Dua hari sudah berlalu. Eunseo dan Yuqi juga sempat mengantar Jaemin ke bandara untuk berangkat ke Jeju. Katanya, laki-laki itu akan kembali empat hari lagi. Tak apalah, akan Eunseo biarkan ketiga temannya itu bertemu dengan keluarganya. Ngomong-ngomong soal keluarga, Jaemin tidak pernah membicarakannya, bahkan selama menjalin pertemanan. Eunseo kini baru sadar kalau Jaemin adalah satu-satunya teman yang enggan berbicara soal keluarganya.
Curiga? Tentu saja.
Gadis itu bahkan sempat mengira kalau Jaemin adalah korban broken home. Jadi masuk akal jika Jaemin enggan membicarakannya.
"Woy! Kenapa muka lo?" tanya Yuqi yang melihat Eunseo murung. Gadis itu pikir, Eunseo tak punya semangat gara-gara Ten meninggalkannya.
"Hah? Ngga, ngga papa," jawab gadis itu bohong. Sebenarnya, ia ingin berbicara soal Jaemin karena ia merasa aneh pada temannya itu. Tapi-
"Mau cerita? Ada yang lo pikirin kan?" Tentu saja Yuqi langsung peka. Dia bisa melihat kekhawatiran di mata Eunseo.
"Hah?"
"Hah heh hah heh mulu. Lo mikirin apa? Perasaan dari kemaren lo agak murung. Kangen Ten ya?" Gadis itu mencoba menebak, namun Eunseo langsung menggelengkan kepalanya.
"Bukan," gumamnya sambil mengaduk milkshake coklat miliknya. Minuman itu adalah minuman yang ditraktir Yuqi dan mereka sedang berada di sebuah cafe tak jauh dari rumah Eunseo.
"Lah terus? Ngga rela Jaemin pergi?"
"Iy-eh, maksudnya-"
"Cieee! Gue bilangin Ten aah-" goda Yuqi dengan senyum lebarnya. Ia sudah mengambil ponsel-bersiap untuk menghubungi Ten.
"Heh! Bukan itu maksud gue, Qi! Belum juga selese ngomong, udah di tabrak aja!"
"Ya terus?! Kan lo bilang iya tadi-"
"Bukan karena ngga rela. Tapi gue lagi mikirin Jaemin. Mikirin bukan dalam hal positif," ujar gadis itu dengan raut wajah serius. Sejurus kemudian, raut Yuqi berubah.
"M-maksudnya?" Yuqi mengerutkan dahinya.
"Gue tanya dulu sama lo. Lo ngerasa ada yang aneh ngga sama dia?" Eunseo mulai bertanya. Yuqi pun menegakkan tubuhnya, meraih segelas milkshake stroberi, lalu mengaduknya sambil mengingat-ingat kembali apakah ada hal aneh yang ia rasakan dari sosok Na Jaemin.
Tak lama kemudian, Yuqi pun menggeleng ragu, "Engga sih. Emang lo ngerasa aneh sama dia?"
Pertanyaan itu membuat Eunseo menghela napasnya, lalu gadis itu mengangguk kecil.
"Aneh kenapa? Lo ngerasa gimana emang? Dia sering lirikin lo?" Yuqi dengan semangatnya bertanya berturut-turut.
"Hm. Gue ngerasa sering dilirikin dia-"
"Dia suka kali sama lo!"
"Heh! Ngga mungkin!"
"Nih, ya, kalo ada cowok yang terus ngelirik lo, berarti cowok itu tertarik sama lo-"
"Tertarik juga belum pasti suka ya, Yuqi ku sayang! Lo mah dikit-dikit bilang ada yang suka, ada yang suka. Siapa tau dalam artian berbeda."
Yuqi langsung saja menghela napasnya.
"Ya ya deh. Terus gimana? Lo ngerasa aneh darimananya?"
"Matanya. Sorot matanya beda dari Ten sama Lucas. Seakan-akan, kaya ada sesuatu yang pengen dia keluarin, tapi ngga bisa,"
"Hah?" Yuqi mencoba mencerna apa yang Eunseo katakan. Ia pikir, tidak ada yang berubah dari sorot mata Jaemin.
"Mungkin dia pengen bilang I love you ke lo tapi ngga berani-"
KAMU SEDANG MEMBACA
[COMPLETED] CRIMINAL
Mystery / ThrillerApa kau tahu pelajaran apa yang paling berharga di dunia yang kejam ini? Mengenal rasa sakit. Kau tidak tahu apa yang ada di hati seseorang saat kau membuka mulutmu itu. WARNING⚠️🔞 © piscack, 2019 cover by © piscack