Seulgi baru saja keluar dari ruang guru, dia baru selesai membantu salah seorang guru menyalin nilai ulangan harian.
Sesungguhnya saja Seulgi malas luar biasa, karena teman-temannya yang lain bersenang-senang, Seulgi justru harus berkutat dengan pekerjaan yang sesungguhnya bukan tugasnya itu.
Hari ini outing class, jadinya banyak siswa yang memilih duduk-duduk rumpi di depan kelas masing-masing sambil nontonin anak-anak yang lagi main bola di lapangan.
Sebenarnya Seulgi sangat tidak suka jika harus lewat di koridor yang ramai, tapi mau gimana lagi, hanya koridor ini yang bisa ia lalui untuk menuju kelasnya di ujung lorong.
Baru saja melewati satu kelas, tapi Seulgi sudah mendengar beberapa anak laki-laki bersiul. Apa mereka bersiul padanya?
Sementara beberapa cewek yang lagi ngerumpi tiba-tiba berbisik-bisik menatap Seulgi.
Seulgi memilih bersikap acuh dan terus berjalan. Toh dia tak melakukan kesalahan apapun. Tapi lihatlah, bahkan setelah melewati beberapa kelas pun masih banyak yang memperhatikan Seulgi.
Ada apa sih sebenarnya? Apa yang salah sama Seulgi?
Keheranan Seulgi makin menjadi ketika tangan seseorang dengan lancang tiba-tiba menyentuh pundaknya. Hal itu membuat Seulgi menghentikan langkahnya.
Dia menoleh ke belakang dan dilihatnya seseorang tengah menatapnya tajam.
Yakh, si sipit kenapa so akrab banget sih?
Ayolah, mereka juga cuma kenal gara-gara kejadian kemarin. Tapi kenapa cowok itu seolah-olah sudah jadi temannya hingga lancang sekali memegang pundak Seulgi.
Seulgi tadi memang melihat Hoon di depan kelasnya, gara-gara kejadian telat bersama entah kenapa dia jadi sering lihat Hoon yang ternyata satu angkatan sama dia dan kelasnya pun nggak jauh-jauh amat dari kelasnya Seulgi.
"Apaan sih? Ngapain lo pegang-peang pundak gue?" Sentak Seulgi. Dia ingin melepaskan tangannya Hoon. Tapi cowok itu justru mencengkeramnya lebih kuat.
"Ikut gue," kata Hoon.
"Lo kenapa sih pit, jangan sok kenal deh," ungkap Seulgi. Dia nggak mau lagi berurusan sama cowok yang udah buat dia dihukum.
"Bawel banget sih, cepetan jalan," Hoon terus memaksa, bahkan dia mendorong pundak Seulgi dengan paksa dari belakang.
Seulgi yang kewalahan dengan tenaga cowok yang dibelakangnya terpaksa harus ikut menggerakkan kakinya.
Tapi yang ada Seulgi malah jadi risih sendiri. Gimana nggak risih, orang si sipit jalan persis dibelakangnya dengan kedua tangan tetap mendorong Seulgi dari belakang.
Sumpah malu-maluin. Orang lain mungkin bakal ngira mereka anak SMA yang lagi main kereta-keretaan.
......
Seulgi nggak tahu kalo si sipit bakal ngajak dia ke dekat gudang, tempat kemarin mereka loncat masuk ke sekolah.
Oh jangan-jangan nih orang kali ini mau ngajak Seulgi bolos. Tidak bisa, dekat-dekat orang ini aja bawaannya Seulgi udah nambah dosa, apalagi kalo bolos bareng.
"Ngapain ngajak gue kesini? Gue mau ke kelas, lepasin," Seulgi sekali lagi mencoba melepaskan cengkraman Hoon dari pundaknya.
Tapi Hoon dengan mudahnya justru balik mencekal pergelangan tangan Seulgi dan menarik cewek itu untuk mengikutinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AIR
FanfictionAru bagi Ugi, ataupun sebaliknya itu seperti udara. Selalu ada. Lee Seung Hoon x Kang Seulgi