015_ HBD Jong Dae

276 53 9
                                    

"Chen, main Yok!" Hoon teriak-teriak di depan rumahnya Chen.

Nggak punya malu banget nih orang. Padahal rumahnya Chen ada di kawasan Ellite, tapi Hoon sebodo amat. 

Begonya lagi, Hoon yang katanya paling pintar sefakultas kayaknya nggak tau caranya mencet bel. Ugi langsung nginjak kakinya Aru biar lelaki itu berhenti ketok-ketok pintu. 

"Tinggal pencet belnya Ru," kata Ugi.

"Kok lo ngatur-ngatur sih?" Aru nyolot. Eh dasar si anjir, Ugi melotot biar Aru cepetan pencet belnya.

"Cepetan pencet belnya!" suruh Ugi.

"Nggak mau lo aja!" 

"Lo apa susahnya sih?"

"Laddies First Gi," balas Aru nggak nyambung.

"Gue lagi pegang kue!" Ugi mengingatkan. Aru seketika menatap tangan Ugi yang membawa kotak kue. 

"Yaudah, sini gue yang bawa. Lo yang pencet bel," suruh Aru lalu mengambil kotak kue. 

Ugi khilaf, akhirnya dia ngalah juga. Dia yang mencet bel sedangkan Aru yang megang kue. Aru memang gitu orangnya, sifat keras kepalanya kadang nyusahin diri sendiri.

Setelah menunggu beberapa saat akhirnya pintu rumah terbuka dan menampilkan Chen dengan muka terkejutnya.

"Happy Birthday Chen," teriak Aru sama Ugi bersamaan. Mereka memang mau ngerayain ulang tahunnya Chen, mumpung orangnya masih disini.

Chen tersenyum lebar mendapati kedua sahabatnya berkunjung. Dia nggak nyangka kalo bakal dikasih kejutan kaya gini. Bahkan dia tak menaruh curiga saat Hoon menelponnya pagi tadi, dan menanyakan siang nanti akan pergi kemana.

Dan ini pertama kalinya lagi mereka merayakan ulang tahun bertiga, setelah terakhir kali merayakan ulang tahunnya Seulgi saat masih kelas dua SMA, itu seingatnya Chen.

"Ayo masuk," ajak Chen. Mereka akhirnya masuk ke ruang tengahnya rumah Chen.

Bahkan tanpa disuruh pun dua sahabatnya itu langsung duduk-duduk manja di sofa empuknya Chen. Mungkin ini akibat dari Chen yang selalu bilang 'anggap aja rumah sendiri' saat dua sahabatnya itu datang berkunjung.

"Tiup lilin dong Chen," suruh Ugi yang sekarang sudah duduk di karpet. Aru melemparkan korek yang dibawanya  pada Ugi. Dan langsung saja digunakan Ugi buat nyalain lilinnya.

"Make a wish," Pinta Seulgi saat mengangkat kuenya di depan Chen.

"Gue titip ya Chen," tutur Hoon. 

"Gue juga," Seulgi ikut-ikutan.

Chen hanya tersenyum. Mereka memang selalu begitu. Itu namanya ritual ulang tahun,  siapa yang sedang berulang tahun harus mau dititipi wish sama yang lain 

"Wish nya semoga gue punya adik laki-laki walaupun gue udah gede"

Aru sama Ugi mengamini, mereka tau Chen dari dulu selalu ingin punya adik karena dia anak tunggal. Dan sering ditinggal orang tuanya yang sibuk bekerja.

"Buat sahabat gue Hoon, semoga bisa lunasin utang-utangnya dan nggak numpang gartisan mulu. Buat Seulgi yang paling cantik, semoga nggak banyak makan lagi, amin"

"Ye cumi, gue sekarang nggak numpang gratisan lagi," bantah Hoon setelah memberi satu toyoran gratis di kepalanya Chen.

"Mana percaya gue," kata Chen.

"Gue sekarang nyari gratisan, bukan numpang," elak Hoon yang langsung kena pukul sama pisau kue yang dipegang Seulgi.

"Nggak usah dengerin nih orang!" kata Seulgi sambil melirik tajam Hoon. Si Hoon ikut natap Seulgi, seolah bilang 'apa salah gue?'

AIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang