Aru lagi galau. Ugi marahnya serius. Bahkan kalo ngeliat Aru dia langsung melengos. Bukannya gimana-gimana. Karena kesalahannya berawal dari Aru yang ninggalin Ugi di halte sampe kehujanan, makanya lelaki itu jadi nggak enak hati.
Belum lagi, kalo sampai Ugi nggak mau berteman dengannya lagi, Aru bakal kehilangan salah satu 'tebengan' gratisannya.
Aru duduk termenung, memikirkan cara untuk menjinakan si beruang betina, maksudnya Ugi. Cara apa aja akan dia lakukan, asalkan jangan buang duit banyak.
Dia bahkan melupakan Yoon disebelahnya yang masih aja genjrang-genjreng gitarnya. Makanya Aru bisa berada di taman kampus sekarang, Yoon memaksanya untuk menemani membuat tugas.
"Yoon, kalo cewek marah enaknya diapain?" tanya Hoon.
"Dibuat rendang," Yoon menjawabnya asal.
Jujur saja, jika mungkin banyak yang liat Yoon itu orang yang pecicilan dan nggak bisa diem, itu chasingnya saja. Lelaki ini jauh lebih serius dari yang dikira.
"Gue nggak bercanda Yono," balas Hoon. Dia greget sendiri.
"Tapi kata-kata lo salah bujang, harusnya tuh di gimanain bukan diapain," jawab Yoon tenang, bahkan dia masih sibuk mencatat sesuatu di bukunya.
Hoon jadi diam sendiri, diurungkan niat curhatnya. Yoon itu anaknya paling susah diajak curhat, lebih suka jadi outsider daripada nimbrung bigos sana-sini.
Kecuali topiknya Wendy, telinganya langsung melebar dua senti. Dan omongannya jadi luber kemana-mana. Bucin nomero uno.
Karena bosan dikacangin, Hoon menyempatkan membuka ponsel. Niatnya ingin main game, tapi buru-buru teralihkan oleh 10 panggilan tak terjawab. Dari Jinu.
Dan satu notice baru langsung tampil layar ponselnya, sebuah chat dari Jinu yang isinya,
"Hong, lo sama Yoon dimana? Cepetan ke lobi kampus, si babi berantem lagi nih"
Bagai mengganggu ketentraman, chat dari Jinu membuat Hoon misuh-misuh.
"Yoon, kalo babi ngamuk enaknya diapain?" tanya Hoon.
Malas-malasan Hoon berdiri dengan ransel tersampir dipunggung. Dia tau, siapa yang dimaksud babi. Dan ini bukan yang pertama kali baginya.
"Ditangkeplah," Yoon nampaknya belum sadar dengan apa yang dimaksud Hoon.
"Cepet ikut gue," Aru langsung aja narik kerah baju Yoon dari belakang.
"Kemana?" tanya Yoon yang sekarang jadi jengkel sendiri.
"Nangkep babi"
................
Pukul sebelas siang nanti, Seulgi ada kelas. Makanya sekarang dia sama Wendy sedang berjalan ke arah gedung fakultas mereka. Seulgi bercerita masih tetap tak ingin memotong rambut panjangnya.
Wendy sudah berkali-kali tanya, kenapa? Tapi Seulgi jawabnya,
"Ya, nggak mau aja"
"Nanti juga tumbuh lagi," cela Wendy.
"Tapi ini tuh pendek banget Wen"
"Emangnya kenapa? Lo juga seringnya nguncir rambut," balas Wendy.
"Beruang nggak ada yang rambutnya pendek Wen," Seulgi nyolot, nggak mau ngalah.
Wendy mencibir, dia tau itu hanya bercandaanya Seulgi saja. Alasan lainnya, tentu Wendy tau. Seulgi pernah mengatakannya dulu, saat rambut panjangnya harus dipotong sebahu.
"Nggak dibolehin sama Hoon?" sindir Wendy.
"Dibolehin kok, lagian gue nggak mau dia ngatur-ngatur gue lagi," Seulgi beralasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
AIR
FanfictionAru bagi Ugi, ataupun sebaliknya itu seperti udara. Selalu ada. Lee Seung Hoon x Kang Seulgi