39 - See you

659 69 8
                                    

Merinding. Hal yang Ten rasakan pertama kali adalah merinding mendengar apa yang Jaemin ucapkan. Kedua tangannya mengepal, marah akan apa yang Jaemin lakukan pada sahabatnya, Eunseo. Gadis itu bahkan tak henti-hentinya merasa gemetar. Kakinya terasa lemas, namun lengan kanan Jaemin mencekik lehernya hingga merasa sesak.

Kedua mata Ten yang terlihat merah dan berair menatap Jaemin tajam. Laki-laki di seberangnya itu masih saja tersenyum lebar, seakan-akan ia bahagia melihat Ten yang ketakutan jika Eunseo tersakiti.

Namun, apa yang dilakukan Ten membuat senyum lebar Jaemin memudar. Ten memalingkan wajah, tertawa kecil sambil mendecih. Ia membasahi bibirnya, lalu pandangannya kembali pada sosok Na Jaemin. Senyumnya pun masih mengembang di bibirnya.

"Jadi ini sosok asli Na Jaemin-oh, Na Hyun Soo maksud gue. Orang yang udah bunuh sahabat-sabahat gue dan sekarang, lo mau bunuh Eunseo juga? Hah?"

Jaemin mendecih sambil memalingkan wajah. Kemudian pandangannya mengarah tajam pada Ten yang masih berdiri di ambang pintu. "Kalo iya, kenapa? Lagian bukannya lebih baik kalo orang kaya kalian ngga hadir di dunia ini? Orang yang udah bikin hidup gue berantakan dan orang yang udah bunuh satu-satunya orang yang paling gue cintai. Gue pikir kalian tau maksud gue," ujarnya.

Eunseo dan Ten diam. Mereka tau ke mana arah pembicaraan Jaemin. Orang yang paling dicintainya, itu ditujukan untuk ibu Jaemin. Ten menggaruk pelipisnya, lalu menelan salivanya. Dihembuskannya napas panjang, lalu ia berkata, "Terlambat kan? Kita terlambat kan buat minta maaf?" Ten mengangguk, lalu melanjutkan ucapannya, "Gue tau kita terlambat buat mengucap maaf. Tapi lo tau, walaupun kita berbuat salah, Tuhan selalu memaafkan. Entah itu kesalahan dari tiga tahun lalu, empat tahun, bahkan belasan tahun."

Perlahan, Ten melangkahkan kakinya-membuat Jaemin perlahan mundur. Eunseo yang masih berada dalam dekapan Jaemin pun mengikuti langkah kecil laki-laki itu. "Ten," panggil gadis itu, lalu ia menggeleng-tanda bahwa jangan melakukan apapun. Ten sempat berhenti dan diam sejenak sambil memandang cemas Eunseo yang berada sepuluh langkah didepannya. Pandangannya pun kembali pada Jaemin yang tengah was-was jika saja Ten menyerang. Melangkah dua kali, lalu Ten berkata, "Gue udah maafin lo. Gue udah maafin atas apa yang udah lo lakuin ke sahabat gue-"

"Kenapa? Kenapa lo tiba-tiba bilang udah maafin gue? Apa lo berharap kalo gue maafin kesalahan kalian? Dengan begitu gue bisa lepasin Eunseo dan kalian selamat?"

"Nggak. Gue tulus. Gue bener-bener tulus. Gue ngga pernah ngelakuin sesuatu karena terpaksa. Gue sepenuhnya tulus maafin lo. Emang rasanya marah, banget malah, ngga bisa diterima gitu aja, tapi, dengan balas dendam ngga akan nyelesain apapun, termasuk apa yang lo lakuin sekarang." Sambil melangkah kecil, Ten kembali berkata, "Lo balas dendam karena gue, Lucas sama Yuqi udah nyakitin perasaan lo dan ibu lo waktu kita semua masih kecil, bahkan lo berpikir ibu lo meninggal karena terlalu sakit hati-"

"Tutup mulut lo-!" Jaemin menatap tajam Ten. Dia sangat benci jika ada seseorang yang menyinggung tentang kematian ibunya.

"Gue ngaku salah. Iya, gue salah udah nyakitin perasaan kalian dan gue bener-bener minta maaf dengan tulus. Terserah lo mau maafin gue atau ngga. Tapi dengan lo lakuin ini, semuanya ngga akan selesai. Lo juga ngga akan bahagia-"

"HIDUP GUE URUSAN GUE!" Jaemin memekik, lalu kembali memelankan suaranya, "Lo sama Eunseo ngga perlu ikut campur-"

"OK FINE! Kalo itu mau lo, kita bisa pisah sekarang. Lo urus hidup lo sendiri, gue sama Eunseo ngga akan lagi masuk ke kehidupan lo, kalo itu yang lo minta. Tapi tolong, jangan bikin gue ngerasa kehilangan lagi."

"CIH! Ngga gampang buat maafin perbuatan kalian. Apa yang kalian rasain sekarang ngga sebanding sama apa yang gue rasain dulu. Kalian ngga bakal tau rasanya di maki setiap hari, di usik setiap hari dan kalian tau, apa yang paling bikin gue ngerasa sakit? Waktu kalian ngejek ibu gue pincang dan itu ngga cukup sekali kalian bilang. Jadi harusnya kalian bisa mikir kenapa gue kaya gini."

[COMPLETED] CRIMINALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang