24 - Not The Time

522 71 5
                                    

Kedua gadis itu duduk disebuah ayunan panjang di balkon rumah Lucas. Apalagi selain menghindari kebisingan Lucas dan Ten yang sedang bermain game? Sudah cukup lama juga Eunseo dan Yuqi tidak berbincang berdua seperti ini. Terakhir, saat Eunseo datang kerumah gadis itu untuk mengerjakan tugas dari dosen.

Sejenak mereka saling diam, sibuk dengan pikiran masing-masing. Setelahnya, Eunseo menghela napas cepat, seolah-olah ia merasa lelah dengan situasi yang sedang ia hadapi. Tak lama, Yuqi pun mengikuti apa yang Eunseo lakukan. Punggungnya ia sandarkan pada punggung ayunan, kemudian kedua kakinya dinaikkan, ia duduk bersila, begitu juga dengan Eunseo.

"Lo ada masalah apa, Qi?" tanya Eunseo tiba-tiba. Kepalanya disandarkan, namun menghadap Yuqi. Gadis itu pun menoleh sambil mengangkat kedua alisnya. Sejenak ia berpikir masalah apa yang sedang ia hadapi untuk diceritakan pada teman masa kecilnya itu.

"Hmm...kenapa emang?" tanya Yuqi balik.

"Lucas gimana? Ngga ada masalah kan lo sama dia?" tanya Eunseo, Yuqi tampak berpikir sejenak.

"Hmm...engga, si. Cuma, gue makin sayang aja sama dia walaupun dia suka ngeselin," ungkap Yuqi yang membuat Eunseo tertawa kecil.

"Lo sendiri?" Yuqi bertanya balik. Ia memosisikan dirinya duduk setengah menghadap Eunseo.

"Kenapa?"

"Ya sama Ten. Ngga ada perasaan apa-apa gitu?" Eunseo menatap kedua mata Yuqi dalam-dalam. Kemudian, ia mengalihkan pandangan ke depan sambil menghela napas cepat.

"Gue jujur ya?"

Yuqi mengangguk semangat. Menurut ekspetasinya, ia akan mendengar berita bahagia tentang hubungan Eunseo dan Ten. Namun, ekspetasinya langsung pudar saat Eunseo melontarkan empat kata.

"Ngga ada yang spesial,"

Kedua bahu Yuqi tiba-tiba saja merosot, merasa kecewa karena Eunseo tak memiliki perasaan spesial pada Ten, laki-laki yang juga merupakan teman masa kecilnya. Padahal Yuqi berharap, suatu hari nanti, ia bisa melakukan double date.

"Lo serius?" tanya Yuqi untuk memastikan lagi.

"Gue cuma punya rasa sayang sama dia. Gue ngga mau kehilangan dia seperti gue kehilangan keluarga gue. Ten udah gue anggap kaya keluarga gue sendiri. Apalagi temenan dari kecil. Kecil kemungkinan gue suka sama dia. Tapi ngga tau kalo Ten,"

Sebagai respon, Yuqi hanya menganggukan kepala. Sekarang dia mengerti bagaimana perasaan temannya itu. Menurutnya, wajar saja kalau Eunseo tak punya perasaan spesial pada Ten karena hanya laki-laki itu lah yang menggantikan peran ibu dan ayah untuk Eunseo setelah kejadian lalu.

"Gue juga takut. Takut kalo gue berada di fase dimana gue cinta sama seseorang dan orang itu ninggalin gue. Bayangin aja gue suka sama Ten, gue jatuh cinta sama dia. Suatu saat, dia ninggalin gue entah karena alasan apa. Otomatis gue kehilangan dua hal, orang yang gue cinta sebagai laki-laki dan orang yang gue sayang sebagai sahabat dan gue mungkin ngga tau harus apa setelah itu," ujarnya, lalu Eunseo membuang napas panjang, kemudian melanjutkan ucapannya lagi.

"Mungkin bakal kaya dulu lagi waktu gue kehilangan mereka. Se-mudah itu gue putus asa, Qi, apalagi nyangkut orang yang kita sayang. Jadi sebisa mungkin, gue ngga jadiin Ten sebagai orang yang suatu saat gue nikahin," terang Eunseo dengan nada suara yang begitu tenang. Sebenarnya, dalam hatinya merasa sangat tertekan pada situasi saat ini. Anggap saja, dia masih belum rela melepas orang-orang yang sangat dia sayang.

"Muka lo kenapa dah?" melihat wajah Yuqi yang tampak sedih, Eunseo pun bertanya sambil sedikit tertawa. Tapi tiba-tiba saja, gadis didepannya itu menjatuhkan air matanya.

[COMPLETED] CRIMINALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang