34 - It's Hurt

577 68 8
                                    

Suasana di ruangan yang cukup sempit itu terasa tegang. Harus kemana lagi mereka mencari Yuqi? Ah, ya, ngomong-ngomong soal gadis itu, Eunseo jadi teringat suruhan Renjun untuk cepat kembali saat Eunseo dan Ten mencari buku data kelulusan di SD Munhwa. Ia pun bertanya pada Renjun yang tengah menengadah sambil memijat pelipisnya karena terasa pening.

"Jun," panggil Eunseo. Sang pemilik nama pun menoleh, begitu juga dengan Ten walaupun namanya tak disebutkan. "Apa?" tanya Renjun. "Yang tadi lo nyuruh gue sama Ten balik, ada apa? Sorry gue baru inget," kata Eunseo menyesal.

"Oh, iya." Renjun menegakkan tubuhnya, disusul oleh Eunseo yang juga ikut menegakkan tubuhnya sedikit, sedangkan Ten terlihat stress karena ia masih saja memeluk lututnya di atas sofa. Wajahnya bahkan terlihat sembab.

"Gue udah berusaha buat datengin banyak tempat yang ada cctv-nya. Tapi," Renjun menggantungkan ucapannya, ia menghela napas sejenak. "Tapi kenapa?" tanya Eunseo. "Mereka lewat jalan tol. Gue ngga bisa nyari lagi, udah jauh banget."

"Hah?" Eunseo membulatkan mata dan mulutnya, begitu juga dengan Ten. Jalan tol Seoul cukup jauh dari rumah Eunseo, panjangnya pun tak perlu ditanyakan lagi. Wajar jika Renjun kelelahan.

"Terus kita harus cari kemana lagi? Gue takut Lucas ngamuk. Ten, lo tau sendiri kan Lucas kalo marah kaya gimana?" Kekhawatiran Eunseo semakin menjadi. Dia benar-benar takut jika Yuqi selamanya tak akan kembali, apalagi saat Lucas mengancamnya tadi lewat telfon. Ketakutan gadis itu berlipat-lipat ganda.

Ten masih belum merespon Eunseo. Dia juga merasa lelah, takut dan khawatir. Tapi untuk saat ini, Ten merasa seperti tak punya tenaga. Dia benar-benar stres. Eunseo pun menggoyangkan tubuh Ten, "Ten jawab kek! Jangan diem aja dong!"

Ten berusaha keras untuk membawa tenaganya kembali. Ia menurunkan kedua kakinya, kemudian menarik tangan Eunseo. "Ayo cari sekarang. Cari kemana pun sampe ketemu. Lo juga, Jun," suruh Ten tiba-tiba yang langsung di angguki oleh Renjun. Walaupun Eunseo cukup terkejut, tapi akhirnya ia sedikit lega karena tak butuh waktu lama untuk membuat Ten bergerak.

Mereka pun masuk ke dalam mobil masing-masing. Eunseo bersama Ten, sedangkan Renjun sendirian. Mereka berpencar untuk menemukan Yuqi. Kemana pun, sampai gadis yang mereka cari ketemu. Sepanjang perjalanan, Eunseo terus menghubungi nomor Yuqi. Ia juga sesekali melacak ponsel milik sahabatnya itu dan berharap ada tanda-tanda keberadaan Yuqi.

"Please..." gumam Eunseo sambil terus menghubungi nomor Yuqi. Ia mulai menangis-membuat Ten merasa teriris hatinya. Diraihnya tangan kiri Eunseo yang tengah meremat ujung bajunya, Ten menggenggam tangan gadis itu untuk mencoba menenangkannya walaupun ia sendiri merasa tak tenang.

"Gue takut, Ten," gumam Eunseo lirih sambil menangis sesenggukan. Ia menutupi sebagian wajahnya dengan tangan kanan yang masih menggenggam ponselnya. Ia terus menarik ingusnya yang terus keluar dari hidungnya. Ten pun melepas genggaman tangannya untuk mengambil tisu, lalu menyerahkannya pada Eunseo. Gadis itu menerimanya dan langsung mengeluarkan semua ingusnya.

"Yuqi pasti ketemu."

➖➖➖

Sore tiba, mereka masih belum bisa menemukan tanda-tanda keberadaan Yuqi. Mereka lelah hingga rasanya ingin menyerah dan menangis. Apalagi Eunseo yang sebenarnya masih menyalahkan dirinya sendiri. Andai ia tidak teledor, mungkin hari ini ia sedang bersenang-senang dengan Yuqi.

Sungai Han adalah tempat terakhir yang Eunseo dan Ten datangi, sedangkan Renjun sedang dalam perjalanan ke sana karena Ten yang menyuruhnya. Belum ditemukannya Yuqi membuat Eunseo menangis terus menerus. Ia takut jika ia kembali merasakan sakitnya ditinggal oleh orang yang sangat ia sayangi.

[COMPLETED] CRIMINALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang