040_ Remember Me

218 41 81
                                    

Sepertinya Joo Hyuk sudah membuat keputusan yang salah, dan cowok itu mengakuinya untuk saat ini. Harusnya, dia tidak membawa orang-orang ini kesini. Lihatlah, bahkan orang-orang yang ia percaya mampu membantunya itu justru merepotkannya saat ini.

“Kalian niat bantuin nggak sih?”

Hening. Nggak ada yang bersuara untuk menjawab pertanyaan Joo hyuk tadi. Joo hyuk sendiri hanya bisa garuk-garuk kepala sebal, sebenarnya daritadi dia ngomong sama orang bukan sih?

“Woy, kenapa diem semua sih?” heran Joo Hyuk.

“Jangan ajak omong gue,” Ini yang nyahutin si item tengil, alias Mino. Dia terlihat duduk bersandar di meja sambil memandangi tembok.

“Yaaah, gue kan mau minta tolong sama kalian, kok kalian malah ngambek gini?” geram Joo Hyuk.

“Siapa yang ngambek? Gue nggak ngambek tuh,” Yoon lagi meluk tasnya sendiri menyahut, tapi dia juga daritadi sibuk bengong ngeliatin lantai.

“Harusnya kalo kalian nggak mau bilang dong, kan gue bisa minta tolong sama yang lain”

“Gue mau bantuin kok, tapi nanti yah tunggu gue mau,” jawaban ngelantur bin ngawur ini datang dari orang yang kebanyakan ngisep bau obat bius. Jinu.

Hari ini dia lagi libur magang, dan kebetulan Joo Hyuk melihatnya di kampus, yaudah ia panggil aja sekalian buat bantuin dia, eh ternyata sekarang tuh cowok beneran udah kaya orang kena bius.

“Hong, ayo dong, katanya mau bantuin, kok lo malah main hp aja sih?” heran Joo hyuk pada Hoon yang lagi rebahan sambil natap ponselnya tanpa berbuat apapun.

“Nggak jadi deh Joo, gue jadi males nih,” jawab Hoon tanpa menoleh sedikit pun.

Emang rese ih temen-temennya, salahnya juga sih kenapa dia malah ngajak tipe-tipe orang php kaya mereka kesini. Malah jadi gini kan.

Berhubung mereka akan naik semester dan semester depan adalah tahun terakhir mereka, maka berakhirlah pula Joo Hyuk dengan jabatannya sebagai ketua BEM.

Yah walaupun belum peresmian secara resmi, setidaknya sebentar lagi ruangan ini bukan hak miliknya lagi. Jadilah Joo Hyuk memutuskan untuk mengeluarkan semua barang-barang miliknya sekarang.

Dan karna ada beberapa barang yang harus diangkut tak butuh satu orang saja jadi dia minta bantuan makhluk-makhluk ini. Dan yah bisa dilihat, ekspetasinya berantakan.

Joo Hyuk frutasi. Punya temen kok gini amat, mana yang lain nggak bisa dihubungin lagi. Tapi kayanya Tuhan denger nestapanya Joo Hyuk, karena tiba-tiba saja seseorang membuka pintu.

“Bang kata temen gue lo nyari ke kelas yah? Ada apaan?”

Joo Hyuk tersenyum lebar. Oh lupakan saja empat makhluk tak ada guna itu, sekarang dia punya dua orang yang lebih fungsional.

“Iya, gue tadi ke kelas lo, eh lo nggak ada,” balas Joo Hyuk.

“Gue habis nyari makan sama Bobby tadi, ada apaan emangnya?”

“Jadi gini.......”

Jun dan Bobby ngangguk-ngangguk paham aja waktu Joo hyuk jelasin panjang lebar. Mereka langsung kesini tadi begitu tahu dari temannya Jun kalo Joo Hyuk nyariin dia.

“Lagian lo ngapain juga ngajak jomblo-jomblo itu kesini?” heran Jun sambil natap empat serantai yang sedang mengadakan reuni orkestra patah hati itu.

“Kenapa sih mereka?” heran Joo hyuk, jujur aja dia tidak tahu menahu kenapa teman-temannya tiba-tiba tak berdaya seperti itu.

“Kaya lo nggak tahu aja urusan hati,” Bobby mengatakannya sambil duduk di sebuah kursi.

AIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang