045_ Rencana

191 35 50
                                    

Seulgi lagi nungguin Mino. Malam tadi dia bilang mau minta tolong. Tapi Mino juga nggak jelasin sebenarnya dia mau ngapain. Tapi terdengar dari suaranya sih serius. Apa masalahnya juga serius?

Seulgi disuruh nunggu di kafetaria kampus. Mino bilang kalo mau pesen makan pesen aja, Mino yang bayarin.

Seulgi percaya sih mau dibayarin, tapi dia belum pesen apapun sejak dia duduk disini.

Mino yang kurang lebih 15 menit ditunggunya belum datang.

Seulgi mengetuk meja kafetaria sambil ngitung, ngitung sudah berapa lama dia disini.

Awalnya dia juga mau ngajak Wendy, tapi si Mino bilang nggak usah. Dia cuma punya urusan sama Seulgi doang katanya.

Seulgi jadi makin penasaran, sejak kemarin Mino selalu bicara serius dengannya. Sebenarnya Mino punya masalah apasih.

"Oi cewek"

Seulgi menoleh karena merasa ada yang menyapanya.

'kan gue nunggu Mino, kok Aru sih yang dateng?' batin Seulgi, dahinya mengernyit melihat Aru yang sudah duduk dihadapannya sambil minum strawberry milkshake.

"Ngapain lo kesini?" Tanya Seulgi.

"Nggak tahu tuh si cumi, dia nyuruh gue kesini," jawab Hoon yang mengarahkan dagunya pada seseorang yang sedang berjalan di belakang Seulgi.

Seulgi seketika menoleh ke belakang. Dilihatnya Mino yang berjalan kearahnya dengan seulas senyuman.

"Maaf yah Gi, lo udah lama nyampe?" Tanya Mino begitu sudah duduk.

"Nggak kok, nggak lama juga sih," jawab Seulgi.

"Nih orang minta dibeliin minum dulu tadi, jadinya lama," jelas Mino sambil nunjuk Hoon yang masih minum dengan tampang bodo amat.

"Katanya lo cuma perlu sama gue, kok dia juga diajak sih?" Tanya Seulgi sambil nunjuk Hoon yang masih asik minum.

"Gue ada perlu sama kalian berdua," Jawab Mino dengan pasti.

"Gue sama dia?" Seulgi bergantian menunjuk dirinya lalu menunjuk Hoon.

Hoon sih masih bodo amat, dia juga nggak tahu apa sebabnya Mino ngajak dia kesini, yang penting sih dia dibayarin makan.

"Ada yang mau gue omongin sama kalian berdua," Mino berkata dengan serius.

Seulgi menyipitkan matanya, dikepalanya dia memikirkan sesuatu. Jemarinya tanpa sadar mengetuk-ngetuk meja dengan resah.

'Apa Mino tahu gue suka sama Aru?' batin Seulgi curiga.

'Terus maksudnya dia mau jadi mak comblang gitu?' dalam hati Seulgi masih berspekulasi sambil menatap Mino curiga.

Lain cerita lagi dengan Hoon. Walaupun seolah tak peduli dengan apa yang akan Mino katakan padanya, nyatanya pikirannya berkata lain.

'Si Mino, ngapain sih ngajak gue sama Ugi kesini, oh jangan-jangan nih orang mau gue sama Ugi nggak berantem lagi kan? Cih, orang kita udah baikan kok,' ungkap hatinya Hoon.

Dibalik sedotan yang ada dimulutnya, ada seulas senyuman tipis meledek untuk Mino.

"Tunggu deh, lo nggak ada rencana aneh-aneh kan?" Tanya Seulgi.

"Sedikit sih," balas Mino sambil nyengir.

"Oke, jadi gini, gue butuh banget bantuan kalian berdua," lanjut Mino.

"Bantuan apa?" Heran Seulgi.

"Gue butuh bantuan kalian buat cari tahu  orang yang ngikutin Irene selama ini"

AIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang