Chapter 39| 🦧

426 34 17
                                        

Wajah Woojin tampak berantakan kali ini, jangan lupakan degup jantungnya yang terasa cepat dan menyesakkan dada.

Arah pandang manik Woojin mengedar secara meluas, mencoba mencari daerah tertinggi dari gedung tersebut.

Apa yang sebenarnya terjadi dan mengapa Woojin tampak begitu panik?

Woojin menghela nafasnya kasar, dengan sesekali melirik jam tangannya.

Setelah di rasa tempatnya saat ini cukup sepi, bahkan bisa di bilang hanya dirinya seorang yang berada disana, barulah Woojin mencoba menghubungi Daniel terlebih dahulu.

Tak butuh waktu yang lama untuk menunggu Daniel mengangkat telefon, sebab telefon tersebut langsung diangkat oleh Daniel.

"Hyung ... dengarkan aku baik baik, tak usah bertanya mengenai aku mendapatkan informasi dari mana, ataupun informasi ini valid atau tidak, yang jelas kita hanya memiliki waktu kurang lebih 2 jam lagi ..."

Daniel yang mendengarkan suara Woojin layaknya ancaman, seketika terdiam dan langsung menanyakan maksud pembicaraan Woojin tersebut.

Dengan cepat Woojin mengatakan apa yang ia dengar sebelumnya pada Daniel.

Daniel sedikit tersulut emosi bahkan manik nya secara refleks terpejam dengan tangannya yang terkepal.

Untung saja Daniel yang memang mampu bersikap profesional, ia langsung mengambil tindakan cepat dan mengintruksikan pada Woojin mengenai hal apa yang harus ia lakukan.

Setelah nya barulah Woojin kembali menutup telefonnya.

Dengan hati hati Woojin mulai menyusuri rooftoop rumah sakit tersebut, ia mencari benda berwaktu itu.

Sesekali manik Woojin menatap jam yang melingkar.

Waktu yang ia perlukan untuk mencari benda itu hanya selama satu setengah jam saja yang tersisa.

"Arrggh brengsek ! Sialan sekali pak tua itu, bisa saja menyuruh pembunuh itu untuk mengedarkan bom disini !" pekik Woojin putus asa.

Rooftoop itu ia susuri secara perlahan sejauh ini alat detector bom yang Woojin pegang belum juga berbunyi, dan menandakan adanya bom disana.

Sejenak Woojin terduduk, hatinya terasa sesak, dan tak mampu berkata apa apa, hanya umpatan umpatan belaka yang dapat ia keluarkan di dalam benak nya itu.

Tanpa sengaja manik Woojin mendapati layaknya lampu yang sedang menyala berkelap kelip, lantas dengan cepat Woojin beranjak kearah dimana ia melihat lampu tersebut dengan kedua maniknya.

"Astaga ! Ini ...,"

Sesuai dugaan Woojin sebelumnya bahwa informasi itu ternyata memanglah valid, maka dengan cepat Woojin memberitahukan pada Daniel mengenai temuannya termasuk menanyakan mengenai temuan Daniel.

Beberapa kali Woojin mencoba menghubungi Daniel, namun sayangnya tak satupun panggilan Woojin terjawab.

Waktu terus berjalan, bahkan waktu yang tersisa hanyalah 45 menit.

Mau tidak mau Woojin harus mengambil langkah inisiatifnya sendiri, jika ia tak berani mengambil keputusan tersebut, maka mungkin satu rumah sakit itu tak akan ada yang selamat termasuk dirinya, dan yang terbaik untuk saat ini ia harus tetap melapor pada pihak kepolisian sesuai dengan arahan Daniel sebelumnya.

Woojin menghubungi pihak berwajib dan mengatakan bahwa dirinya kini sudah menemukan bom yang dimaksud dan hanya memiliki waktu kurang lebih selama 40 menit.

Awalnya pihak kepolisian tersebut mengatakan bahwa ia diwajibkan menunggu pihak penjinak bom datang, hanya saja Woojin yang tak terlalu percaya pada waktu kedatangan penjinak bom akan datang tepat waktu, membuat dirinya memaksan berargumen pada polisi bahwa ia akan membantu menjinakkan bom tersebut dengan instruksi dari pihak kepolisian.

Setelah lama menghambiskan waktu 10 menit perdebatan, akhirnya Woojin diperbolehkan menjinakkan bom dengan instruksi dari pihak kepolisian, dan jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan pihak polisi tidak bertanggung jawab.

Dengan tekad yang bulat saat mengingat wajah Jihoon yang tergiang dikepalanya, Woojin mengiyakan apa yang di instruksi kan pihak polisi, dan segera mengambil alat yang memang ia butuh kan.

Sebelum benar benar mendengarkan penjelasan dari penjinakkan bom oleh polisi, Woojin telah mengambil gambar bom tersebut, dan sedikit mempelajari mengenai struktur bom tersebut.

Jari jari Woojin yang lincah saat mengetikkan mengenai pencarian bom tersebut membuat nya dalam kurun waktu 7 menit ia sudah mampu mempelajari struktur tersebut.

Bom tersebut terlihat simple dan tak terlalu rumit, hanya saja saat Woojin benar benar mempelajarinya ternyata jauh di balik itu.

"Anak muda ... kau masih disana?" tanya seseorang di seberang telefon.

Sontak Woojin membuyarkan lamunannya dan mengatakan pada pihak polisi, bahwa bom nya kali ini ternyata cukup sulit, dan merupakan keluaran Rusia.

Setelah nya terdengar instruksi jelas dari polisi tersebut, yang menyuruh Woojin untuk membuka kap dari bom tersebut.

Jujur sebenarnya dirinya tak terlalu percaya diri atau pun pemberani dihadapkan pada bom berukuran tak terlalu besar hanya sebesar 3 inch.

Berkali kali Woojin menghela nafasnya kasar, dan mengusap keringat nya yang berjatuhan begitu saja.

Saat membuka kap tersebut, terlihat lah beberapa tulisan yang bisa dibilang cukup asing dan kurang ia mengerti, namun bukan Woojin namanya jika ia tak dapat memecahkan maksud coretan yang tertulis pada body bom tersebut.

'Ck ... kau fikir aku akan kalah ... tentu saja tidak ... Hoonie tunggu aku sebentar, aku akan kembali ke pelukan mu setelah menyelesaikan ini semua ... kau percayakan semuanya padaku.' Monolog Woojin dalam benak.

Dilain tempat ....

Seorang pemuda dengan handsfree di telinga nya kini tampak terlihat sangat serius, dengan tangannya yang juga tampak sibuk mengotak atik benda di hadapannya.

Dari jauh mungkin pemuda itu tampak terlihat biasa saja dan santai dengan benda yang di hadapannya, namun jika diperhatikan dari dekat maka justru akan terlihat sebaliknya.

Rahang yang terkatup, dengan manik yang fokus, dan degup jantung tak beraturan yang sesekali menahan nafasnya saat memotong satu persatu kabel yang ia potong.

"Dad ... satu lagi ... kabel mana yang harus kuputus ?"

"..."

"Hng, Aku mengerti ... maafkan aku yang selama ini tak pernah menghubungi mu, dan suka membuat kekacauan, jangan katakan pada hyung mengenai hal ini dad, nanti hyung akan marah lagi ... doakan aku dad ... aku akan memutus kabel terakhir ini ... sampai jumpa dad,"

Klik !

............

TBC

See you next chapter

Leave comment and vote ...

.
.

Seya

CRYPT [2PARK][END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang