"Ikut gue ke SD Munhwa sekarang!"
Perintah tiba-tiba dari Ten itu membuat Eunseo membulatkan matanya. Dia langsung saja membuntuti Ten yang sudah keluar dari kamar gadis itu dengan earphone yang masih bertengger di kedua telinganya, serta ponsel milik Eunseo yang masih ia genggam. Ten buru-buru meraih jaketnya, begitu juga dengan Eunseo. Hal ini membuat Renjun bertanya-tanya.
"Kalian mau kemana?" tanya Renjun yang refleks berdiri.
"Mau ke SD Munhwa. Ada yang perlu gue cari," jawab Ten sambil mengenakan jaketnya.
"Ya udah kalo gitu gue juga pergi cari cctv lagi," kata Renjun yang buru-buru mengenakan jaketnya.
"Pokoknya kalo lo nemu sesuatu, langsung kabarin gue atau Eunseo," sambung Ten.
"Oke."
Mereka pun keluar dari rumah Eunseo dan bergegas turun dari rooftop. Sebelum Ten dan Eunseo masuk ke dalam mobil, Renjun memanggil mereka.
"Guys,"
Sontak Eunseo dan Ten menoleh pada Renjun.
"Hati-hati."
Ah, Renjun menyuruh mereka untuk hati-hati. Baiklah. Dengan sedikit rasa canggung, Ten bergumam, "Hm. Lo juga."
"Hati-hati juga Jun," kata Eunseo sebelum ia benar-benar masuk ke dalam mobil milik Ten. Renjun mengangguk kecil. Ia pun masuk ke dalam mobilnya, kemudian mulai melajukannya. Dia akan pergi ke tempat yang terakhir ia kunjungi untuk memantau cctv, sedangkan Ten dan Eunseo pergi ke arah yang berbeda. Tempat yang akan mereka kunjungi adalah SD Munhwa, SD mereka dulu.
Pergi ke sana bukan tanpa tujuan. Melainkan ada sesuatu yang harus mereka ketahui. Buku data siswa. Untuk saat ini, buku itu sangat penting. Sesampainya di SD Munhwa, Ten memarkirkan mobilnya sedikit jauh dari gedung utama sekolah. Ia berencana masuk lewat belakang agar tidak terlalu mencolok.
Sebelum turun dari mobil, Eunseo dan Ten mengedarkan pandangan ke sekelilingnya untuk memastikan keamanannya. Setelah dirasa aman, mereka berdua turun dari mobil. Ten menutup pintu mobilnya dengan perlahan, begitu juga dengan Eunseo. Gadis itu membuntuti Ten yang sudah lebih dulu jalan.
"Ngga ada cctvnya kan?" tanya Eunseo tiba-tiba. Ten menoleh dan diam sejenak.
"Kita liat dulu dari situ," jawab Ten yang menunjuk ke arah dinding batu yang menjadi pembatas. Perlahan, mereka melangkahkan kakinya ke arah sana sambil terus mengawasi sekitar. Setelah sampai, mereka mengintip untuk mencari keberadaan cctv yang mungkin saja terpasang di gedung sekolah itu.
"Kayanya ngga ada, Seo," kata Ten.
"Ya udah lo duluan manjat," suruh Eunseo. Ten pun langsung memanjat dinding batu itu dengan lihai. Dindingnya juga tidak begitu tinggi karena hanya se-dada Ten. Setelah berhasil mendarat, Eunseo menyusul.
Dengan sekuat tenaga, Eunseo menaiki dinding batu itu satu persatu. Setelah sampai di atas, Ten langsung saja menarik tubuh Eunseo yang membuat gadis itu jatuh ke dalam dekapan laki-laki itu. Namun, sebuah insiden pun terjadi.
Kedua bibir mereka saling bertabrakan. Hanya satu detik. Namun, itu adalah satu detik yang sangat canggung. Mereka masih saling tatap dengan jarak kurang dari lima senti. Sejurus kemudian, mereka sama-sama mendorong bahu lawan secara refleks dan langsung saja keduanya membuang muka.
Eunseo jelas menggerutu dalam hati. Ada apa dengan hari ini? Saat di rumah tadi, ia merasa canggung dengan Renjun karena ia bertatapan dengannya saat mengobati luka di bibir laki-laki itu dan kini, ia kembali merasa canggung karena Ten. Bahkan, bibir mereka saling bersentuhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[COMPLETED] CRIMINAL
Misteri / ThrillerApa kau tahu pelajaran apa yang paling berharga di dunia yang kejam ini? Mengenal rasa sakit. Kau tidak tahu apa yang ada di hati seseorang saat kau membuka mulutmu itu. WARNING⚠️🔞 © piscack, 2019 cover by © piscack