36 - Goodbye

584 81 6
                                    

Gadis itu terbangun dari tidurnya. Kepalanya terasa pening karena seharian kemarin, ia banyak menangis. Kembali ia mengingat Yuqi. Gadis itu, di mana gadis itu sebenarnya? Apa yang sedang dia lakukan sekarang? Apakah sudah makan? Apakah dia baik-baik saja? Eunseo terus memikirkannya.

"Udah bangun?" tanya Ten yang baru saja membuka pintu kamar Eunseo. Sang pemilik kamar pun melirik Ten, lalu bergumam, "Hm."

"Sarapan yuk? Gue udah bikin sandwich sama susu," ajaknya.

"Bentar lagi," kata Eunseo dengan suara paraunya. "Ya udah, gue tunggu ya?" Tak terdengar gumaman Eunseo lagi, Ten pun menutup pintu kamar dan duduk di sofa ruang tamu. Dua sandwich dan dua gelas susu yang di buat oleh Ten sudah tersedia di atas meja. Laki-laki itu akan menunggu untuk makan bersama Eunseo.

Sambil menunggu, ia juga memikirkan kemana perginya Yuqi dan Lucas. Dua sahabat baiknya itu sama sekali tidak bisa dihubungi sejak kemarin. Ia sangat khawatir jika terjadi sesuatu yang buruk pada mereka. Ia pun mencoba menghubungi mereka sekali lagi, siapa tahu ada jawaban. Diraihnya ponsel yang ia letakkan di atas meja, kemudian ia menelepon nomor Lucas.

"Nomor yang Anda tuju sedang tidak aktif-"

"Ck!" Laki-laki itu mendecak sambil menjauhkan ponsel dari telinganya. Ia pun mencoba menghubungi sekali lagi.

"Nomor yang Anda tuju sedang tidak aktif-"

"Hhh!" Ten membuang napas kasar. Ia pun mencari kontak milik Yuqi dan mencoba meneleponnya. Ternyata sama saja tak aktif. Pikiran Ten mulai kacau. Sesuatu yang buruk pasti terjadi pada mereka. Tiba-tiba saja, kekhawatirannya tentang Jaemin yang bisa saja menyakiti Yuqi dan Lucas pun menguasai pikirannya. Bagaimana jika itu memang benar-benar terjadi?

"Shit!" umpatnya. Ia menunduk sambil memijit pelipisnya, lalu pandangannya kembali pada layar ponselnya. Jaemin. Ten akan menghubungi laki-laki itu untuk menanyakan sesuatu Telepon pun tersambung. Tak lama, terdengar suara berat di ujung sana.

"Halo?" sapa Jaemin pertama kali.

"Halo? Lo di mana Jaem?"

"Di rumah, kenapa?"

"Bisa kan hari ini?"

"Iya bisa kok. Gue sarapan dulu."

"Oke."

"Oh, ya. Rencana mau cari kemana emang?"

Tunggu. Dari nada suara Jaemin, terdengar bahwa laki-laki itu begitu santai menanggapinya. Kenapa tak terdengar bahwa Jaemin sangat mengkhawatirkan kedua temannya yang hilang itu? Ten pun tampak mengerutkan dahinya sambil menatap layar ponselnya.

"Halo?"

"Eh, ha-halo? Ya, ke mana lah. Pokoknya cari ke manapun sampe ketemu. Mereka sama sekali ngga bisa dihubungi soalnya."

"Oke oke, gue bakal cari sampe ketemu. Gue tutup dulu ya? Mau sarapan terus otw."

"Hm."

Panggilan pun telah diputuskan lebih dulu oleh Jaemin. Ten tampak diam-masih sambil memandangi nama Jaemin yang terpampang di layar ponselnya. Eunseo yang baru saja keluar dari kamarnya pun langsung bertanya, "Telfon siapa?" Ten menoleh pada Eunseo. Kemudian, ia mulai mengutarakan kecurigaannya. "Seo, sini!" Ten menepuk sofa di samping kanannya. Eunseo pun duduk menghadap laki-laki itu.

"Gue barusan telfon Jaemin buat mastiin lagi kalo dia bisa bantu kita cari Yuqi sama Lucas. Tapi gue ngerasa aneh," kata Ten. Eunseo tampak mengerutkan dahinya bingung, lalu bertanya, "Aneh gimana?"

[COMPLETED] CRIMINALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang