011_ Flu Beruang

294 67 4
                                    

Gara-gara kejadian sore lalu, Ugi jadi sakit beneran. Sekarang suhu badannya masih hangat, walaupun batuknya sudah mereda. Kini hanya sedikit pusing saja.

Waktu Aru telepon tadi, suaranya Ugi terdengar bindeng. Makanya Aru langsung tau kalo Ugi memang lagi sakit. 

Dia tanya Ugi dimana. Ugi menjawab, sedang mengerjakan tugas bareng Wendy di taman fakultas, yang sebenarnya dia hanya menemani Wendy saja.

"Tungguin disitu, jangan kemana-mana," Setelah mengatakannya Aru menutup telepon.

"Wen," panggil Seulgi, setelah menyimpan ponselnya.

"Kenapa?" Wendy menjawab tanpa menoleh dari layar laptop.

"Kenapa gue jadi aneh sama diri gue sendiri yah?"

Wendy menyimak. Tumben sekali Seulgi curhat. Biasanya kalo lagi ngobrol sama Wendy nggak jauh-jauh dari gibahin orang atau ngomongin bujang. Tapi kalo ini?

"Aneh kenapa?" tanya Wendy. Seketika tugasnya terbengkalai.

Seulgi angkat bahu dia nggak tau harus mulai darimana. Jika memang harus menceritakannya, mungkin Wendy nggak akan percaya, karena kali ini mengenai,

"Hoon?" Wendy terperanjat saat Hoon tiba-tiba sudah di depannya.

Begitu juga Seulgi. Huh, bad timing! Kenapa orang ini muncul begitu saja.

"Ngapain lo kesini?" semprot Wendy.

Dia daritadi sedang mendengarkan Seulgi, saat Hoon langsung duduk di depannya, kontan saja dia kaget.

Hoon mengacuhkan Wendy. Tanpa basa-basi omelannya langsung menghujam pada Seulgi.

"Kata Yoon lo sakit?" tanya Aru.

Ugi menggeleng.

"Kata dia lo nggak enak badan?"

"Ya emang cuma nggak enak badan," elak Ugi.

"Itu sama aja Gi"

"Tapi gue baik-baik aja"

"Gue nggak tanya lo baik atau nggak, intinya lo sakit," bantah Aru.

"Ngeyel sih lo, gue kasih payung waktu itu bukan bercanda. Gue tau lo habis kehujanan lagi," tutur Aru.

Ugi cuma diem. Aru sekalinya marah memang nggak bisa dibantah.

Wendy kebingungan. Situasi aneh apakah ini. Atau hanya Wendy seorang saja yang merasakannya aneh?

"Kalo gini terus, lo nggak bakal fokus kuliah," kata Aru.

"Gue bisa ngatur jadwal kok," balas Ugi.

"Jangan bikin susah diri sendiri, fokus aja sama kuliah lo"

Aru lalu merogoh kantong hoodie yang ia kenakan. Mengambil sesuatu yang masih terbungkus plastik minimarket.

Detik berikutnya lelaki itu menempelkan punggung tangannya ke dahi Seulgi.

Wendy melongo melihat itu, dia sekarang tau kenapa semua orang mengira kalo mereka itu beneran  pacaran.

Tanpa aba-aba, Aru langsung membuka plastik dan mengeluarkan sebuah kompres penurun panas.

Ugi jadi tertegun. Selama ini Aru memang sudah seperti kakak lelaki baginya, selalu mengingatkannya untuk terus berkuliah walau seburuk apapun keadaannya.

Dan ini terjadi lagi, walaupun sejujurnya Aru belum tau tentang masalahnya. Ugi pun enggan bercerita pada Aru.

Ugi semakin bingung dengan perasaannya. Sejak kejadian Aru memberinya payung, ada yang berubah dari cara pandang Ugi tentang Aru.

AIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang