Tuan Oh tampak gelisah mondar mandir di depan pintu dimana Guanlin sedang di tangani oleh dokter yang berada disana.
Awalnya Tuan Oh masuk tempat tindakan Guanlin tersebut, namun sayang nya Tuan Oh terpaksa keluar di suruh oleh dokter, agar tidak mengganggu tindakan yang sedang di tangani oleh dokter tersebut.
'Edward-ah ... Mianhae .... daddy tau daddy salah' lirih Tuan Oh dalam benak.
Ceklek
Tampak seorang dokter keluar dari ruangan Guanlin tersebut.
"Bagaimana keadaannya ?" tanya Tuan Oh cepat.
"Pasien sudah mulai stabil, dan butuh istirahat yang lebih" ucap sang dokter pada Tuan Oh.
Tanpa di sadari cairan bening dari kedua manik Tuan Oh kini membasahi begitu saja kedua pipi Tuan Oh.
Ia tak pernah berfikir bahwa hari seperti hari ini akan tiba, ia tak pernah berfikir bahwa anaknya akan dalam bahaya, walaupun sudah tidak berada di dekatnya.
Berkali kali Tuan Oh mencari sebuah nama yang mungkin mengenali identitas putranya tersebut, namun tak satupun nama yang terbesit di otak nya benar benar cocok dengan latar belakang dari penculikan Guanlin tersebut.
Setelah kurang lebih satu jam Guanlin pun di pindahkan ke ruang rawat inap VVIP yang sudah disiapkan sebelumnya.
Dengan langkah tergesa Tuan Oh melangkahkan kakinya menuju ruangan rawat inap Guanlin.
Guanlin masih setia memejam kan maniknya, badannya tampak terbaring lemah, lengan dan kepalanya masih terbalut perban rapi.
'Bangunlah ... daddy disini sayang' monolog Tuan Oh dalam benak.
Lalu dimana Daniel dan Seongwu ?
Daniel dan Seongwu kini sudah berada di kamar Minhyun dan juga Jinyoung.
Keduanya tampak tergeletak lemah di ranjang rumah sakit, hanya saja dokter mengatakan bahwa keduanya sebenarnya tak mengalami cidera yang terlalu parah, hanya saja syok yang membuat keduanya masih setia menutup kedua maniknya.
"Minhyun-ah .... Jinyoung-ah ... kalian tak mau bangun heum ?" ucap Seongwu pelan menatap kedua wajah sahabat nya itu.
Tentu saja tak ada jawaban ataupun sautan dari keduanya.
Ceklek
Pintu rawat inap Minhyun dan Jinyoung pun terbuka, menampilkan dokter muda dengan berbalut jas putih dengan stetoskop yang menggantung di lehernya.
"Apa kalian masih keluarga pasien dari pasien yang berada di ruang rawat operasi ?" tanya dokter muda itu pada Daniel dan Seongwu.
Daniel menatap Seongwu sejenak, dan mengingat perkataan polisi yang sebelumnya memberitahu mengenai identitas korban.
"Ah ... itu masih paman kami... lebih tepatnya anaknya juga menjadi pasien disini" tanggap Daniel cepat.
Dokter itu menganggukan kepala nya, dan tersenyum tulus.
"Kalau begitu ... saya akan memberitahukan bahwa operasi telah berhasil di tangani, dan pasien akan di pindahkan ke ruang rawat inap... bisakah anda mengurus administrasi nya agar pasien dapat di pindahkan?" tanya dokter muda itu.
Daniel dan Seongwu reflek menganggukan kepalanya bersamaan.
"Baiklah, saya permisi terlebih dahulu" ucap sang dokter muda tersebut, lagi lagi Seongwu dan juga Daniel serempak membungkukan badannya pada dokter muda itu.
"Niel ... apa kita sebaiknya memberitahu Tuan Oh saja, mengenai Tuan Lai yang sudah bisa di pindahkan ke ruang rawat inap.. siapa tahu bisa dirawat bersebelahan dengan Guanlin ?" usul Seongwu pada Daniel.
"Kurasa ide mu boleh juga Seongwu- ya, kalau begitu aku akan ke kamar Guanlin, kau tunggulah disini .. siapa tahu mereka sebentar lagi sadar" ucap Daniel sambil menepuk pundak Seongwu.
"Hng .. pergilah" ucap Seongwu pelan.
Tak lama Daniel meninggalkan Seongwu, dan kedua sahabat lainnya yang masih belom sadarkan diri.
...
...
Sebuah bantingan pintu yang keras kini mendominasi rumah megah yang sepi penghuni itu.
Pria paruh baya itu tampak mengepalkan tangannya, dan jangan lupakan luapan emosi yang kini tampak sangat jelas di wajahnya.
Prang !!
Sebuah Vas yang menghiasi meja kerja nya kini sudah hancur berkeping keping.
"Bodoh !! bagaimana bisa hal itu terjadi !" teriak pria paruh baya itu frustasi.
Semua pekerja yang berada di rumah itu tampak bergidik ngeri pada Tuannya itu, dan mereka sepakat untuk tak muncul di hadapan Tuannya yang sedang mengamuk itu.
Jika sudah begini, tak ada yang dapat meredakan amarah pria paruh baya itu.
Dengan lemas, dan emosi memuncak pria paruh baya itu mengambil segelas wine dan meneguknya sekaligus.
"Tinggal sedikit lagi ... sedikit lagi mereka di tangan ku ... tapi apa ini ! arghhh" geram pria paruh baya itu sambil sedikit menjambak rambutnya.
"Harus nya aku membunuh nya ... ya aku membunuh mereka agar jalan ku mulus tak seperti ini .... HAHAHA" ucap pria paruh baya itu frustasi dan tawanya yang terkesan dipaksakan.
Dengan langkah perlahan, dan tanpa mempedulikan pecahan beling, pria paruh baya itu melangkahkan kaki nya menuju lemari brangkas yang ia taruh di balik kanvas.
"Oh sweaty ... maukah kau membantu ku kali ini ?" ucap pria paruh baya itu sambil mengusap pistol kesayangannya yang sengaja ia simpan di dalam brangkas tersebut.
Pria paruh baya itu memasukkan pistol tersebut di balik celananya.
Seolah tak terjadi apapun, pria paruh baya itu keluar dari rumah nya, menyalakan mesin mobilnya.
"Mari kita selesaikan langsung" gumam pria paruh baya itu sambil menyunggingkan senyuman nya yang tak dapat diartikan.
.
.
Tap
Tap
Tap
BRAK !!
"Dimana Tuan Kim ??!!"
...............
TBC
See you next chapter
Please leave comment and vote ....
.
.
Seya
KAMU SEDANG MEMBACA
CRYPT [2PARK][END]
FanfictionWoojin adalah seorang pemuda yang berstatus sebagai siswa senior high school, yang mempunyai rasa penasaran yang tinggi, hingga ia menemukan tempat yang selama ini tidak diketahui oleh kebanyakan penghuni sekolah..... ......ruang bawah tanah 'Di-di...
![CRYPT [2PARK][END]](https://img.wattpad.com/cover/170715835-64-k81945.jpg)