048_ Kamera

130 30 47
                                    

"Ayo Seul, camilannya kamu makan dulu"

Seulgi hanya tersenyum menanggapi ucapan seorang perempuan paruh baya di depannya.

"Makasih tante," jawab Seulgi sambil tersenyum.

"Kan udah dibilang jangan panggil tante, panggil mamah aja," kata perempuan itu lagi pada Seulgi, tapi Seulgi hanya menanggapinya dengan senyuman.

"Dia bentar lagi juga pulang kok," kata perempuan itu yang menangkap kegelisahan di wajah Seulgi.

"Iya tante, om kemana?" Balas dan tanya Seulgi berbasa-basi.

Perempuan itu tersenyum sejenak, dia tahu Seulgi tidak akan pernah menganggapnya seperti ibu kandung sendiri. Hanya sebatas tante. Tidak lebih.

"Om lagi dinas luar kota," balas perempuan itu sambil tersenyum anggun.

Seulgi hanya membulatkan mulutnya sambil mengangguk.

"Ibu kamu gimana?"

"Oh ibu udah lebih baik kok tan," jawab Seulgi, tanpa disadari, tangannya yang bertumpu pada tas dipangkuannya mendadak berkeringat. Itu tandanya dia sedang gugup.

"Maaf yah, tante belum sempet jenguk"

"Nggak papa kok tan," tutur Seulgi.

Tak lama setelah itu, terdengar suara langkah seseorang dari arah pintu depan. Perempuan paruh baya itu tersenyum pada Seulgi.

"Tuh udah pulang anaknya," kata perempuan itu pada Seulgi.

Seulgi membalasnya dengan satu anggukan dan seulas senyum canggung.

"Kenapa baru pulang?" Perempuan itu sedikit berteriak pada seseorang yang baru masuk ke rumah.

"Itu mah tadi di jalan .........."

Perkataan cowok yang baru memasuki ruang tamu itu mendadak terhenti.

Seulgi menyambut kedatangan cowok itu dengan tatapan canggung. Sebaliknya, cowok itu justru menatap Seulgi dengan dingin.

"Ngapain lo kesini?" Tukasnya tak kalah dingin kepada Seulgi.

"Jangan gitu nak," perempuan itu mencoba menengahi. Dia tahu apa yang terjadi kepada anaknya ketika bertemu dengan Seulgi.

Cowok itu mendadak tersenyum sinis dan membuang mukanya.

"Lo kesini mau kasih gue imbalan karena udah selametin ibu lo?"

"Wonwoo, nggak sopan bilang kaya gitu," perempuan paruh baya itu tiba-tiba meninggikan suaranya.

Yang dipanggil Wonwoo itu mendengus tak suka lalu segera beranjak darisana. Tak lama terdengar bantingan pintu yang cukup keras dari arah salah satu ruangan.

"Seulgi, maafin Wonwoo yah," kata perempuan itu, dia merasa bersalah karena anaknya bersikap seperti itu pada Seulgi.

"Nggak papa tante, Seulgi tahu kok kenapa dia kaya gitu," ungkap Seulgi.

"Tante jadi nggak enak sama kamu, apalagi kamu udah nunggu lama," perempuan itu kembali mengutarakan rasa bersalahnya.

Seulgi menggeleng sambil tersenyum, seolah dia berkata bahwa dia tidak mempermasalahkan itu semua.

"Nggak papa tante, tapi kayanya Seulgi harus pulang," kata Seulgi sambil bangun dari duduknya.

"Kalo tante nggak keberatan, Seulgi mau titip ini buat Wonwoo," imbuh Seulgi, sembari meletakan sebuah kotak di meja.

"Iya, nanti tante kasih ke Wonwoo"

"Makasih yah tante, Seulgi pamit dulu," pamit Seulgi, lalu dia bersalaman sebelum benar-benar pergi dari rumah tantenya itu.

AIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang