036_ H-1

268 42 72
                                    

Seulgi menutup pintu gerbang rumahnya. Menguncinya, lalu memasukan lagi kunci itu ke dalam tas ransel yang ia kenakan pagi itu.

Dari rumahnya dia harus berjalan sampai ke jalan raya besar untuk menuju halte bus. Padahal Wendy sudah berkali-kali bilang akan menjemput Seulgi secara suka rela. Tapi Seulgi tetap pada pendiriannya untuk menolak ajakan Wendy.

Walaupun sebenarnya itu sama saja menyusahkan diri sendiri. Kakinya memang sudah dapat ia gerakan tanpa memerlukan tongkat lagi.

Tapi Seulgi tetap berjalan layaknya siput, karena rasa nyeri dadakan kadang tiba-tiba menyerangnya. Dan kalo dia gak hati-hati, bisa-bisa saat sedang berjalan dia terkilir lagi.

Seulgi membenahi rambutnya yang ia gerai pagi ini. Dan seketika tangannya berhenti membenahi rambut saat ia teringat sesuatu.

Yah, Seulgi ingat hari ini adalah gladi bersih untuk pementasan teaternya. Harusnya, hari ini rambutnya itu sudah ia potong sebahu biar mirip snow white, tapi kadang takdir memang suka bercanda.

Dan kebetulannya lagi, Yeri yang menggantikannya punya rambut pendek. Itu aneh, bahkan saat pertama kali dia melihat cewek berambut sebahu, yang ia juluki selingkuhannya Jinu itu gak pernah ada bayangan kalo dia yang akan bertukar posisi dengannya besok.

Apa semuanya itu sudah terkonsep? Seulgi gak tahu, tapi dia senang karena sampai hari ini dia gak pernah memotong rambutnya lagi.

Seulgi tersenyum sendiri sepanjang perjalanannya menuju halte bus yang tinggal beberapa meter di depannya. Mungkin orang-orang akan menganggapnya tidak waras.

Tapi untungnya Seulgi cantik, jadi itu tidak masalah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tapi untungnya Seulgi cantik, jadi itu tidak masalah.

.........

Yeri masih menunggu taksi online pesanannya di depan rumah. Jangan sangka kalo Yeri bakal diantar supir pribadi sampai kampus lalu dibukakan pintu kalo sudah sampai.

Itu tidak pernah terjadi. Bahkan Yeri sekalipun tidak mau satu mobil dengan ayahnya menuju kampus. Dia tidak terbiasa dengan semua itu.

Sekalipun semua mahasiswa di kampusnya tau kalo Yeri anak dari rektor kampus mereka, itu sama sekali tidak mempengaruhi Yeri.

Yeri tetaplah Yeri. Gadis pemalu yang sendirian. Merasa sendirian lebih tepatnya. Dia tidak punya teman banyak, bahkan terbilang tidak ada.

Selama ini dia dikenal seperti layaknya orang anti sosial. Dan baru kali ini rasanya dia merasa memiliki teman. Yah, Seulgi, Wendy dan teman-temannya yang lain di pementasan teater. Dan itu harus berakhir besok.

Harus Yeri akui, dia bahagia jika bersama mereka. Dan setidaknya dia bisa merasakan sekali saja mewujudkan salah satu mimpinya. Lalu setelah pementasan esok berakhir.......

Lamunan Yeri terhenti saat tiba-tiba ponsel di saku celana jeans-nya bergetar karena panggilan masuk. Ternyata dari mamahnya.

"Halo mah"

AIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang