membuat Ten kesepian. Satu-satunya orang yang selalu ada disampingnya dan menjaganya hanyalah Eunseo dan kini giliran laki-laki itu yang harus menjaga dan melindungi Eunseo karena gadis itu telah kehilangan seluruh anggota keluarganya.

Eunseo seringkali bersyukur karena Ten masih hidup dan mewarnai hari-harinya. Entah akan jadi seperti apa Eunseo sekarang jika tanpa laki-laki itu.

Sekitar jam dua belas siang, sebuah panggilan video masuk dari ponsel Eunseo. Jelas itu dari Ten yang sedang kesepian tanpa kehadiran sahabatnya di kampus.

"Hm," gumam Eunseo setelah ia menjawab vidcall Ten.

"Hm," gumam Eunseo setelah ia menjawab vidcall Ten

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bukannya menjawab, Ten malah memanyunkan bibirnya.

"Apa sih? Ngomong kek," ketus Eunseo.

"Hehehehe,"

"Dih, gaje,"

"Lagi ngapain lo?"

"Mau makan, jangan ganggu."

"Maunya ganggu."

"Matiin nih."

"Jangan dong. Makan pake apa?"

"Udang asam manis. Gue bikin banyak nih. Kalo mau, ntar pulang ngampus lo ambil." Eunseo memperlihatkan masakannya pada Ten.

"OKEEE!"

[COMPLETED] CRIMINALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang