042_ Boneka Beruang

194 38 56
                                    

Seulgi baru saja akan berjalan kearah gedung fakultasnya siang ini. Hari ini dia mulai berangkat kuliah lagi setelah kesehatan ibunya mulai membaik.

Tak sengaja saat hampir sampai di gedung fakultasnya, dia berpapasan dengan Mino dari arah yang berlawanan.

Mereka saling bertegur sapa sejenak.

"Tumben sendirian? Mau kemana?" Tanya Seulgi.

"Mau ke kelasnya Yoon," balas Mino.

"Kelasnya Yoon? Mau ngapain lo kesana?"

"Mau minta anterin beli kanvas," jawab Mino.

Seulgi mengangguk paham saja. Tapi matanya gak bisa membohongi Mino kalo dia lagi nyari seseorang.

"Kenapa? lo mau tanya kenapa gue gak sama Ahong?" Tanya Mino tiba-tiba.

Seulgi mencibir perkataannya Mino. Sok tau banget nih orang, batin Seulgi dongkol. Yah, walaupun kemarin Seulgi sudah minta maaf dan mengaku khilaf sama Aru, tapi tak bisa dipungkiri juga kalo dia gengsi mau menemui Aru.

"Udah lama sahabatan terus sekarang diem-dieman, gak enak kan?" Ceplos Mino sambil melirik Seulgi dengan tatapan jahilnya.

"Apa?" Ketus Seulgi.

"Lo udah tau kan alasannya dia kerja buat apa?" Tanya Mino tiba-tiba.

Seulgi tak menggubris perkataannya Mino walaupun dia sempat terkejut saat tahu ternyata Mino mengetahui masalah dia sama Aru.

"Jangan marah sama dia Gi, dia pasti punya alasan kenapa gak kasih tau lo," Mino menyambung ucapannya lagi.

"Bukannya lo mau ke kelasnya Yoon?" Seulgi mengalihkan pembicaraan.

Mino cuma tersenyum aneh melihat cewek di depannya terus mengalihkan perhatian darinya.

"Aih, lo kayanya marah beneran sama si Ahong " ujar Mino lalu terkekeh sendiri.

"Tapi seenggaknya lo harus jengukin Ahong deh," kata Mino lagi.

Seulgi mengerutkan keningnya mendengar perkataan terakhir dari Mino.

"Dia sakit, udah dua hari gak ngampus," tutur Mino saat menangkap banyak tanda tanya di mata Seulgi, tapi cewek itu tetap tak mau bersuara sejak tadi. Jadi Mino akhirnya berbaik hati menjawab tanpa disuruh.

"Aru sakit?" Tanya Ugi.

Strike. Pancingannya Mino mengenai sasaran. Sudah dipertimbangkan matang-matang dan secara presisi dan hati-hati, kalo kalimatnya barusan dapat menimbulkan gejala-gejala kecemasan di wajahnya Seulgi saat dia mengucapkannya.

"Dia pulang malem terus sebelum sakit, gak tahu dia ngerjain apa di kampus," jelas Mino.

"Oh gitu," sahut Seulgi, dia gak tau lagi harus berkata apa. Tanpa disadari, dia menggigit bibirnya sendiri. Seulgi tiba-tiba merasa bersalah.

"Yaudah, gue pergi dulu, jangan lupa jenguk dia," kata Mino, dia menepuk pundaknya Seulgi sebelum berjalan pergi dari hadapan cewek itu.

"Oh iya Gi," Mino kembali berbalik menatap Seulgi.

"Kenapa?" Heran Seulgi saat Mino tiba-tiba menjadi serius seperti itu.

"Gue mau minta tolong sama lo," kata Mino.

"Tolong apa?"

"Nanti deh gue jelasin lewat telepon, sekarang lo mending jengukin Ahong aja sana," jawab Mino sambil tersenyum lebar sebelum akhirnya benar-benar pergi dan tak berbalik lagi.

Seulgi hanya bisa mencibir sambil berjalan lagi ke arah fakultasnya sambil memikirkan Mino mau minta tolong apa sebenarnya.

.....

AIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang