046_ Fablous Four (1)

178 35 32
                                    

Hoon marah. Dia kesal. Sebal? Tentu saja. Intinya Hoon sedang dilanda kecewa. Iya begitulah yang dirasakannya sekarang, ketika dilihatnya dua orang yang kini tengah ngobrol berdua saja di hadapannya.

Hoon melipat tangannya di dada dengan malas.

"Kesambet lo?"

Hoon hanya mencibir malas perkataan seseorang yang baru saja mengajaknya bicara.

"Ru, jangan ngambek gitu dong"

Kali ini Hoon hanya mendengus tidak suka saat Ugi bicara padanya.

"Kalian itu budek yah?" Respon Hoon yang membuat kedua orang di depannya mengerut bingung.

"Kalo gue bilang nggak mau ya enggak," kata Hoon lagi.

"Gue tuh nggak suka yah dipaksa-paksa gini," cerocos Hoon lagi.

"Njir, lebay banget lo," kata seseorang yang langsung memukul Hoon dengan tangannya.

"Jangan sentuh-sentuh, tangan lo bau dosa," sewot Hoon.

"Karena lo udah ada disini, mending lo bantuin kita daripada diem begitu," orang itu bilang lagi.

Hoon sekali lagi menatap malas ke arah Seulgi lalu ke arah Mino.

Sumpah yah demi apapun, Hoon sewot banget sama dua orang ini. Lagi leha-leha tiduran di rumah, tiba-tiba aja Ugi telepon heboh bilang ada masalah genting. Dan akhirnya sekarang dia nyasar di bawah pohon mangga dekat gedung fakultas seni.

Si Ugi minta ketemuan disitu. Begonya tanpa tanya dua kali, Hoon langsung gercep on going. Dan ternyata, yang menunggunya disana bukan cuma Ugi , disitu juga ada Mino yang ngejogrok nyender di batang pohon mangga sambil kasih senyuman selamat datang buat dia.

Dari radius 5 meter saja Hoon sudah mencium bau-bau menyengat kesialan bagi dirinya. Dan setelah dia tanya "Ada Apa?" Sama dua orang itu, si Mino malah menyahut seperti ini "selamat bergabung di tim sukses Mino Irene"

Anjir. Masih aja masalah itu. Kenapa dia yang ketiban sial sih.

"Nggak mau, ogah sana nyari orang lain aja nyet," ujar Hoon lagi, intinya dia nggak mau ikut campur.

"Nggak bisa Hong, cuma lo yang bisa bantuin gue sama Seulgi," kata Mino dengan muka dramanya.

"Apaan, temen lo tuh banyak, yang lain aja," Hoon masih keukeh menolak.

Lagian tuh yah, ngapain Hoon diseret-seret segala ke masalahnya si Mino? Dia kan nggak ada urusan, kalo pun Seulgi memang mau bantuin Mino, Hoon sih nggak masalah. Tapi kenapa dia juga harus ikut-ikutan?

"Lagian kenapa harus gue sama Ugi sih?" Heran Hoon.

"Soalnya Seulgi tuh juga pernah lihat orangnya," jawab Mino.

Hoon serta merta melirik Ugi.

"Lo pernah lihat orangnya?" Tanya Hoon pada Seulgi. Seulgi mengangguk.

"Dia gangguin lo juga?" Tanya Hoon.

"Iya, dia juga sering neror Seulgi Hong, parah kan tuh orang," ini yang jawab Mino.

Sebenarnya Seulgi mau jawab, tapi Mino lebih dulu menyahuti.

"Kok lo nggak pernah cerita ke gue lo pernah ketemu sama orang itu?" Tanya Hoon.

"Lo inget orang aneh yang ngikutin kita di mall kan?" Tanya Seulgi hati-hati.

"Wendy sama Yoon?" Tebak Hoon.

"Ish bukan, tapi orang yang nggak sengaja ke foto sama gue," jawab Seulgi.

"Yang mana? Bukannya waktu itu Wendy sama Yoon yang ngikutin kita?" Heran Hoon.

AIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang