29 - Lost II

457 66 5
                                    

Eunseo sudah kembali dari cafe. Namun, ia memilih untuk duduk sejenak di meja besar depan rumahnya. Ia masih saja memikirkan kalimat Renjun tadi.

"Masalahnya ini ada kaitannya sama temen lo."

Gadis itu membuang napas panjang. Ada satu hal yang sangat ia takutkan saat ini. Bagaimana jika kecurigaannya terhadap Jaemin menjadi kenyataan? Ah, tidak. Jangan berprasangka buruk dulu. Setiap orang punya tatapan dan cara senyum yang berbeda-beda. Kenapa Eunseo langsung menyimpulkan kalau Jaemin adalah orang aneh yang patut dicurigai? Hanya karena tatapan dan cara senyumnya?

Sudahlah, lupakan saja. Dia tidak mau berprasangka buruk pada teman baiknya itu.

Selang dua detik, ponsel Eunseo berbunyi. Ah, Ten. Dia melakukan video call. Gadis itu langsung mengembangkan senyumnya, kemudian menekan tombol hijau.

 Gadis itu langsung mengembangkan senyumnya, kemudian menekan tombol hijau

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa?"

"Kok apa? Kangen lah. Lagi ngapain lo? Itu lo lagi dimana? Sama siapa? Semalam berbuat apa?"

"Dih apa si? Baru tadi sore vidcall, udah vidcall lagi. Gue lagi di luar rumah. Habis dari cafe."

"Oh, sama siapa?"

"Renjun."

"Heh serius? Dia ada kabar lagi emang?"

"Hm. Gue yang ngajak dia buat ketemu si. Ada yang pengen gue tanyain."

"Apa apa apa? Gimana? Cerita dong."

"Ngga bisa. Kata Renjun, lo harus pulang dulu."

"Lah, masih dua hari lagi! Emang soal apa sih harus nunggu gue pulang?"

"Hm..."

Eunseo tampak ragu untuk memberitahu Ten perihal perkataan Renjun tadi, "Masalahnya ini ada kaitannya sama temen lo." Haruskah ia memberitahunya?

"Seo?"

"Lo pulang dulu gih. Hal kaya gini lebih enak dibahas langsung." Pada akhirnya, Eunseo tidak memberitahu Ten. Memang, hal seperti itu lebih enak dibahas langsung.

"Yah, gue udah terlanjur penasaran. Gue pulang sekarang aja kali ya?"

"Ngga, Ten! Lo harus-"

"Ya ya ya ya ya! Gue ngga pulang sekarang. Dua hari lagi, oke?"

"Hm. Udah, gue mau tidur."

"Oke. Mimpi indah sayang."

"Alay! Udah, gue tutup ya?"

"Oke. Mimpi indah sa-"

Tut.

Eunseo dengan cepat mengakhiri panggilan itu. Rasanya geli mendengar kalimat seperti itu dari Ten. Gadis itu pun masuk ke dalam rumahnya. Sepi. Tidak ada tanda-tanda keberadaan Yuqi. Dimana dia? Eunseo pikir, mungkin temannya itu sedang di kamar mandi. Tapi saat ia menemukan pintu kamarnya yang terbuka, dia-

[COMPLETED] CRIMINALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang