Berita tentang hilangnya dosen Lee masih menjadi topik hangat yang diperbincangkan oleh banyak orang, terutama di kampus Eunseo. Banyak yang beranggapan kalau dosen Lee melarikan diri agar tidak dihukum setelah menulis surat yang sengaja ia tinggalkan dikamarnya untuk sang istri. Ada juga yang beranggapan kalau dosen Lee menjadi korban selanjutnya oleh si pembunuh berantai yang kini masih menjadi incaran polisi. Dua anggapan itu justru lebih banyak merujuk pada anggapan kedua, yaitu menjadi korban selanjutnya oleh si pembunuh berantai.
Mereka pikir, si pembunuh mengincar orang-orang kampus yang memiliki masalah besar seperti kasusnya Chenle dan kasus dosen Lee.
"Polisi kembali menemukan dua bungkus heroin dan satu bungkus LSD dibawah ranjang milik anaknya. Diduga dosen L belum lama membelinya..."
"Apa-apaan? Dosen gila!" umpat Lucas saat ia tengah menonton berita terbaru tentang kasus narkoba dosen Lee.
"Lo punya foto dosen Lee ngga, Cas?" tanya Eunseo. Sepertinya ia tahu sesuatu. Lucas menggeleng dengan cepat, lalu menjawab, "Engga lah! Ngapain gue nyimpen foto dosen fakultas sebelah? Kenal aja ngga,"
"Iya juga si," gumam Eunseo.
"Kenapa dah?" tanya Lucas.
"Namanya kaya ngga asing," jawab Eunseo lirih, sedangkan teman-temannya tampak tak peduli tentang siapa dosen Lee itu.
"Btw, dosen Lee sebenernya kemana sih?" tanya Eunseo sambil menyandarkan punggungnya ke sofa setelah menonton berita dari ponsel Lucas.
"Mana gue tau," jawab Lucas.
"Menurut gue si dosen Lee cuma kabur. Mungkin mau nenangin diri dulu," sahut Ten.
"Bisa jadi. Tapi kenapa banyak yang beranggapan kalo dosen Lee dibunuh? Alasannya apa coba?" tanya Yuqi.
"Ngga tau. Lagian siapa juga yang mau bunuh dosen pecandu narkoba?" tanya Ten.
"Mungkin temennya dia," Jaemin menyahut tiba-tiba.
"Alesannya?" tanya Ten.
"Hm...ngutang kali belinya terus ngga dibayar-bayar sama dosen Lee," celetuk Jaemin sambil memakan kacang polong.
"Tapi kata Haechan, dia kaya. Punya mobil, rumahnya gede, punya dua anak rutin di bawa ke salon anak," kata Lucas.
"Pffftt!" tiba-tiba saja Yuqi mendengus geli-membuat teman-temannya menoleh kearahnya.
"Ngapain lo ketawa, Qi?" tanya Eunseo.
"Anaknya umur berapa emang rutin dibawa ke salon?" tanya Yuqi sambil sedikit tertawa.
"tujuh taun, kembar," jawab Lucas.
"Hahahahah!" Yuqi tertawa lagi.
"Apanya si yang lucu?" tanya Eunseo heran. Baginya, tidak ada yang lucu. Memang apa salahnya anak-anak di bawa ke salon khusus anak?
"Ya lucu aja anak tujuh taun rutin dibawa ke salon. Spa gitu?"
"Iya kali," jawab Lucas. Yuqi tertawa lagi, sedangkan teman-temannya hanya menggeleng heran dengan selera humor Yuqi.
"Cas, main bola yok?" ajak Ten dengan semangatnya. Hari ini adalah hari pertama mereka liburan setelah UAS, jadi mereka berkumpul di rumah Lucas untuk bersenang-senang karena disanalah tempat yang paling luas.
"Gue ngga punya bola," kata Lucas sambil berbaring di atas sofa miliknya dengan kepala berada di atas paha Yuqi.
"Minggir, Seo," suruhnya pada Eunseo yang tadi duduk disampingnya sambil menendang kecil paha gadis itu."Hish!" Eunseo mengangkat tangan kanannya, seolah-olah ia ingin memukul Lucas. Akhirnya, ia pun pindah dan duduk di samping Jaemin, sedangkan Ten duduk di sofa single.
KAMU SEDANG MEMBACA
[COMPLETED] CRIMINAL
Mystery / ThrillerApa kau tahu pelajaran apa yang paling berharga di dunia yang kejam ini? Mengenal rasa sakit. Kau tidak tahu apa yang ada di hati seseorang saat kau membuka mulutmu itu. WARNING⚠️🔞 © piscack, 2019 cover by © piscack